8

53 11 1
                                    

"Cantik sekali anakku" Puji Retno pada Anala. Gadis tersebut mengenakan blazer pink yang senada dengan roknya. Rambut ia biarkan tergerai hanya bagian sisi ia sematkan ke belakang. Riasan tipis menyempurnakannya.

"Benarkah, Ibu?" Anala tersipu malu.

"Apakah aku pernah berbohong?" Tanya Retno serius. Anala memeluk Retno erat.

"Berdiri tegaplah, An. Sebagai seorang Anala Leora Sandhya. Kau pantas mendapatkan apa yang sudah hilang darimu" Lirih Retno membalas pelukan Anala erat.

"Maaf menganggu. An, lelakimu sudah datang" Nena mengintrupsi keduanya. Anala melepaskan pelukannya. Gadis tersebut sudah menangis saat Retno memeluknya erat.

"Jangan menangis, anak cantik" Retno menghapus air mata Anala. "Ayo, jangan buat lelakimu menunggu, An. Hari ini hari penting untukmu" Ucap Retno sedikit merapihkan dandanan Anala. Gadis tersebut tersenyum hangat. Ia selalu suka saat Retno begitu memperhatikannya.

Kenan mematung saat melihat Anala dihadapannya. Hingga lupa apa yang harus ia katakan.

"Pergilah, kalian bisa terlambat nanti" Ucap Retno menyadarkan Kenan. Lelaki tersebut mengangguk. Menggenggam jemari Anala lembut.

"Apakah ada yang salah, Ken?" Anala membuka percakapan. Sejak tadi Kenan nampak diam.

"Kau cantik sekali, An" Lirih Kenan. Oh ayolah, lelaki tersebut pasti bercanda. "Aku bahka lupa apa yang harus ku katakan sejak tadi. Kepalaku tak bisa fokus" Tambah Kenan.

"Berhenti membual, Ken. Fokuslah!" Pipi Anala bersemu merah. Menandakan bahwa sang gadis cukup malu.

Kenan tersenyum. Menarik tangan Anala. Mencium lembut punggung tangan sang gadis.

Sesampainya di Sandhya, Kahvi dan Jarrel sudah menunggu Kenan dan Anala.

"Kau Anala Sandhya? Cantik" Puji Jarrel. Anala hanya tersenyum kikuk. Sedang Kenan memberikan tatapan tajam pada Jarrel.

"Aku Kahvi. Kakak sepupu Kenan" Kahvi mengulurkan tangannya yang tentu saja Anala sambut baik.

"Anala" Balas Anala.

"Bagaimana?" Kenan menatap dua orang di hadapan nya bergantian.

"Aman. Semua berjalan sesuai rencanamu, Ken" Kahvi menatap Kenan serius.

"Baiklah. Rel, aku percayakan Anala bersamu. Tolong jaga gadisku" Ucap Kenan justru membuat Jarrel menatap Kenan meremahkamn.

"Gadismu? Oh wow! Mengejutkan sekali" Ejek Jarrel mendapat tatapan mematikan dari Kenan. "Baiklah-baiklah. Ayo, An. Kita harus segera bersembunyi" Jarrel mengajak Anala pergi.

"Dia tak akan mengggigitmu. Jika dia kurang ajar. Tendang saja" Ucap Kenan menatap Anala lembut.

"Sialan kau!" Gerutu Jarrel.

"Ayo, Ken. Kita pun harus segera pergi" Kahvi mengintrupsi.

Kenan di ikutin Kahvi di belakangnya memasuki ruang meeting. Semua mata tertuju pada Kenan dan Kahvi saat keduanya berjalan. Bisa dilihat jika Kenan dan Kahvi menjadi yang paling muda namun paling di segani disana.

"Apakah saya terlambat? Atau ada kesengajaan memulai tanpa saya?" Tanya Kenan menatap Rizal paman Anala dengan tatapan tak suka.

"Oh tidak. Bagaimana mungkin saya dengan sengaja melupakan anda seorang Danadyaksa." Ucap Rizal berbasa-basi.

"Seperti rumor yang beredar. Meeting hari ini saya maksudkan untuk akuisisi 75% saham Sandhya oleh Dyaksa Group" Jelas Kahvi tentu saja membuat Rizal tak terima.

Until I Found You [ Chenle x Chaeryeong ] ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang