Mimpi Tertunda Sang Raja

201 69 10
                                    

Di kerajaan megah bernama Shadowmere, hiduplah seorang pangeran bernama Damian. Ia dikenal sebagai pangeran yang tampan dan sombong, Damian juga sering kali membantah perintah ayahnya.

Suatu hari, menjelang acara musik di kerajaan Shadowmere, raja Oberon, ayah Damian, memaksa putranya untuk berlatih memainkan biola untuk memeriahkan acara tersebut. Tentu saja , Damian menolak keras perintah ayahnya. Ia lebih suka berkuda daripada memainkan alat musik. Baginya , alat musik itu membosankan.

"Putraku, ayo berlatih biola untuk acara musik nanti,kamu harus bisa memberikan performa terbaik seperti ayah diusiamu kala itu," Pinta Oberon.

"Tidak ayah! Itu membosankan,Saya lebih baik berlatih berkuda daripada berlatih memainkan biola membosankan itu," Tolak Damian.

"Itu perintah, Damian. Ikuti perintah ayah dan kau akan selamat atau ayah terpaksa menyita atau bahkan menjual kuda kesayanganmu itu," Ancam Oberon.

"APA?! AYAH TIDAK BISA MELAKUKANNYA. SAYA SUDAH MENJUARAI BANYAK PERLOMBAAN BERKUDA, APAKAH ITU TIDAK CUKUP UNTUK AYAH?" Bentak Damian.

"Ayah menginginkanmu menjadi musisi hebat, putraku. Bukan menjadi pembalap kuda yang konyol," Jawab Oberon.

Setelah perdebatan tersebut, Damian masih bersikeras menolak perintah ayahnya.

Suatu ketika Oberon yang kesal karena putra satu-satunya yang sering membangkang, ia berencana memberi pelajaran. Oberon mengurung Damian dikamar bawah tanah dan menjual kuda kesayangannya.

"BUKA! OBERON SIALAN! SAYA TIDAK MAU MENJADI PEMUSIK," Teriak Damian.

"Ayah akan membuka pintu kamar setelah kamu mahir bermain biola yang ku tinggalkan didalam," Jawab Oberon.

Seharian didalam kamar tersebut membuat Damian begitu setres. Saat ia memandang kearah jendela , ada burung gagak yang menghampirinya.

"KRAK KRAK KRAK! Aku bisa membantumu," Ucap gagak.

"Burung menjijikkan! Pergilah, saya tidak membutuhkanmu!" Usir Damian.

"Yang mulia ingin belajar musik bukan? KRAK KRAK! Aku tau caranya dengan instan," Usul gagak.

"Instan? Mana mungkin ada hal yang bisa dipelajari dengan instan?" Tanya Damian.

"Tentu ada yang mulia,ikutlah denganku. Tapi pertama-tama yang mulia harus meminum ramuan mata kadal ini untuk dimulainya perjanjian," Pinta gagak.

"Apapun itu untuk mengeluarkan saya dari sini," Jawab Damian.

Tubuh Damian mengecil setelah meminum ramuan itu. Ia naik ke punggung gagak yang mengantarkannya ke tempat penyihir tua.

"Hamba sudah tahu, yang mulia akan datang kesini hihihi," Ucap penyihir.

"Hei nenek tua reyot! Buatkan saya ramuan khusus untuk mempelajari biola sialan itu. Acara musik di Shadowmere sebentar lagi akan mulai," Pinta Damian.

"Hihihihi tentu saja tuanku. Hamba sudah menyiapkan hihihi, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan tuanku hihihi," Jelas penyihir.

"Apa itu? Cepatlah. Oberon akan segera mengetahui kalau saya keluar dari kamar dan saya dalam masalah besar," Tanya Damian.

"Hihihihi sepertinya tuanku sangat terburu-buru hihihihi , baiklah akan hamba bilang intinya. Jika tuanku meminum semua ramuan ini, jadi lebih baik tuanku meminum setengahnya saja hihihi supaya aman hihihi, jika tuanku tetap meminum sampai habis, tuanku tidak akan bisa terlepas dari efek ramuan ini. Tuanku harus bisa merahasiakan ini semua hihihi," Jelas penyihir.

"Itu saja? Sangat mudah. Hei burung jelek, antarkan saya kembali ke istana," Pinta Damian.

Setelah negosiasi tadi, Damian merenung sejenak di kamarnya.Sementara, hujan turun dan angin makin kencang menyapa.
Diringi suara petir yang
menggelegar,Damian memantapkan dirinya untuk meminum semua ramuan tersebut untuk bisa memainkan biola kesayangan ayahnya dengan cepat dan indah. Setelah meminum ramuan, Damian merasakan tubuhnya bugar kembali dan mulai mencoba memainkan biola ayahnya.

Suara biola mengalun merdu bersamaan dengan rintik hujan. Damian terpukau oleh permainannya sendiri dan mulai percaya kepada penyihir tua itu.

"Lumayan juga. Saya seperti pemain terbaik di seluruh dunia. Aku akan menghubungi ayah dan memamerkan permainan biolaku," Ucap Damian.

Tanpa sadar, sang pangeran melupakan peringatan penyihir jika meminum habis ramuan itu.

Dan

Keesokan paginya, pangeran menggedor-gedor pintu kamar untuk mendapatkan perhatian dari ayahnya karena ia tahu ayahnya selalu berkeliling setiap pagi di kamarnya untuk memeriksa keadaan pangeran.
"AYAH BUKA. SAYA SUDAH SIAP!" Teriak Damian.

Raja Oberon menggiring Damian ke ruang tengah istana untuk mengetes hasil belajar biola putranya itu.
"Silahkan dimulai putraku.." Oberon tersenyum.

Suara alunan musik klasik dari biola yang begitu lembut bak pemain profesional, raja Oberon terpukau dengan permainan musik anaknya. Ia yakin anaknya bisa melanjutkan perjalanannya menjadi musisi hebat beberapa tahun yang akan datang.

"Permainan yang memukau , putraku. Ayah rasa kamu siap untuk acara musik lusa nanti. Jangan kecewakan ayah," Pukau Oberon.

"Ya ayah. Tentu , saya akan bermain dengan sangat baik dan semua orang akan menatap kearahku. Jadi, kembalikan kudaku ayah. Sesuai perjanjian," pinta Damian.

"Perjanjian? Ayah tidak membuat perjanjian denganmu. Kudamu sudah ayah jual. Putraku , fokuslah kepada dunia musik, lupakan kenangan bersama kudamu itu. Musik lebih baik. Dan kamu akan terkenal diseluruh dunia musik."

Mendengar jawaban Oberon, Damian marah besar. Ia berencana tidak menghadiri acara musik tersebut karena kekecewaan terhadap ayahnya. Namun ia sudah diancam oleh ayahnya jika ia tidak melakukannya dengan baik, Damian akan dikurung di bawah tanah selamanya.

Simfoni Kutukan 🎻 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang