Kegagalan bukan akhir dari segalanya.
Abbiyya Mahes
∆∆∆∆
"Keren, kalian punya bakat padahal lagu ini gabungan dari dua bahasa tetapi kalian bisa menghafalnya dengan cepat." ucap pelatih itu seraya bertepuk tangan.
"Terimakasih, kalau bapak tidak sabar dalam membimbing kami, kami tidak akan bisa seperti ini." ucap Zayyan
"Setuju, ini juga berkat bapak yang sabar mengajar kami." timpal Mahes menyetujui ucapan Zayyan.
"Setelah kalian tampil di acara perpisahan, apakah kalian bersedia menggantikan tim grup bapak yang akan tampil untuk menghibur pengunjung zoo yang akan datang?"
"Jangan di tanya lagi pak, bersedia banget!" seru Gilang tanpa persetujuan keduanya.
Zayyan dan Mahes reflek meninggikan suaranya memanggil nama Gilang, anak itu selalu mengambil keputusan sendiri.
"Baik, tapi kalian masih membutuhkan 6 orang lagi."
"Kalau gitu, dengan berat hati kamu menolak ajakan bapak. Terimakasih karena bapak telah percaya kepada kami bertiga." ujar Mahes
"Zay, Hes. Ini kesempatan kita buat buktiin kalau kita bisa." Gilang berbisik kepada keduanya.
"Lang, tapi kita cuma bertiga." sahut Zayyan
"Ada teman-teman gue, 3 orang." jawabanya.
"Ayolah, kesempatan belum tentu datang dua kali." ucapnya lagi. Zayyan dan Mahes saling menatap, apa yang di ucapkan Gilang memang benar. Apakah saatnya mereka mencoba lagi?
"Yaudah, gue ikut lo." timpal Mahes
"Kalau emang gitu, boleh." jawabnya
"Yes!"
"Bagaimana? kalian benar-benar tidak bisa?" tanya pelatih itu.
"Kami usahakan bisa pak, saya memiliki tiga orang teman lagi jadi kami berenam." jelas Gilang. Pelatih itu mengangguk paham, ia memberitahukan jadwal acara yang ternyata masih cukup lama.
∆∆∆∆
Hari demi hari berlalu, sekarang adalah hari yang mereka tunggu-tunggu. Hari di mana mereka berpisah dan menuju ke jenjang yang lebih tinggi. Ketiga remaja itu, sedang berbincang seraya tertawa kecil, mereka akan tampil di akhir acara.
"Gilang!" suara itu mampu membuat mereka bertiga serempak menoleh ke arah sumber suara, terlihat tiga sosok remaja dengan jas yang di kenakannya.
"Hello bro!" ucap Gilang seraya bertosan dengan mereka.
"Widih yang mau tampil." ucap temannya yang bernama Artala Sing Sembagi.
"Bisa ae lo bambang." balasnya.
"Oiya kenalin, Mereka berdua patner gue. Zayyan dan Mahes." Gilang memperkenalkan, ia harap mereka akan di satukan dan menjadi salah satu bentuk pertemanan yang membuat banyak orang lain iri di luar sana.
"Zay, Hes. Kenalin ini Lexsandra Dirgantara. Johan Laksamana dan Artala Sing Sembagi." ucapnya lanjut memperkenalkan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING || Zayyan Xodiac
General FictionBELUM DI REVISI ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. warning! cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan real life mereka ( para tokoh ), hany...