Hope si Pemandu Sorak

13 4 0
                                    

Hari Jum'at sore setelah kegiatan belajar mengajar sekolah berakhir, Hope mengikuti audisi pemandu sorak di lapangan. Taylor dari dalam Lab IPA bisa melihat Hope lewat jendela. Gadis itu terlihat sangat lihai dan bersemangat. Seperti yang Taylor duga, ekskul baru ini sangat cocok untuk Hope.

Hope hendak pulang naik kendaraan umum bersama Taylor. Meskipun rumah mereka berlawanan arah, mereka tetap bisa berjalan berdampingan dari gerbang sekolah sampai tempat angkot. Mereka berjalan dengan tempo lambat, menikmati langit jingga dengan hembusan angin sore. Kini, kedua remaja itu sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

Bart biasanya akan menjemput Hope tiap selesai ekskul, tapi karena Putrinya sekarang ekskul di Hari Jum'at, ia jadi tidak bisa menjemputnya. Tiap Jum'at, Bart pulang jam setengah 6 sore.

Malam harinya...

Bart: Ayah pulang~

Hope: Selamat datang, Ayah~

Hope menghampiri Ayahnya dan menyambutnya dengan kecupan di pipi. Bart membalas sambutan Putrinya dengan kecupan di dahi.

Hope: Ayah tau, ga! Aku keterima ekskulnya, loh... Terus, aku jadi kaptennya!

Bart: Serius? Wow... Sebesar itu ya pengaruh Taylor?

Bart menatap Hope dengan jahil. Gadis itu tertawa sambil menutup wajahnya dengan tangan.

Hope: Support dari Taylor memang sangat berarti~ Fufufu~

Bart tertawa melihat putrinya yang tersipu malu. Masa depan putrinya akan sangat cerah, ia bisa merasakannya.

Hope: Oh, iya. Minggu depan seragamnya bakal dibagiin.

Bart: Ada seragamnya?

Hope: Ya iya, lah... Tapi ga bayar, kok. Udah ditanggung pihak sekolah.

Bart: Syukurlah... Kamu yang semangat ya sekolah dan ekskulnya! Ayah akan selalu dukung kamu.

Hope: Kalo seragamnya harus bayar, Ayah masih mau dukung?

Bart: Hahaha... Uang bisa dicari. Dari dulu juga gitu, kan? Apapun demi kebahagiaan anak Ayah yang paling cantik sedunia~

Bart memeluk putrinya sambil mencium pipi Hope. Hope tertawa, hanyut dalam kehangatan dekapan Ayahnya.

oOo

Minggu depannya, Bart diminta untuk mengambil cuti pada Hari Kamis dan Jum'at. Bart sekali lagi tidak keberatan. Ia senang karena jadi bisa menjemput Putrinya.

Haris Kamis pukul 3 sore, Bart sudah tiba di sekolah Hope. Ia melihat Taylor sedang duduk di kursi panjang dekat gerbang sekolah. Pria itu pun menghampiri calon menantunya.

Bart: Taylor!

Taylor: Halo, Om! Nyariin Hope, ya? Katanya dia lagi pembagian seragam.

Bart: Oh... Seragam ekskul, ya?

Taylor: Iya. Duduk, Om. Harusnya ga lama, kok.

Bart duduk di samping Taylor. Ia terpikir untuk mendapatkan spoiler dari anak itu.

Bart: Hope ikut ekskul apa, sih?

Taylor: Lho? Emang Om ga dikasih tau? Kalo gitu, aku juga ga bakal ngasih tau, hahaha...

Bart: Ih, dasar...

Taylor: Biar surprise, Om.

Bart: Kamu pernah lihat dia pas ekskul, ga?

Young FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang