Chapter 10

1.7K 137 7
                                    

Jihoon baru aja keluar dari kamarnya udah dibuat kaget ngelihat kesebelas pacarnya udah ada di ruang tamu lagi ngobrol dengan ayah Park. Perhatian mulai teralihkan kearahnya ketika Jihoon mulai mendekati mereka

" Eh nak, sini"

Jihoon ditarik ayahnya untuk duduk di sampingnya. Disana ada sofa tapi karena terlalu banyak orang mereka memilih untuk duduk dilantai

"Kamu kenapa gak bilang ke ayah kalau Soobin itu ternyata gak baik sama kamu?"

Yang ditanya masih diam, matanya menatap satu persatu para kekasihnya disana

"Jihoon"

Bahunya ditepuk pelan membuat Jihoon tersadar, pria manis itu kembali menatap ayahnya yang terlihat khawatir

" J-jihon cuma gak mau ayah khawatir "

Terlihat sendu tatapan ayahnya ketika menatap Jihoon, tangan lembut putranya diusap pelan

" Ayah merasa bersalah, maafin ayah"

"Jangan minta maaf ayah, ayah gak salah"

"Jangan sembunyikan apapun dari ayah nak, kalau ada yang nyakitin kamu disana bilang. Ayah bisa pindahkan kamu ke sekolah yang bisa menerima kamu dengan baik"

Jihoon menggeleng pelan

"Tidak ayah, ayah sudah susah payah nyekolahin Jihoon disana. Itukan impian ayah? Lagi pula semua orang disana sangat baik, mereka bahkan ngebantu Jihoon sembunyi dari soobin beberapa kali"

Ayah park mengangguk paham, dia menatap satu persatu pria didepannya

" Lalu bagaimana dengan mereka?"

Pertanyaan sederhana itu mampu membuat kesebelas kekasih Jihoon menelan ludah, mereka merasa khawatir dengan jawaban Jihoon

" Mereka yang nyelametin Jihoon, karena mereka juga Soobin sampai datang kerumah menemui ayah. Soobin tidak bisa melawan mereka, jadi dia memanfaatkan ayah"

"Ah benarkah?"

Kesembilannya mengangguk pelan, ada rasa lega ketika Jihoon tidak menceritakan hal buruk tentang mereka

" Terimakasih ya nak, udah mau bantu Jihoon"

" Sama-sama paman" Sahut Hyunsuk sambil tersenyum ramah

"Paman, boleh kami  ngajak Jihoon keluar?" Tanya Asahi hati-hati

Ayah park terlihat berpikir sejenak, dia menatap putra semata wayangnya yang tersenyum tipis

"Kalau Jihoon mau ayah tidak masalah, ayah hanya minta satu hal jaga dia baik-baik. Cuma dia yang ayah punya"

Mereka mengangguk serempak, tanpa dimintapun mereka pasti akan menjaga Jihoon sepenuh hati
.
.
.

" Kalian kenapa sampai dateng kerumah?" Tanya Jihoon, mereka saat ini sudah ada disebuah taman dan duduk tepat dibawah pohon besar yang ada disana. Mereka semua duduk tanpa alas, sementara Jihoon duduk dengan alas jaket milik Junghwan. Awalnya Jihoon menolak tapi mereka memaksa, sepertinya mereka terlalu mengikuti apa yang ayah Park katakan

" Cuma mau ketemu calon mertua " Sahut Jaehyuk diakhiri kekehan kecil

Jihoon menekuk bibirnya kesal, dia sedang serius kenapa mereka malah bercanda

Cup

" Jangan lucu-lucu, aku gak tahan yang gemes-gemes"  Ujar Jeongwoo setelah mencuri kecupan dibibir Jihoon. Si empu memerah malu, sementara pelaku mendapatkan tatapan tajam dari teman-temannya

" Kenapa, iri ya?"

Detik setelah mengatakan itu Jeongwoo langsung lari dari sana, dibelakangnya Jaehyuk, Asahi dan Haruto lagi ngejar dia sambil mencak-mencak

Hari ini kebetulan hari minggu, jadi mereka memilih kencan bareng di taman menikmati hari libur

Ketika mereka lagi sibuk ngelihat Jeongwoo yang jadi buronan, Mashiho tiba-tiba beranjak menuju mobil dan kembali membawa beberapa makanan yang memang sudah disiapkan

" Laper kan, kita bawa makanan untuk makan bareng" Ujar Haruto yang udah berhenti ngejar Jeongwoo dan milih bantu Mashiho bawain makanannya

" Ambil sekalian kain di bagasi mobil gw To, itu punya mama gw kemarin waktu dia piknik sama temen-temennya"

Mendengar itu semuanya menatap Junkyu datar, cuma Jihoon yang planga plongo kayak anak ilang. Satu jitakan mendarat di kening Junkyu

" Ngomong dong dari tadi kalau punya, kita gak perlu lesehan gini " Ujar Doyoung kesal setelah dengan santai ngejitak kening Junkyu

Ctak

" Gw lebih tua ya sat, yang sopan!" Balas Junkyu dengan menjitak tak kalah keras kening Doyoung

" Udah nih, buruan sini"  Teriak Yoshi yang abis ngebantu Haruto nyiapin alas buat mereka duduk, dua alas sudah dibentangkan dan ditengahnya terdapat berbagai macam makanan

" Ayo sayang" Ujar Yedam dengan santainya sambil ngebantu Jihoon berdiri, gak sadar yang lain lagi natep dia datar

" Sayang yang keberapa tuh?"  Tanya Hyunsuk dengan sinis

" Sayangnya gw kan cuma Jihoon seorang, yang lain cuma mainan" Ujar Yedam sembari memeluk Jihoon dari belakang

"Udah ji sini duduk" Asahi narik Jihoon menjauh dari Yedam

" Akhh!!"

"Kenapa-kenapa??"

Mereka semua panik ketika mendengar teriakan Jihoon

" G-gak papa, abis nginjek batu" Ujar Jihoon sembari nunjuk batu dibawah kakinya, tadi Jihoon pikir dia nginjek hewan atau apa makanya kaget

" Batu sialan!" Junghwan mengambil batu itu dan dibuangnya asal, untuk tidak ada orang yang kena

" Kakinya gpp?" Tanya Jaehyuk khawatir, Jihoon ngangguk pelan

" Gpp Jae, cuma kaget aja kok"

Tangannya ditarik Jeongwoo untuk duduk, kedua kakinya diluruskan untuk meyakinkan jika kaki Jihoon benar baik-baik saja

" Aku gpp Jeo"

" Beneran, gak ada yang sakit kan?" Tanya Jeongwoo khawatir sambil kembali memastikan kaki Jihoon tidak terluka

" Yaudah makan dulu yuk, Jihoon juga pasti laper" Mashiho mengambil satu roti dan diberikan pada Jihoon, sementara itu di sampingnya Haruto menuangkan minuman untuk Jihoon minum

" Sambil nonton bareng enak nih kayaknya" Celetuk Junkyu sambil milih makanan yang mau dia makan

"  laptop gw masih di mobil lo kak?" Tanya Doyoung ke Yoshi, pria itu ngangguk aja sebagai jawaban karena mulutnya penuh makanan

" Aseeekkk nonton bareng kita" Yedam menepuk pundak Doyoung sebelum pria itu pergi untuk mengambil laptopnya

" Kamu mau nonton apa Ji?" Tanya Hyunsuk

"Your lie in april" Gumam Jihoon pelan, namun masih bisa mereka dengar

" Doy, cepetan. Ngambil laptop aja lama banget " Teriak Asahi kesal

" Sabar elah, laptop gw abis nyungsep" Ujar Doyoung setelah kembali dengan laptop ditangannya

" Siniin, lambat banget " Junghwan mengambil alih laptop dari tangan Doyoung dan mulai memutar filmnya

Mereka semua mulai mengatur posisi agar bisa ikut menonton bersama, ada yang duduk dan ada yang rebahan. Bahkan ada juga yang memakai paha Jihoon sebagai bantal, itu kerjaan Jaehyuk

Biarkanlah mereka menikmati waktu bahagia itu

The continuous

Jihoon HaremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang