A little throwback (Anala Leora)

76 21 1
                                    

Sedikit cerita malang Anala Leora Sandhya—

Anala Leora Sandhya. Putri tunggal dari Dani Sandhya. Seorang gadis berkulit putih dengan mata sipit serta surai hitam panjang. Gadis yang cukup pintar dan ceria. Walaupun sedikit pemalu, Anala tumbuh menjadi gadis lembut yang di sukai banyak orang. Terlebih kasih sayang Dani dan Lily sangatlah melimpah bagi Anala yang kemudian menjadi putri satu-satunya juga sebagai Cucu pertama Sandhya.

Anala tau jelas kemana arah masa depannya. Ya, Meneruskan tahta Sandhya Grup. Walaupun Dani, Sang Ayah bahkan Arya sang Kakek tak pernah memaksanya. Mungkin karena Anala seorang perempuan, ia mendapatkan sedikit kelonggaran. Anala bahkan di bebaskan memilih jurusan apa kelak saat melanjutkan kuliahnya. Tentu saja Anala cukup tau diri. Gadis tersebut memilih fakultas yang akan menunjangnya menjadi seorang direktur. Hah. Orang selalu ingin berada di posisinya. Tak pernah tau jika menjadi dirinya tak pernah mudah.

17 tahun usianya. Gadis tersebut masih duduk di bangku kelas 3 sekolah menengah saat ia mendapatkan kabar bahwa Dani dan Lily mengalami sebuah kecelakaan tragis.

"Anala, ayo kita harus bergegas. Tuan dan Nyonya dalam keadaan kritis" Ucap Budi berjalan cepat di depan Anala. Gadis tersebut memilih diam tak menjawab. Kepalanya sudah tak menentu. Ribuan doa ia ucapkan dalam hatinya. Meminta Tuhan memberikan keajaibannya menyelamatkan kedua orang yang paling berharga dalam hidupnya.

"Hallo" Budi mengangkat sebuah panggilan. Keduanya sudah didalam mobil.

"......."

"Baik, saya sudah bersama Nona Anala" Jawab Budi.

"......."

"Baik, Tuan Arya" Budi memutuskan sambungan telponnya. Memberikan kode kepada supir disebelahnya agar langsung menuju kediaman Dani Sandhya.

"Ada apa, Pak Budi? Bukankah Ayah dan Bunda masih di Rumah sakit?" Anala mengerutkan dahinya melihat mobil yang justru melaju menuju kediamannya.

"Tuan Arya meminta saya membawa anda pulang, Nona" Jawab Budi.

Anala tertegun. Segala pikiran negatif coba ia tepis. Ia pun tak berani menanyakan lebih pada Budi. Terlalu takut jika apa yang di kepalanya menjadi nyata.

"Tidak, Tuhan. Jangan sekarang" Batin Anala. Menghapus air matanya yang berhasil lolos.

"Anala, Kemari sayang" Arya menyambut Anala saat gadis tersebut turun dari mobilnya. Pekarangan rumah sudah dipenuhi karangan bunga. Tubuh Anala merosot. Kakinya terlalu lemas. Arya Bahkan membiarkannya terduduk dilantai. Menahan Budi dan beberapa bodyguard agar membiarkan Anala seperti itu.

Anala mencoba bangkit dengan sisa tenaganya. Meyakinkan dirinya beribu kali bahwa ia tak boleh lemah. Ia harus menemui kedua orang paling berharga di hidupnya.

"Ayo, Kakek" Anala menggandeng lengan Arya kuat. Arya membalas cengkraman Anala erat. Mencoba meyakinkan sang Cucu bahwa ia bersamanya.

"Ayah— Bunda—" Lirih Anala melihat dua peti putih berisikan Ayah dan Ibu nya.

"Kalian benar pergi?" Lirih Anala. Menatap nanar kedua peti dihadapannya.

Tak ada air mata. Gadis tersebut tersenyum getir. Mengelus lembut surai hitam Dani dan Lily bergantian.

"Ayo, Ala. Hari semakin gelap. Kita tak bisa lagi menunggu lebih lama" Rizal sang paman merangkul Anala lembut.

Proses pemakaman Dani dan Lily berlangsung cepat. Beberapa tamu sudah berkurang. Anala memilih masuk kedalam kamarnya setelah meminta izin pada Arya untuk beristirahat.

Until I Found You [ Chenle x Chaeryeong ] ✓ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang