Dibesarkan di keluarga yang berkecukupan dan penuh dengan kasih sayang adalah salah satu bentuk faktor lahirnya sifat ingin menang sendiri dan tidak mau kalah. Dan Serana merasakan itu. Dari kecil ia selalu mendapatkan apa yang ia mau, selalu disetujui apapun keputusan nya, tidak ada yang berani menyangkal dan menolak. Sebab Serana adalah tuan putri. Ayah Ibu nya memperlakukan Serana seperti tuan putri yang sangat amat menawan dan tidak pernah merasakan sengsara dan kesusahan walaupun hanya sebentar.
Tapi setelah bertahun tahun Serana merasakan itu semua rasa nya baru kali ini ia seperti dilemparkan begitu saja seperti barang yang tidak berguna. Tidak di dengar keluhan dan pendapat nya walaupun ia akan menangis darah sekarang. Entah lah, mungkin Ayah dan Ibu nya sudah tidak menyayangi nya lagi. Kalaupun memang Ayah Ibu masih sayang kepada nya, tidak mungkin mereka menyerahkan ia begitu saja kepada orang lain yang bahkan--astaga. Yang bahkan mereka saja bermusuhan sejak pertama kali bertemu. Ya walaupun hanya Serana saja yang beranggapan bahwa mereka bermusuhan, Baskara tidak sama sekali.
Serana bolak balik mengetuk ketuk kepala nya sendiri agar encer untuk menemukan sebuah cara yang dapat ia gunakan untuk membatalkan pernikahan itu. Di kepala nya hanya terlintas yaitu kabur dari rumah dan pergi kemanapun ia mau asal masih bisa melanjutkan sekolah nya yang tinggal beberapa bulan lagi. Ia akan mendapatkan ijazah, kemudian kabur ke luar negeri dan kuliah disana. Atau mungkin selama sisa hidup nya dia tidak akan pernah kembali ke negara nya sendiri.
Sedetik kemudian setelah merasa gundah, gadis itu menjentikkan telunjuk nya riang. "Beb, gue minta tolong sama lo buat nguntit Baskara kemana pun dia pergi. Terus kalo bisa lo paparazi dia kalo lagi interaksi sama cewek, dan ambil foto sebanyak banyak nya. Oke?" Serana tersenyum riang. Membayangkan jika rencana nya satu ini akan berhasil dan semua nya akan batal membuatnya seperti melayang sendiri.
Cewek yang dipanggil 'beb' itu kemudian menyahut tidak terima. "Gila lo! Dikira gue stalker apa? Nggak mau!" Tolak nya keras. Serana sontak mengangguk paham. "Iya, lo kan stalker. Lo demen kan ngepoin akun cowok cowok ganteng di sekolah ini pake akun bodong,"
Renata gelagapan. "Ya itu kan beda lagi, Ser! Lo mau gue nguntit si Raden Baskara itu? Gila, lo mau gue dikuliti hidup-hidup sama dia?" Cerca nya heboh. Serana berdecak.
"Apa deh? Baskara bukan psikopat, minus nya emang agak ngeri aja sih itu tatapan mata nya."
"SAMA AJA!"
"Nggak setiap hari dan setiap jam juga kok, tapi ya waktu Baskara interaksi sama cewek cewek aja terutama sama si Laura Laura itu. Sama cewek lain juga bisa, inti nya pas lagi interaksi sama cewek. Udah itu aja," gadis itu menatap Renata dengan tatapan berharap. Iya, berharap sahabat nya membantu dan ada di pihak nya.
Renata tampak menimang nimang tawaran itu. Karena 'tugas' yang diberikan Serana itu juga ada keuntungan bagi nya. Apa itu? Ya dia bisa mendapatkan foto seorang Raden Baskara. Selama ia suka stalking akun akun cowok ganteng di sekolah nya, hanya ada satu akun yang belum dia temukan dan ketahui, yaitu semua akun milik Raden Baskara. Entah itu Instagram nya, atau Tiktok nya, Twitter nya, semua nya! Bahkan nomor nya juga! Jadi, ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan semua itu.
Jika kalian berpikir bahwa Renata menaruh perasaan pada Baskara, maka itu salah besar. Karena pada dasarnya Renata saja yang suka mengoleksi foto foto cowok ganteng dan suka stalking semua akun pribadi nya. Dan menurut Renata kebiasaan nya ini sudah dianggap hobi dan kelebihan oleh nya.
"Gue bisa, tapi kalo ketauan gimana?" Keluh nya sedikit khawatir. Serana menepuk pundak nya pelan menguatkan. "Bilang aja kalo ada tugas motret siswa siswi yang sedang berinteraksi dengan lawan jenis." Jawab Serana ngawur.
"Edan."
Meski jawaban Renata tidak menyakinkan, tetapi Renata tetap menerima tawaran Serana. Lagian misi seperti itu juga terkesan gampang, hanya menyiapkan ponsel dan memotret Baskara saat berinteraksi dengan lawan jenis. Tidak selama nya dan tidak setiap jam juga, hanya saat berinteraksi saja. Renata juga mendengar berita bahwa Baskara kurang bergaul dengan perempuan, hanya orang orang tertentu saja. Itu tanda nya Renata tidak menguntit Baskara selama seharian penuh.
YOU ARE READING
Unwilling Beginnings
Teen FictionKarena menikah itu bukan hanya soal bertahan, tetapi juga bagaimana keduanya bisa saling mendukung dan saling memahami meskipun ada banyak perbedaan juga perubahan yang ada. Pernikahan membutuhkan sebuah usaha dari keduanya agar tetap tercipta kenya...