Andra merintih kesakitan saat telinganya di jewer oleh Papanya di lapangan sekolah. Pria paru baya itu menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya anak itu di hukum karena ketahuan ingin membolos bersama delapan temannya. Biasanya mereka tidak seperti ini.
"Kalian itu semuanya siswa populer, tapi kenapa gini?" tanya Kepala sekolah.
"Siswa populer juga butuh healing pak, cape banget di kelas." jawab Johan. Di setujui oleh Gilang dan Arta.
"Bener banget tuh Pak, lagi juga kami baru dua kali bolos." sambung Arta. Kepala sekolah itu menepuk jidatnya, kenapa ia harus berurusan dengan kesembilan anak ini? mereka benar-benar bocah Kematian.
"Saya yakin bapak juga pasti pusing kan? mending kita makan pak di kantin." ucap Gilang mencoba mengalihkan agar mereka tidak di hukum. Andra dan Mahes membulatkan matanya mendengar ucapan Gilang.
"Saya memang pusing Gilang."
"Apalagi kalau saya ketemu kalian bertiga," ucap Kepala sekolah menjewer mereka bergantian. Pasalnya di antara kesembilan remaja di sana mereka lah yang paling sering kena hukuman.
"Ya maap Pak," jawab mereka bersamaan.
"Tapi kan itu seru pak, kita jadi lebih akrab sama Bapak di bandingkan waktu di rumah Andra." ucap Arta membuat Kepala sekolah menggelengkan kepalanya.
"Udah, sekarang kalian bersihkan seluruh ruangan kelas 10, ruang guru dan juga ruangan saya setelah pulang sekolah nanti." pungkas Kepala sekolah. Arta, Gilang dan Johan terkejut mendengar itu biasanya mereka hanya di suruh membersihkan toilet saja tetapi kenapa sekarang menjadi lebih banyak?
"Pak ko nambah si? kan biasanya cuma bersihin toilet." keluh Johan.
"Masa kalian bersembilan harus bersihin toilet? toilet itu ruangannya kecil." jawab Kepala sekolah
"Kecil? pak seluas samudra Arktik ruangan toilet itu."
"Samudra Arktik dari mana? ngeles saja. Sekarang kalian masuk ke kelas dan jangan lupa laksanakan hukumannya."
"Baik pak,"
"Biawak Pak" kata Arta berbeda dari yang lainnya, membuat teman-temannya menoleh memberikan tatapan tajam kepadanya.
"Kamu ngatain saya Arta?"
Arta menggeleng kuat dengan tangan yang tergerak seperti isyarat tidak, "Nggak pak, saya typo. Maaf!"
"Yasudah seterah kamu saya pusing, mending ngopi di ruangan saya."
"Pa, Andra mau nginep di rumah Mahes ya!" teriak Andra saat sang Papa sudah mulai menjauh dari lapangan.
"Selesaikan hukuman kalian, kalau sudah silahkan!"
"YES! SIAP PAPAKU YANG GANTENG!"
Mereka berjalan dengan tawa kecil, kebahagiaan yang mereka dapatkan dari persahabatan ini benar - benar membuat mereka lupa kalau mereka mempunyai banyak masalah dan luka masing masing.
Zayyan mendadak diam, ia memikirkan Bima yang 14 hari ini tidak pernah pulang. Kemana pria itu?
"Lang, bokap kemana?" tanya Zayyan yang hanya di balas dengan gelengan.
"Bisa-bisanya lo nyariin dia anjir!"
"Gimana pun dia bokap gue juga kampret! gue khawatir lah." balas Zayyan membuat Arta terdiam.
Bel pulang berbunyi, seluruh siswa dan siswi berhamburan untuk pulang kerumahnya masing. Sedangkan 9 Prince Atris harus menyelesaikan hukuman yang diberikan oleh kepala sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING || Zayyan Xodiac
General FictionBELUM DI REVISI ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. warning! cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan real life mereka ( para tokoh ), hany...