"Seorang gadis tidak baik melamun disiang hari, An" Nena menyadarkan Anala dari lamunannya.
"Oh!" Anala hanya menjawab ucapan Nena dengan sebuah senyuman.
"Apa yang mengganggu pikiranmu, cantik?" Nena mendudukan tubuhnya disamping Anala.
"Kak, apakah aku tak cukup cantik?" Tanya Anala dengan raut wajah sedih.
"Apa maksudmu? Pertanyaan macam apa itu, An?" Nena menghela nafasnya. "Kau cantik, An. Sangat cantik. Apakah kau lupa jika banyak lelaki hidung belang yang menginginkanmu?" Nena menggelengkan kepalanya.
"Tapi kenapa dia tak menyentuhku, Kak? Aku pikir aku tak cukup cantik hingga membuatnya enggan menyentuhku" Anala meremas rok panjangnya. Menundukkan kepalanya.
"Maksudmu Akash? Lelaki muda kaya raya itu? Dia bahkan belum menyentuhmu?" Anala memberikan anggukan sebagai jawaban atas pertanyaan Nena. "Kau sangat beruntung, An. Dia tak menyentuhmu" Tambah Nena lagi.
"Awalnya aku pun berpikir demikian. Namun kemarin pun ia tak menyentuhku" Lirih Anala. Sebelah alis Nena terangkat.
"Lantas apa yang kalian berdua lakukan semalam?"
"Aku hanya menemaninya tidur kak" Ucap Anala menatap kosong dedaunan di hadapannya.
"Sungguh, betapa beruntungnya dirimu, An" Seru Nena tersenyum hangat.
"Coba tanyakan padanya, An. Aku yakin lelaki tersebut memiliki alasan" Ucap Nena lagi.
"Istirahatlah, sepertinya hari ini waktunya dia datang. Aku yakin dia akan datang lagi malam ini" Nena mengingatkan. Anala hanya tersenyum tipis.
Sudah hampir seminggu sejak terakhir Kenan memintanya ikut. Harusnya hari ini lelaki itu datang, sungguh Anala. Gadis tersebut sangat menunggunya.
Benar saja. Lelaki tersebut datang. Kali ini pun menggunakan Rolls-Royce putihnya.
"Ah, kau datang lagi" Retno tersenyum tipis. "Sebentar aku panggilkan" Lelaki tersebut mengangguk setuju.
Tak lama, Anala. Gadis tersebut muncul. Dengan riasan tipis. Dress selutut berwana pink. Serta rambut yang ia biarkan tergerai.
"Cantik" Ucap Kenan yang hanya mampu didengar dirinya sendiri.
"Pergilah, An. Hati-hati" Retno memegangi jemari Anala erat.
"Aku akan baik-baik saja, Bu" Jawaban yang selalu Anala berikan.
Keduanya pergi. Kali ini Kenan membawa Anala ke sebuah Mansion di sebuah pedesaan. Memakan waktu yang tak sebentar.
"Kemana kau akan membawaku kali ini, Ken?" Kenan hanya tersenyum.
"Tempat ternyamanku, An" Jawab Kenan. Menjulurkan tangannya. "Boleh aku menggenggam tanganmu?" Izin Kenan. Anala menyambut. Menautkan jemarinya pada jemari Kenan. Anala hanya memberikan sebuah senyuman. Ia malu. Gadis tersebut malu. Nyatanya, Seorang Kenan selalu selembut itu memperlakukan dirinya.
"Ayo, An. Pegang tanganku. Aku tak mau kau tertinggal" Seru Kenan. Anala hanya terkekeh mendengar ucapan kekanakan Kenan. Namun sang gadis tetap mengikuti keinginan lelaki tersebut.
Kenan membawa Anala ke sebuah mansion mewah milik Laras. Tempat dimana Laras menghembuskan nafas terakhirnya. Sebuah tempat yang menyakitkan bagi Kenan namun memberikan kenyamanan di waktu yang sama. Terdapat seorang penjaga dan seorang ibu tua menyambut.
"Selamat datang tuan Kenan" Oh kali ini mereka memanggilnya dengan panggilan Kenan.
"Bi, Kau boleh istirahat lebih awal hari ini" Titah Kenan. Dijawab anggukan oleh Wanita tua yang ia panggil dengan sebutan Bi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until I Found You [ Chenle x Chaeryeong ] ✓ [SELESAI]
FanfictionMenemukanmu tak mudah. Maka aku tak akan melepasmu saat akhirnya aku menemukanmu - Kenan Akash Danadyaksa. Menemukanmu seperti memenangkan sebuah lotre. Beruntung - Anala Leora