-Part 21-

587 93 24
                                    

Sedari tadi, hanya suasana hening yang menyelimuti sosok Jisoo dan Jennie yang berada di bangku taman. Keduanya belum memulakan bicara setelah menjauh dari Krystal.

Angin malam yang berhembus dengan pelan juga membuat Jennie merasa dingin.

Jisoo yang peka itu langsung saja melepaskan jacket yang dipakai olehnya lantas dia memakaikannya kepada Jennie.

"Tumben lo baik sama gue" Ujar Jennie memecahkan keheningan.

Jisoo tersenyum tipis "Gue tidak mungkin membiarkan gadis yang bersama gue kedinginan"

"Pantesan saja banyak gadis yang mengejar lo. Lo bukan saja perhatian tapi lo juga suka bersikap manis" Puji Jennie.

"Asal lo tahu, gue tidak suka memainkan hati gadis"

Jennie mencibir "Bohong banget. Lo bahkan buaya"

Jisoo malah terkekeh kecil "Gue terpaksa. Gue mencintai seorang gadis dan gue terpaksa bersikap seperti playboy agar gadis itu melirik gue tapi nyatanya dia bahkan tidak peduli soal gue"

Jennie sontak menatap kearah Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan "S-Siapa gadis yang lo cintai itu?"

Jisoo ikut menatap Jennie "Lo"

"Nde!?"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Gue suka sama lo Jen. Kucing oren yang suka marah marah pas gue ganggu. Gue gangguin lo juga karena gue ingin menarik perhatian lo si"

Jennie menelan ludahnya dengan kasar "L-Lo tidak mungkin suka sama gue Ji. Jangan bercanda"

"Untuk apa juga gue bercanda? Gue serius sama kata kata gue. Hanya lo satu satunya gadis yang gue cintai"

"Terus bagaimana sama gadis gadis yang lo pacarin selama ini?"

"Mereka hanya masa lalu gue. Gue pacaran sama mereka juga tanpa perasaan. Lagian gue sudah putusin semuanya kok"

"Terus sekarang bagaimana?"

"Sekarang gue ingin lo menjadi pacar gue. Sudah cukup selama ini gue memendam perasaan. Sekarang saatnya gue ingin jujur semuanya sama lo. Gue mencintai lo, Jennie si kucing oren yang suka marah marah. Jadi, apa jawaban lo?"

Jennie menunduk "Gue tidak yakin Ji"

"Lo tidak yakin sama gue?"

Jennie mengangguk dengan pelan.

Jisoo beralih menggenggam tangan Jennie "Gue tidak mungkin menyakiti gadis yang gue cintai. Percaya sama gue ya. Gue janji tidak akan pernah melirik mana mana gadis lagi. Lo satu satunya gadis gue"

Jennie membasahi bibir bawahnya sebelum memberi jawaban "Baiklah, gue menerima lo. Tapi kalau lo bikin ulah, gue geprek masa depan lo seperti ayam geprek!" Tegasnya.

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar bahkan dia sontak merapatkan kedua kakinya.

"Iya Sayang" Sahut Jisoo yang mampu membuat pipi Jennie bersemu merah.

"Imut" Puji Jisoo mencubit pipi mandu Jennie dengan gemes "Akhirnya aku bisa menikmati pipi mandu ini" Lanjutnya.

"Jisoo ihh!" Protes Jennie dengan malu.

"Hey, manggilnya harus sayang dong" Jisoo ikutan protes.

Jennie terkekeh kecil "Baiklah Sayang" Ah, sekarang malah Jisoo yang salting>_<

*
*

Sementara itu di apartment, mereka semua kedatangan sosok cowok yang tidak dikenali.

"Lo siapa dan untuk apa lo kesini?" Tanya Joy tanpa basa basi.

"Gue ingin ketemu sama Chaeyoung" Sahut cowok itu.

Bersamaan dengan itu, Chaeyoung muncul bersama Irene.

"Lo siapa?" Tanya Chaeyoung menahan dirinya agar tetap tenang.

Cowok itu tersenyum "Aku calon suami kamu"

Dahi Chaeyoung mengernyit "Maksud lo?"

"Appa kamu yang memberikan alamat apartment ini dan meminta aku kesini. Aku pewaris keluarga Jeon, calon suami kamu. Kamu bisa memanggil aku Jeykey"

"Gue sudah bilang kalau gue tidak menerima perjodohan ini!" Tolak Chaeyoung.

"Tapi aku menerimanya" Sahut Jeykey dengan santai lantas dia mendekati Chaeyoung.

Gadis itu sontak mundur dengan nafas yang memburu. Tangannya bahkan sudah gementar.

"Jangan dekatin Chaeyoung!" Halang Joy berdiri didepan Chaeyoung.

"Kalian jangan ikut campur! Ini urusan gue sama calon istri gue!" Kesal Jeykey.

"Gue tidak mau!" Tolak Chaeyoung menutup kedua telinganya.

"Joy, bawa Chae kekamar dan hubungi Lisa" Arah Irene.

Joy langsung membawa Chaeyoung ke kamar dan dia ikut menghubungi Lisa karena dia yakin Lisa mampu menenangkan Chaeyoung.

Sementara Irene berusaha mengusir Jeykey yang keras kepala itu.

"Lo lihat sendiri bukan kalau Chaeyoung takut sama lo. Mendingan lo pergi" Usir Irene.

"Biar gue menenangkan dia" Balas Jeykey.

"Chaeyoung tidak butuh lo! Mendingan lo pergi sekarang!"

"Gue mau ketemu sama Chaeyoung!" Jeykey langsung mendorong Irene yang menghalang langkahnya itu.

Gadis mungil itu sontak terjatuh sehingga terbentur meja kecil yang ada di ruang tamu.

"Shh" Ringis Irene merasa nyeri gara gara lengannya yang tergores hujung meja yang tajam.

Ceklekkk

Pintu apartment yang dibuka sontak mengalihkan perhatian keduanya.

"Irene!" Seulgi yang memasuki apartment itu bersama Limario dan Wendy sontak menghampiri mereka.

"Lo baik baik saja?" Tanya Seulgi membantu Irene bangkit.

"G-Gue baik baik saja" Sahut Irene dengan malu.

"Apa yang terjadi? Dimana Chaeng? Tadi Joy Nuna menghubungi gue dan meminta gue kesini. Kebetulan gue sama yang lain memang ada di sekitar apartment ini makanya kita semua langsung kesini" Ujar Limario.

"Trauma Chaeyoung kambuh. Mendingan lo ke kamar Chaeyoung dan menenangkan dia" Arah Irene.

Limario bergegas berlari ke kamar Chaeyoung tanpa mempedulikan Jeykey yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Kenapa lo membiarkan cowok itu ketemu sama Chaeyoung hah!?" Marah Jeykey.

"Lo jangan kasar sama gadis gue dong!" Marah Seulgi menarik kerah baju Jeykey.

"Gi, tenang!" Halang Wendy menarik Seulgi menjauh dari Jeykey.

"Mendingan lo pergi sekarang! Dasar banci! Bisa bisanya lo menyakiti gadis!!" Marah Seulgi.

Merasa kalah, Jeykey akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana.






Akhirnya kucing menjadi pawang bapak ayam😆

Jensoo sudah resmi ✅
Seulrene juga sudah ada tanda tanda nih.
Tinggal menunggu Chaelim sama Wenjoy saja 👀

Tekan
👇

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang