Chapter 1

5.2K 254 8
                                    

Note : Karena marga Soo Hyun dan Ji Won sama-sama Kim, biar pembaca tidak bingung bedain orangtua mereka, saya buat bedanya ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Note : Karena marga Soo Hyun dan Ji Won sama-sama Kim, biar pembaca tidak bingung bedain orangtua mereka, saya buat bedanya ya.
Orangtua Soo Hyun : Tuan Kim, Nyonya Kim
Orangtua Ji Won : Tn.Kim, Ny.Kim

Ceritanya cukup berat dan mengangkat topik yang krusial. So, jika kamu belum cukup umur alias belum dewasa, sangat tidak disarankan ya

Walking On Water

Seoul, Korea Selatan.

March 20, 2024.

"She is Kim Ji Won.."

Wanita paruh baya dengan stelan ibu sosialita itu memamerkan sebuah foto di atas meja kepada pria muda 31 tahun yang merupakan anak sulungnya.

"I know her so well. So, if you...", wanita itu mendongkak setelah mendengar helaan napas panjang daripada Kim Soo Hyun. Anak yang saat ini duduk berhadapan dengannya di sebuah coffee shop pada area yang tidak terlalu jauh dari bangunan gedung kantor anaknya itu bekerja.

"Kau menghela napas?" Serang wanita yang akrab dipanggi sebagai Nyonya Kim itu sambil meluruskan kembali posisi duduknya, lalu melipat tangan di depan dadanya.

Wanita itu melihat hingga ke jiwa Soo Hyun. Menatap tanpa kedipan, lalu segala jubah kekayaan dan kekuasaan yang saat ini menempel di tubuh Nyonya Kim seolah tak berarti apa-apa untuk mengintimidasi sang anak.

Pria dewasa itu tidak langsung menanggapi serangan ibunya. Ia hanya menyandarkan punggung yang tegap pada sandaran kursi. Kedua tangannya ia buat mengusap rambut berdirinya yang klimis, lalu membuka penolongnya melihat, sang kaca mata minus untuk bisa menutup wajahnya kemudian.

"Oh, Lord.."

Kembali, Soo Hyun bertubuh tinggi itu menghela napas sebelum menggunakan kaca matanya. Terlihat jelas di kulit putih wajahnya yang memerah padam, bahwa ia menahan kekesalan. Namun enggan mengutarakan dengan cara brutal seperti yang seharusnya.

"Mom, apa kita harus melakukan langkah putus asa ini?" Timpal Soo Hyun pada akhirnya.

Begitulah mereka dan keluarganya memanggil pria yang menggunakan stelan formal dengan jas berwarna khaki untuk memeluk tubuhnya itu, dan sedang memberikan sang ibu tatapan putus asa.

"Ini sudah tak lucu lagi", lanjut Soo Hyun sangat frustasi mendengar ide-ide gila sang ibu yang sepertinya sudah akrab di hadapinya. Namun sedikitpun tak melunturkan wibawa dan kharisma di aura wajah dan stelan pebisnis muda pada diri Soo Hyun.

Indah senja di luar sana seperti menggambarkan tampilan visual Soo Hyun memanjakan mata yang melihat. Seperti penyegar pada udara, pesona dan tampan di wajah itu bahkan tak bisa tersisihkan sekalipun ekspresinya sedang tak mendukung untuk itu.

Sesuatu di dalam dirinya sedang memberontak memberikan aura negatif seperti marah, namun wajah teduh itu menelan semuanya. Marah tidak marah, Soo Hyun akan tetap menjadi sosok yang mempesona.

Walking on WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang