"Istirahatlah, An. Aku tau kau sangat lelah" Kenan mengelus lembut surai hitam Anala.
"Hm" Jawab Anala hanya dengan sebuah dehaman. Anala masih sedikit kesal karena Kenan tak membalas pertanyaannya semalam. Padahal, Anala saja yang sudah terlelap tidur.
"Ada apa, An?" Tanya Kenan lembut. Cukup sadar jika sejak tadi sang gadis hanya terdiam.
"Tidak ada" Jawab Anala menundukan kepalanya.
"An" Kenan meraih jemari Anala. Menatap Anala tepat di mata. Teduh. Anala suka tatapan Kenan.
"Berhenti bekerja di tempat ibumu. Aku tak suka melihat milikku di sentuh lelaki lain" Ucap Kenan serius. Anala mencoba mencari kebohongan namun tak ia temukan dari netra coklat milik Kenan.
Miliknya? Apakah itu maksudnya? Lelaki tersebut bahkan tak menjawabnya saat ia bertanya perihal cinta. Namun dia menyebut Anala miliknya? Bukankah lelaki tersebut gila? Namun jantung gadis tersebut justru berdegup kencang.
"Anala" Panggil Kenan.
"Baiklah, Ken. Aku tak akan lagi bekerja di tempat ibu. Toh ibu pun tak akan mengizinkannya" Jawab Anala.
"Istirahatlah, kau sudah bekerja keras" Kenan mengelus surai hitam Anala.
Anala menatap Kenan lekat. Lelaki tersebut membiarkannya pergi begitu saja? Sungguh? Kenapa dia menyebalkan sekali. Gerutu Anala.
"Kenapa, An?" Tanya Kenan memastikan.
"Tidak ada" Balas Anala singkat. "Menyebalkan sekali" Gerutu Anala tentu saja mampu di dengar Kenan. Lelaki tersebut terkekeh pelan. Menarik lengan Anala saat sang gadis hendak membuka pintu mobil. Mau tak mau Anala kembali terduduk. Menatap Kenan sebal.
"Aku mendengarnya, An" Ujar Kenan tersenyum.
"Apa?" Tanya Anala ketus. "Sudahlah, bukankah kau menyuruhku istirahat? Kau pun harus segera pergi" Tambah Anala masih dengan nada ketusnya membuat Kenan kembali terkekeh.
Dengan lembut Kenan menarik lengan Anala. Membawa sang gadis pada pelukannya.
"Apakah aku menyebalkan?" Tanya Kenan lembut.
"Em. Sangat menyebalkan" Ucap Anala justru mengeratkan pelukannya pada Kenan. Mencium aroma maskulin kesukaannya dari tubuh Kenan.
"Aku mencintaimu, An. Jadi jangan pernah lagi menanyakannya padaku" Lirih Kenan.
"Aku hanya takut jika aku saja yang mencintaimu, Ken. Maaf" Balas Anala lembut. Kenan mengeratkan pelukannya pada Anala. Tak membalas ucapan Anala.
"Angkatlah, Ken. Telpon mu berdering sejak tadi" Anala melepaskan pelukannya. Kenan menatap malas layar handphonenya.
"Ada apa?" Tanya Kenan tanpa basa-basi.
"Kau ini tidak tau waktu sekali. Sudah jam berapa ini Tuan Kenan? Apa kau lupa hari ini hari pertamamu sebagai Direktur utama Sandhya Group?" Jarrel dari seberang sana mengomel.
"Aku ingat, Rel. Tidak bisakah seorang direktur terlambat masuk?" Tanya Kenan malas.
"Oh, Kenan? Kau serius? Dimana kau sekarang? Biar aku menyeretmu" Ucap Jarrel mulai kesal.
"Aku sedang bersama Anala" Jawab Kenan ringan.
"Tuhan, pantas saja. Manusia satu ini tengah merajut cinta. Ya lakukanlah sesukamu. Silahkan" Jarrel terdengar pasrah.
"Tunggulah. Aku akan disana dalam 30menit" Kenan terkekeh mendengar ucapan konyol Jarrel.
"Ya, terserah padamu. Sudahlah. Aku tak mau menganggu orang yang sedang jatuh cinta" Ucap Jarrel mematikan sambungan telponnya bersama Kenan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Found You [ Chenle x Chaeryeong ] ✓ [SELESAI]
FanficMenemukanmu tak mudah. Maka aku tak akan melepasmu saat akhirnya aku menemukanmu - Kenan Akash Danadyaksa. Menemukanmu seperti memenangkan sebuah lotre. Beruntung - Anala Leora