[ Yohan]
________×
Yohan di rawat di rumah sakit.
sudah berhari hari, bahkan saat dokter menyarankan mereka untuk melakukan tes kejiwaan untuk Yohan, semuanya emosi.
Johan mereka itu tidak gila.
mereka yakin pasti karena perbuatan seseorang, dan Ezra adalah yang paling yakin ini pasti ulah dua cecunguk itu.
Ernes selalu menghukum dirinya sendiri dengan terus terusan bekerja tanpa henti, setelah mengetahui bahwa anak bungsunya koma.
entah karena memang koma, atau anak itu enggan melihat kenyataan.
Sabiru menjadi perokok, padahal dulu pria itu adalah orang paling kuno yang selalu mengedepankan etika dan menyebalkan di mata Ezra, juga memandang benda nikotin itu dengan rendah.
dan dirinya, Ezra. Hanya bisa duduk.
memelihara rasa bersalah.
mereka semua terkejut, tentu saja, saat mendapati tangan kecil yang akhir akhir ini menjadi sesuatu yang setiap hari ingin mereka sentuh, begitu banyak sayatan.
tubuh yang sebelumnya berisi dan selalu ingin mereka rengkuh, menjadi kurus.
apa yang sebenarnya terjadi pada anak itu?
"Maaf, keluarga pasien? pasien memanggil kata 'mama' sedari pemeriksaan di mulai, anda bisa menemuinya sekarang."
Ezra mengangguk dan memandang suster itu lamat lamat sampai menghilang di balik dinding rumah sakit.
mama? sejak kapan kata itu mengudara lagi di antara mereka.
Johan bahkan dulu selalu menjadi sasaran empuk bagi anak haram wanita itu.
"Kenapa dia," Ezra bangkit dan membuka pintu kamar pasien dengan perlahan, mencoba tak menimbulkan suara ribut yang akan menganggu.
setelahnya dia mendekati ranjang dan duduk di salah satu kursi yang berada dekat dengan Johan, lengannya tak tahan untuk tidak menyentuh jari jemari kecil itu.
"Adek.."
Ezra tak mendapat tanggapan.
tubuh kecil itu hanya sesekali terlihat tidak nyaman dan bergumam tidak jelas, dia tidak dapat mendengar pasti apa yang di gumamkan.
"Mama.."
kali ini terdengar jelas.
lirih, parau dan lemah.
"Adek, buka mata."
itu bukan terdengar seperti permintaan, namun perintah yang mutlak.
dan berhasil membuat kedua mata itu mengerjap lemah, mendengungkan suara yang parau dan serak sampai mata itu terbuka dengan sempurna.
"H-haus.."
Ezra mendudukkan tubuh itu dengan perlahan dan hati hati sampai adiknya bisa menyandar, lalu memberikan botol minum yang ia beri sedotan agar lebih mudah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Yohan ( hiat )
Genç KurguYohan itu selalu bangga sama tubuh bongsor tingginya, bahkan teman temannya selalu memanfaatkan dia untuk memimpin jalanan agar membuat lawan ketar ketir seolah melihat titan. tapi takdir tidak pernah ada yang tau, Yohan harus bertemu psikopat gila...