Aku menetapkan target operasiku pada Arjuna Adam Laksamana–alias kakak kandung sekaligus stuntman pribadi si 'aktor-genit-Brian'— sebagai laki-laki pertama yang ingin kurebut hatinya. Ya, si stuntman tampan itu telah membuat semangatku berkobar-kobar tiap kali menjalani proses syuting debut aktingku ini sejak hari pertama latihan memanah–tepatnya, saat aku mengetahui bahwa dialah orang asing yang menolongku di private-party beberapa bulan lalu. Mirisnya, cinta pertama selama 22 tahun hidupku itu rupanya orang yang tidak mudah didekati. Bahkan, selama satu minggu kami intensif berlatih memanah di Archery Field Marinir daerah Cilandak–dengan statusku sebagai peserta didik dan dia sebagai pelatihnya— kak Arjuna tetap tidak mau menggubrisku. Hari-hari lainpun sama pula, dia menghindariku setiap kali aku hendak bertegur sapa.
Aku tidak tahu apa yang membuat kak Arjuna bersikap dingin padaku sampai segitunya. Namun, bukan Grace Kusuma Wijaya namanya kalau menyerah begitu saja. Aku tetap bersikeras melakukan pendekatan terhadap si stuntman tampan meski puluhan kali laki-laki itu memarahiku karena mengganggu waktu istirahatnya. Mulut kak Dara bahkan sampai berbusa akibat mengingatkanku berkali-kali untuk tidak mengganggu kak Arjuna di lokasi workshop, juga menyuruhku lebih jaga image agar jangan sampai tersandung gossip miring. Akan tetapi, tentu aku tidak mendengarkan nasihat kak Dara. Aku terus berusaha meluluhkan hati stuntman tampan itu di tiap kesempatan yang ada, aku tidak akan menyerah sampai dia menyukaiku balik! Menurutku, semakin dia menolakku, semakin menarik pula dirinya di mataku!
🍋🍋🍋
Workshop pendalaman karakter ternyata selesai lebih awal dari perkiraan tim produser dan sutradara, yakni hanya sampai enam bulan. Karena semua aktor/aktris yang terlibat dianggap sudah lebih dari cukup dalam penguasaan peran masing-masing–menurut sang sutradara, akhirnya proyek serial ini memulai proses syutingnya tepat di bulan ketujuh. Set yang akan diambil pertama kali adalah beberapa adegan yang memerlukan green-screen. Proses syuting inipun akan diselenggarakan di studio perusahaan produksi–yang benar-benar besar dan sudah disulap menjadi ruangan kedap suara penuh 'layar hijau'. Aku sebenarnya tahu betul alasan utama mengapa para kru memilih set pertama–dalam rangkaian proses syuting ini— adalah adegan-adegan yang memerlukan green-screen.
Jelas saja, karena proses penyuntingan adegan yang menggunakan green-screen ini sangatlah lama serta rumit. Apalagi serial original Netflix tersebut mengambil tema science-fiction, action, dan juga fantasy! Sudah pasti serial bertema demikian perlu penyuntingan yang detail dan tidak main-main! Di awal sebenarnya aku ragu sekali untuk mengambil peran dalam serial ini, melihat dari tema ceritanya. Kalian tahu sendiri kualitas suntingan film fantasy dan science-fiction Indonesia seperti apa. Jujur, aku sangat sangsi kalau sampai adegan penting di serial ini berakhir seperti sinetron murahan karena suntingan green screen-nya yang kacau dan benar-benar di bawah standar. Akan tetapi, begitu aku dengar informasi dari kak Dara kalau para penyunting yang terlibat di dalam proyek ini merupakan penyunting kelas atas yang sudah sering menjalin kerja sama dengan indusri film luar negeri, aku jadi menarik kata-kataku tadi. Meski tidak tahu pasti track-record kinerja mereka semua bagaimana, tapi semoga saja serial debut aktingku ini tidak terlalu mengecewakan. Baik dari segi kemampuan akting pemainnya maupun eksekusi sinematografinya nanti.
Back to the topic, mari kita bahas soal proses syuting hari pertama yang kujalani ini. Seperti yang sudah dijabarkan di paragraf atas, set pertama pada proses syuting kali ini merupakan beberapa sequence dari seluruh episode serial yang memerlukan green-screen. Mayoritas di antaranya adalah adegan di bagian yang mendekati klimaks, jadi tidak heran banyak terdapat aksi peperangan dan perkelahian. Aku dan kak Brian adalah pemain yang paling banyak masuk ke dalam set, mengingat kami berdua adalah tokoh utamanya. Kalau boleh jujur, aku cukup kewalahan mengikuti proses syuting pertama ini karena banyak mengandalkan kemampuan fisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midas Touch || jun svt ✔
Fanfiction[18+ || semi non-baku] "Once the countdown's done, you're never gonna move." - Midas Touch, Kiss of Life Bayangkan, bagaimana jadinya jika seorang aktris pendatang baru harus terjebak dalam cinta lokasi di tengah-tengah kesibukan merampungkan syutin...