Satu bulan sudah berlangsungnya proses syuting serial original Netflix Indonesia berjudul 'The Crystal's Chaser' ini. Beberapa sequence sudah berhasil dilakukan pengambilan gambar dengan baik. Sampai sekarang, mood tim produser serta si sutradara masih baik-baik saja seperti di awal pertemuan. Mereka semua puas karena akting para aktor/aktris yang terlibat begitu stabil dan sesuai dengan karakter masing-masing–meski rata-rata masih tergolong pendatang baru, kecuali si 'aktor-genit-Brian'. Walaupun beberapa kali sempat ada kendala, namun para kru berhasil menanggulanginya tanpa menghambat proses syuting itu sendiri. Lelah? Tentu saja aku lelah selama menjalani proses syutingnya. Ini adalah pengalaman pertamaku terjun ke dunia akting, ingat?
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, aku merasa semua proses tersebut bukanlah beban yang berarti. Aku mulai menyukai rutinitasnya, berkenalan dengan orang-orang baru, berbagi ilmu dalam profesi ini, dan melakukan segala jenis kegiatan fisik yang dulu belum pernah kucoba. Meski terkadang aku masih suka illfeel kalau kak Brian mulai menunjukkan sisi casanova dirinya, namun harus kuakui, aku mendapat banyak pelajaran dari cerita-cerita pengalamannya di dunia akting. Semua terasa menyenangkan bagiku. Khususnya, mood-ku selalu saja naik drastis karena hampir tiap hari bisa melihat kak Jun–alias panggilan khusus kak Arjuna dariku— di lokasi syuting!
Meskipun sampai sekarang dia belum menunjukkan tanda-tanda mulai tertarik padaku, namun itu bukan masalah besar. Setidaknya, lewat peristiwa di hari pertama syuting kemarin, aku menyadari kalau sesungguhnya kak Jun lumayan peduli terhadapku–meski mulutnya cukup pedas ketika sedang berinteraksi denganku. Semakin hari, semakin aku menyadari fakta bahwa putra sulung keluarga Laksamana itu memanglah unik. Selama proses syuting berlangsung, dia ternyata cenderung menutup diri. Kak Jun tidak sering berinteraksi dengan yang lain–kecuali memang dibutuhkan sekali untuk prosesi syuting. Sebagian besar waktu istirahat laki-laki itu dimanfaatkan untuk tenggelam dalam smartphone pribadinya. Kak Jun seperti orang autis kalau sudah menggenggam benda persegi panjang itu, entah apa yang membuat barang tersebut menjadi favoritnya. Tapi walaupun begitu, aku tetap menilai semua tindakan laki-laki itu lucu dan menarik. Perasaanku terhadap kak Jun semakin tidak bisa dibendung karena keunikannya itu!
🍋🍋🍋
Pada syuting di pertengahan bulan ketiga, seluruh kru dijadwalkan terbang ke Bali lagi untuk syuting beberapa adegan pada sequence nomor 505. Dalam naskah disebutkan, akan ada adegan dimana para tokoh memulai petualangannya dengan berkelana sambil menunggangi kuda. Maka dari itu, tim produser menyewa hampir seluruh bagian Savana Anyar daerah Karangasem demi proses syuting kali ini. Menurut pendapat sang sutradara, tempat tersebut sangatlah cocok untuk merepresentasikan latar tempat pada sequence 505 dari sisi adegan menunggangi kuda serta beberapa adegan laganya. Ditambah lagi, alam juga sedang mendukung agenda kami. Cuaca di daerah Karangasem kebetulan sekali sangat cerah sekarang, bahkan bisa dibilang lumayan terik–aku sampai harus memakai ulang tabir surya berkali-kali supaya tidak belang.
Syuting kali ini sebenarnya aku tak begitu banyak masuk ke dalam set. Aku hanya masuk saat ada adegan berdialog, panah-memanah jarak dekat, dan beberapa adegan lainnya yang tidak terlalu berbahaya. Set yang sekarang lebih banyak mengambil adegan menunggangi kuda dan sisipan adegan yang berbahaya. Terlalu makan waktu bila aku harus belajar menunggangi kuda dulu baru syuting–menurut sang sutradara. Jadi, solusinya adalah mereka menggantikan posisiku dengan stuntwoman selama adegan menunggangi kuda dan sisipan adegan berbahaya tersebut. Jujur saja, aku jadi merasa tidak lelah sama sekali dengan jadwal hari ini. Aku pun juga tidak perlu panas-panasan terlalu lama dan lebih banyak waktu untuk menontoni aksi kak Jun di dalam set.
Ya, hari ini dia banyak sekali masuk ke dalam set. Mulai dari syuting adegan menunggangi kuda, adegan jatuh dari atas kuda, berkelahi menggunakan tongkat, pertarungan sengit memakai senjata api, dan masih banyak lagi adegan-adegan berbahaya yang laki-laki itu lakoni. Di satu sisi, aku sangat kagum melihat kehebatannya itu dari luar set. Tapi di sisi lain, aku mulai mengkhawatirkan keadaan kak Jun. Dia sering sekali menggunakan punggungnya sebagai pendaratan awal di atas tanah, apakah tidak masalah? Apa laki-laki itu tidak terluka setelah melakukan adegan-adegan berbahaya tersebut?
KAMU SEDANG MEMBACA
Midas Touch || jun svt ✔
Fanfic[18+ || semi non-baku] "Once the countdown's done, you're never gonna move." - Midas Touch, Kiss of Life Bayangkan, bagaimana jadinya jika seorang aktris pendatang baru harus terjebak dalam cinta lokasi di tengah-tengah kesibukan merampungkan syutin...