Marah

236 9 0
                                    

"Dara, Radit. Kenapa jawaban kalian sama? Saya tidak suka dengan mahasiswa yang menyalin tugas orang lain," tegur Rafka.

"Maaf Pak, saya yang udah nyontek punya Radit," akui Dara.

"Setelah pulang kuliah, temui saya di ruangan dosen. Saya tidak mau lagi lihat kalian menyalin tugas orang lain! Kalau bisa kerjakan sendiri jangan menyontek!" jelas Rafka, yang sedang menyindir istrinya. Dirinya hanya ingin memberikan hukuman untuk istrinya yang sudah berani-beraninya berduaan dengan lelaki lain.

"Astaga, tuh orang maunya apa sih? Ngeselin banget," batin Dara, rasanya ingin sekali membunuh dosennya itu, selalu saja mencari masalah dengan dirinya. Setelah selesai pulang kuliah, dirinya buru-buru pergi ke ruangan dosen. Dirinya juga ingin memarahi suaminya yang sudah mempermalukan dirinya di dalam kelas.

"Maksud Bapak apa yah marahin saya di kelas?" tanya Dara kepada Rafka.

"Apa kata kamu marahin? Saya bukan bermaksud memarahi kamu di depan teman-teman kamu itu, saya hanya memberikan contoh mana yang baik atau tidak. Kenapa jadi kamu yang marah-marah?" jelas Rafka.

"Sama aja Bapak mempermalukan saya di depan mahasiswa lain, intinya saya kesal sama Bapak," ungkap Dara.

"Kenapa kamu masih berduaan dengan lelaki itu? Kamu sama sekali nggak menghargai saya," tegur Rafka.

"Untuk apa saya menghargai Bapak? Sedangkan Bapak aja berani menghukum saya!" balas Dara dengan nada kesal.

"Oh, kamu mau balas dendam dengan saya gitu?" tanya Rafka.

"Bapak mau ngapain?" tanya Dara, bingung dengan tindakan suaminya.

"Saya akan menghukum kamu!" bisik Rafka, mencoba mencium bibir milik istrinya. Satu tangannya menekuk leher istrinya untuk memperdalam ciumannya.

"Lepasin enghh..." Dara mencoba memberontak, tetapi ciumannya semakin mendalam. Suaminya tak ingin melepaskannya, tiba saja pintu ruangannya terbuka.

"Maaf bro, gue nggak tahu kalau lu lagi berduaan sama istri lu," ucap Rama, yang tidak sengaja melihat sahabatnya sedang berciuman dengan istrinya.

"Ganggu saja, ada apa kamu datang kemari?" tanya Rafka, agak kesal dengan kehadiran Rama.

"Gue cuma mau kasih laporan aja," jawab Rama bahwa dirinya datang ke ruangan sahabatnya hanya untuk memberikan laporan saja.

"Sudah 'kan? Sana pergi," usir Rafka, menyuruh sahabatnya untuk segera pergi dari ruangan ini.

"Gue keluar dulu, selamat nikmati bro. Ingat tempat juga," ejek Rama, mengejek sahabatnya itu, segera pergi keluar dari dalam ruangan sahabatnya.

"Mau kemana kamu?" tanya Rafka kepada Dara.

"Saya mau pulang, lepasin nggak," pinta Dara.

"Pulang bareng saya," tawar Rafka.

"Nggak usah pegang-pegang segala, nanti mahasiswa lain lihat," tolak Dara, memaksa suaminya untuk melepaskan genggamannya, buru-buru berjalan menuju parkiran mobilnya.

"Saya mau pergi ke kantor dulu, kamu mau saya antarkan pulang atau ikut saya?" tanya Rafka, ingin langsung mengantarkan pulang ke rumahnya, atau istrinya itu ikut dirinya ke kantor miliknya juga.

"Terserah," jawab Dara, mengalihkan pandangannya tak ingin menatap wajah suaminya.

"Ya sudah, ikut saya ke kantor kalau gitu," putuskan Rafka, mengetahui bahwa istrinya sedang marah dengan dirinya, lalu menjalankan mobilnya menuju arah kantor.

my lecturer my husbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang