"Zayyan, kita pergi aja ya dari sini?"
"Tapi Ma, Gilang gimana?"
"Gilang pasti baik baik aja sama Papa, jadi kita harus pergi dari sini. Kita mulai hidup baru ya? tanpa Papa dan Gilang." ujar Alisya meyakinkan Zayyan, karena dirinya sudah merasa muak apalagi beberapa hari ini Zayyan selalu mendapatkan luka pisau dari suaminya.
"Ma, Gilang gak bahagia sama Papa." Zayyan dan Alisya serempak menoleh, melihat sosok Gilang yang berada ambang pintu. Gilang perlahan berjalan mendekati Alisya dan Zayyan, tubuhnya langsung jatuh rasanya hidup hampir berhenti berputar.
"Ma, jangan tinggalin Gilang sendirian." Ucap Gilang dengan suara bergetar.
"Zayyan juga gak mau pisah sama Gilang Ma,"
Alisya tidak bisa berpikir lama karena jam sudah hampir menunjukkan pukul 2 malam yang artinya suaminya akan segera pulang.
"Mas, maaf Gilang biar aku yang urus."
"Kalau gitu sekarang kita pergi sebelum Papa pulang. Kita pergi jauh dari kota ini." Mereka dengan cepat langsung keluar dan menaiki mobil karena mereka takut kalau sang Papa pulang.
Disisi lain, Bima melihat Istrinya dan kedua anaknya pergi menaiki mobil, ia langsung mengejar mobil milik Alisya karena dirinya tahu kalau Alisya akan membawa pergi putranya.
"Ma, mobil Papa," kata Gilang. Alisya menambah kecepatan mobilnya yang membuat mobil Bima tertinggal jauh untuk beberapa menit sebelum akhirnya mobil Bima tepat berada di samping mobil yang mereka tumpangi.
"ALISYA, BERHENTI KEMBALIKAN ANAKKU." Teriak Bima dari mobilnya.
"GAK MAS, GILANG DAN ZAYYAN BIAR AKU YANG RAWAT."
"KAMU GAK BISA RAWAT GILANG SYA!" Alisya kembali menambah kecepatan mobilnya agar Bima tidak bisa memepet mobilnya. Tepat beberapa meter mobil Alisya menjauh, mereka di buat terkejut karena tepat di depan sana ada sebuah truk yang melewati jalur berlawanan dengan mobil yang mereka tumpangi.
"MA AWAS!" Zayyan dan Gilang serempak teriak, sebelum akhirnya Alisya memilih membanting stir ke arah kiri menabrak pembatas jalan yang di bawahnya terdapat sebuah kali besar. Bima memberhentikan mobilnya melihat kejadian yang berada tepat di depan matanya di mana truk kini terguling sedangkan mobil Alisya mengantung di atas pembatas jalan dan akhirnya jatuh terbalik di pinggir kali.
Sedangkan Gilang terlempar ke kali, Zayyan dan Alisya masih berada di dalam mobil. Zayyan merintih kesakitan. Dirinya melihat Alisya yang juga merintih berusaha mengeluarkan kakinga yang tersangkut dibawah sana.
"Ma, ayo Zayyan bantu."
"Gak bisa, Kamu keluar bantu Gilang juga." Ucap Alisya, Zayyan menoleh kebelakang melihat tak ada siapapun di kursi belakang sana.
"Gilang gak ada Ma, pasti dia di luar. Sekarang kita harus keluar." kata Zayyan, Alisya menggeleng air matanya tiba-tiba turun dirinya merasa bersalah kepada anaknya itu.
"Zayyan keluar ya,"
"Gak Ma, kita harus keluar bareng." Kekeh Zayyan, Alisya menggunakan sisa tenaganya untuk mendorong Zayyan. Zayyan keluar tak jauh dari mobl, dirinya berdiri dan langsung menghampiri pintu mobil Mamanya yang terbuka dari luar sana.
"Ma, Zayyan tarik." Zayyan menarik namun kaki Alisya benar benar tersangkut dan tidak bisa di lepaskan.
"Zayyan dengerin Mama, kalau Mama setelah ini udah gak ada, kamu harus bisa jaga diri ya? jaga Gilang juga."
"Gak, Mama bisa jaga Gilang juga."
"Jangan pernah benci sama Gilang ya sayang? Ayah kamu masih hidup, Dia ada di kota ini sekarang. Itu alasan Mama tiba tiba ajak kamu pergi jauh dari kota ini, karena Mama takut kamu di ambil paksa oleh Ayah kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING || Zayyan Xodiac
Ficción GeneralBELUM DI REVISI ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. warning! cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan real life mereka ( para tokoh ), hany...