Ayah

22 4 0
                                    

Selama 4 bulan berjalan dengan lancar, baik sekolah Hope maupun kuliah Bart. Karena selama gap year Hope belajar bersama Ayah dan Neneknya, ia jadi makin percaya diri saat belajar di kelas. Sejauh ini, hasil ulangan hariannya cukup bagus. Mungkin anak itu bisa mendapatkan ranking satu atau masuk tiga besar, tapi Bart tidak mau berharap.

Sabtu besok, tanggal 8 November, Hope berulang tahun yang ke-7. Bart dan Charlotte merencanakan pesta ulang tahun untuk anak itu. Ini akan menjadi pesta pertamanya. Biasanya, ulang tahun Hope hanya dirayakan bertiga.

Bart: Tadi di sekolah udah dibagiin undangannya?

Hope: Udah...

Gadis itu mengambil tasnya dan mengeluarkan sesuatu.

Hope: Ini sisanya.

Bart: Loh? Kok ga dibagiin semua?

Hope: Kan aku tanya, "Mau dateng ke tempat ulang tahun aku, ga?" Yang mau, aku tulis namanya, aku kasih. Yang ga mau, ya engga aku kasih.

Bart menghitung jumlah undangan di tangan Putrinya. Ada banyak. Perasaannya jadi tidak enak. Apakah Hope sedang dijauhi lagi?

Bart: Terus... siapa aja yang dateng?

Hope: So Young sama Bang Ama.

Bart: Cuma dua orang?

Hope: Iya. Jadi gini...

oOo

Jum'at pagi saat jam istirahat pertama, Hope berjalan ke depan kelas dan mengangkat undangan pesta ulang tahunnya tinggi-tinggi.

Hope: Temen-temen... Ada yang mau ke rumah aku ga besok?

Hassie: Besok? Kan besok ke rumah aku.

Hope: Kan yang ulang tahun ga kamu aja.

Hassie tiba-tiba jongkok sambil menutup wajahnya. Posisi menangis anak kecil.

Khair: Ih, kamu kenapa nangis, Hassie?

Hassie: Huhuu... Kan aku udah ngomong duluan dari kemarin. Kenapa Hope tau-tau hari ini malah ngajak juga?

Hope menghampiri Hassie dan berjongkok di sebelahnya.

Hope: Kamu jangan nangis... Abis dari rumah aku baru ke rumah kamu aja?

Hassie: Ga mau...

Hope: Ya udah, abis dari rumah kamu baru ke rumah aku?

Hassie: Ih! Ga mau, kamu! Kan acaranya lama, tau! Cape nanti jalan ke rumah kamunya...

Hope belum mengerti soal perasaan temannya itu. Ia tidak tahu kalau pesta ulang tahun bisa seberharga itu bagi orang lain.

Nathan: Ya udah, yang mau ke rumah Hassie, ke rumah Hassie. Yang mau ke rumah Hope, ke rumah Hope.

Hope: Yang mau ke rumah aku, ke meja aku, ya... Biar aku tulis namanya.

Ada beberapa anak yang menuju ke meja Hope. Tiba-tiba, tangisan Hassie makin kencang.

Hassie: Ih... jangan, dong! Mama aku udah beli kue yang gede, tau!

Hope: Aku juga ada kue.

Hassie: Di rumah aku nanti ada badut juga! Kamu ada, ga?

Hope: Ga ada. Adanya Ayah aku.

oOo

Bart yang mendengar cerita Putrinya menyipitkan mata pada Hope.

Bart: Maksudnya apa bilang ga ada badut, adanya Ayah?

Young FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang