23

73 13 26
                                    

Photo by pinterest

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Photo by pinterest

"Asli ya kalau nikahan orang kaya mah wow banget. Gue gemes sama dekorasinya. Pink dan putih. Ngelihatnya tuh seger,"komentar Kairi saat baru saja memasuki gedung pernikahan.

Nayara di sebelahnya mengangguk. "Kak Marvin tipe yang bucin dan bakalan iyain semua kemauan Kak Felisha. Aaaa gue jadi pengen deh punya suami kayak gitu."

"Mending cepetan duduk. Itu para tamu di belakang badan kalian pada antri nungguin,"ucap Ansel.

Kairi mendengus kesal. "Bilang aja kalau kita berisik. Lagian para tamu bisa langsung duduk. Lo kira ini lagi antri sembako yang harus nunggu giliran gitu?"

"Udah, Kai. Kita duduk aja. Malu juga dilihatin tamu. Kita masih berdiri sedangkan mereka udah pada duduk,"ucap Nayara menarik tangan Kairi untuk berjalan duduk di bagian depan.

"Ngomong-ngomong, Serena di undang nggak?"tanya Ansel.

Ansel mengerutkan dahi melihat tatapan tajam Kairi dan Nayara. Dua sahabatnya itu bahkan melipat kedua tangan. "Ngapain lo nanyain Serena?"

"Lo ada rasa sama dia? Jelas-jelas itu cewek nggak bakalan di undang,"celetuk Nayara.

Kairi mengangguk setuju. "Iyalah. Siapa yang mau ngundang cewek caper sok dramatis macam dia."

"Girls, jangan begitu. Seburuk apapun sikap Serena. Kita nggak berhak menghakimi dia. Gue tahu kalian masih kesal atas kejadian malam itu. Tetapi, kita kan udah janji untuk saling memaafkan. Kenapa kalian masih kesal sama Serena, hm?"

Nayara menghela nafas. "Ya habisnya itu orang nggak nampakin diri sama sekali. Ini terhitung lima hari dia nggak ada kabar. Nggak masuk kerja. Nggak ada tanda-tanda resign. Padahal Lavelyn khawatir loh sama dia."

"Termasuk kalian kan?"tanya Ansel tersenyum simpul.

Kairi mengangguk. "Gimana ya, Sel. Kita tuh nggak pernah berniat untuk benci sama Serena. Tetapi, ada beberapa sifat dalam diri dia yang nggak bisa kita toleransi. Berusaha nahan diri juga nggak bisa. Gue tahu Lavelyn juga salah. Tetapi, hilang begitu aja nggak akan bikin semuanya damai."

"Ini ceritanya kalian kangen sama Serena gitu ya?"

Kairi dan Nayara kompak menggeleng. "Kita nggak kangen. Kita khawatir aja sama keadaan dia."

"Nggak usah denial. Setelah acara pernikahan Kak Marvin dan Kak Felisha. Kita cari alamat rumah Serena. Kebetulan gue dapet alamat dia dari teman dekatnya waktu di kampus dulu,"ucap Ansel.

"Boleh deh. Setidaknya kita bisa cek sendiri keadaan Serena. Sekalian bantu Lavelyn dan Serena supaya baikan,"ujar Kairi.

.


.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Cowok Idaman!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang