25

1.6K 90 0
                                    

Nevan pulang jam 02.30 WIB, ia pikir jam segini mommy dan daddy nya masih tidur tapi ternyata tidak. Setelah memarkirkan motornya di bagasi belakang nevan masuk lewat pintu belakang dan mengendap-endap. Langkah kakinya seketika terhenti saat melihat sosok pria paruh baya yang berdiri di hadapannya tanpa ekspresi apapun. Ya, dia adalah arsen daddy nya nevan.

"Darimana kamu?" tanya arsen to the point.

Terlihat jelas bahwa nevan sedang menyembunyikan sesuatu dari raut wajahnya saja sudah keringat dingin.

"E-em nevan baru aja pulang dari jogging" bohong nevan. Dia pikir daddy nya bakal percaya apa? Jelas-jelas nggak lah.

"Gak ada orang yang jogging jam segini, nevan. Jujur sama daddy kamu dari mana?" balas arsen yang tetap dengan raut wajah datar.

Nevan menunduk, "Balapan dan nongkrong sama temen-temen" cicitnya pelan.

Mendengar hal itu wajah arsen yang tadinya datar seketika berekspresi marah.

"Sudah berapa kali daddy bilang jangan pernah balapan!" bentak arsen pada nevan.

"T-tapi dad, nevan gak pernah jatuh kok dan nevan selalu memenangkan balapan itu" ujar nevan.

"Daddy gak mau kamu ikut balapan lagi kalo gak kamu bakal daddy hukum! Masuk kamar sana!" ucap arsen berusaha mengalihkan topik.

"Tapi dad, balapan itu adalah hobi nevan gak mungkin nevan ninggalin hobi nevan yang udah melekat didalam diri nevan masa nevan ha──" belum selesai nevan berbicara arsen terlebih dahulu memotong perkataan nevan karena ia benar-benar tidak ingin mendengarkan ucapan putra sulungnya itu.

"CUKUP NEVAN MARVELIO!! SEKARANG MASUK KAMAR!" marah arsen karena kesal melihat tingkah putranya yang hobinya balapan walaupun gak sering-sering amat.

Nevan tak berkutik ia memilih untuk masuk ke kamar daripada daddy nya marah besar padanya.

Berbeda dengan arsen, ia berusaha untuk menenangkan dirinya agar tidak tersulut emosi dan untuk soal tadi dia benar-benar kehilangan kendali karena emosinya telah memuncak.

Vanna yang tadinya tertidur pulas seketika terbangun mendengar suara bentakan keras dari suaminya. Ia pun bergegas beranjak dari kasur dan melihat suaminya sedang memarahi putranya. Setelah nevan pergi, vanna menghampiri suaminya dan berusaha untuk menenangkan suaminya.

"Mas, kamu kenapa kok bisa marah-marah jam segini?" tanya vanna.

"Kamu tanyain aja ke anakmu itu" balas arsen meninggalkan vanna yang menatap punggung suaminya.

"Anak sama daddy sama-sama keras kepala dan pemarah seperti ini. Huftt, nanti pagi aja deh aku tanyain ke nevan" ucap vanna pada dirinya sendiri.

Pagi harinya saat sarapan arsen langsung berpamitan pada istrinya untuk pergi ke kantor lebih awal dan melewatkan sarapannya. Vanna berinisiatif untuk membawakan arsen bekal makan siang tetapi arsen menolaknya dan mengatakan ia akan makan diluar setelah berbicara dengan istrinya ia pun langsung berpamitan.

"Selamat pagi mommy" sapa leo yang baru saja bangun tidur.

"Anak mommy sudah bangun ternyata, ayo nak sarapan dulu" ajak vanna. Leo pun mengangguk lalu mengikuti langkah kaki vanna.

Di meja makan, sudah ada nevan disana yang sedang membuat roti panggang tanpa ekspresi apapun.

"Abang! selamat pagi" sapa leo dengan senyum lebar.

Nevan hanya berdehem sebagai balasan. "Hm"

"Leo ayo duduk dan sarapan. Mommy udah siapin ayam goreng kesukaan leo" ujar vanna.

"Wahh makasih mom" ucap leo lalu ia pun memakan sarapannya.

"Mom, nevan berangkat ke sekolah dulu" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya ke vanna.

"Iya nak, hati-hati ya" balas vanna tersenyum tipis.

Nevan berdehem dan mengambil kunci motornya lalu segera berangkat ke sekolah.

"Mommy abang kenapa?" tanya leo dengan raut bingung.

"Gapapa kok sayang, abangmu cuma kecapekan aja kali" ucap vanna. Ia berbohong pada putra kecilnya karena tak mau membuatnya sedih dengan sikap nevan yang mendadak dingin seperti tadi.

"Gara-gara sekolah ya, mom? kasian ya abang" balas leo yang merasa kasian pada nevan.

"Iya, nak"

~ GMSK ~

Sampai disekolah nevan memarkirkan motornya dan berjalan menuju ke kelasnya. Hari ini dia sengaja masuk terlalu awal karena ia ingin menjauhkan pikirannya dari masalah dirumah. Dikelas nevan menaruh tas nya diatas meja lalu ia berjalan ke rooftop.

Rooftop, tempatnya sepi dan pas sekali ada samudra disana. Nevan menghampiri samudra dan duduk disebelah samudra yang sedang menatap kearah kendaraan yang berlalu-lalang dijalan.

"Eh van? Kenapa lu?" tanya samudra saat sadar ada nevan disampingnya.

"Gapapa, sam" balas nevan singkat.

Samudra membalikkan tubuhnya dan menatap nevan dengan tatapan penuh pertanyaan.

"Ada masalah? Coba cerita sama gua" tawar samudra pada nevan. Akhirnya nevan mau menceritakan tentang masalahnya dan daddy nya.

"Jadi gitu deh soalnya daddy gua gak suka kalo gua ikut balapan tapi balapan itu hobi gua, sam" ucap nevan dengan nada pasrah.

"Gini van, lu omongin dulu baik-baik sama daddy lu siapa tau dia──"

"Gak sam, gua udah berusaha untuk ngomongin baik-baik tapi dia malah bentak gua dan disitu gua bener-bener gak bisa ngebantah lagi" jelas nevan membuat samudra terdiam sejenak seperti sedang mencerna omongan temannya.

"Yaudah kalo gitu, ayo masuk ke kelas nanti kita omongin lagi sama yang lain biar masalah lu bisa diatasi" ujar samudra. Nevan pun mengangguk lalu mengikuti samudra dari belakang.

Oke syenkk sampe sini dulu ya, otakku lagi konslet doain aja semoga nantinya bisa ngelanjutin cerita ini next part

Jangan lupa follow, vote, dan komen ok??

HARUS DONG SYENKK BIAR MAKIN SEMANGAT GUE💐💐

INGET follow, vote, dan komen

Salam hangat

- Athena bini jay💋💐

Gembul milik si Ketua ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang