Driver Ojek Online (4)

17 4 0
                                    

Hari demi hari, Hope makin dekat dengan Sasha. Mereka ditambah Rifka sering main bertiga. Banyak mainan yang disediakan di kelas, mainan turunan dari angkatan pertama. Ada mainan yang bisa dimainkan sendiri seperti yoyo dan rubik, mainan berdua seperti congklak dan catur, mainan berempat seperti karambol dan ular tangga, dan mainan yang bisa dimainkan bersama seperti lompat tali dan bola bekel. Trio cilik itu paling sering main bola bekel.

Hope: Aku udah bisa ngecrek dua! Lihat, nih.

Hope menunjukkan kebolehannya dalam bermain. Gadis itu terlihat sangat bangga dengan pencapaiannya. Rifka yang masih main pakai dua tangan pun bertepuk tangan dengan meriah.

Sasha: Kakak aku bisa ngecrek 6.

Rifka: Woah! Keren banget!

Hope: Kakak yang mana? Kan kakak kamu ada banyak, hahaha...

Sasha: Yang perempuan, Kak Layla. Kak Alma juga bisa.

Rifka: Alma siapa? Pembantu kamu?

Sasha: Bukan... Kak Alma itu pacarnya Kak Joe.

Hope: Oh! Kak Alma yang pake kacamata, ya?

Sasha: Iya! Yang waktu itu nyuruh kita kenalan, loh...

Hope: Ih, Rifka, waktu itu kamu ketemu juga, tau. Tapi, kamu ke Mama kamu sebelum Sasha dateng.

Rifka hanya meng-oh-kan. Sebenarnya dia tidak ingat.

Disaat bola Hope meleset, giliran Rifka untuk bermain pun tiba. Kedua gadis itu membolehkan Rifka untuk menggunakan kedua tangan dan mati sampai 3 kali sebelum bergantian dengan Sasha karena dia mati terlalu cepat.

Selagi Rifka dan Hope fokus melihat bola, Sasha melihat ke arah Chris yang sedang main yoyo. Dia ingin bermain bersama Chris.

Sasha: Abis Rifka mati, mau main yang lain, ga?

Hope: Main apa?

Sasha: Main yoyo, yuk!

Rifka dan Hope menengok ke arah Chris.

Rifka: Tapi masih dimainin Chris.

Sasha: Minta gantian.

Hope: Gimana, Rif? Masih mau main bekel apa main yoyo?

Rifka yang ketiga kalinya gagal menangkap bola, akhirnya merapikan biji dan bola bekel ke dalam tas kecil bertuliskan "Bekel 1 Hera".

Rifka: Capek, ah!

Hope dan Sasha tertawa melihat Rifka yang meletakkan tas bekel ke laci mainan dengan kesal, tapi menahan tawa. Hope yang gemas memeluk gadis itu hangat sambil tertawa geli. Ia menganggap Rifka seperti adiknya sendiri meskipun Rifka lebih tinggi dan lebih tua 8 bulan dari Hope.

Trio cilik itu menuju ke spot Chris bermain, lalu meminta untuk bergantian. Awalnya, bocah itu tersenyum sombong sambil menunjukkan kebolehannya. Sayangnya, hanya Sasha yang terpukau.

Chris: Keren kan aku?

Sasha: Iya, keren!

Hope: Boleh gantian, ga?

Chris: Nih.

Chris melempar yoyo yang belum digulung pada Hope. Dengan jengkel, Hope menggulung tali yoyo dan menyerahkannya pada Rifka.

Rifka: Aku ga bisa mainnya. Kamu duluan aja.

Sasha: Aku mau!

Hope pun menyerahkan yoyo itu pada Sasha sambil tersenyum. Rasa jengkel akibat ulah Chris menghilang seketika.

Sasha mencoba melempar yoyo itu. Saat ditarik, ia memerlukan dua tangan untuk menangkapnya. Mereka bertiga tertawa, sedangkan Chris berdiri sambil bersandar ke dinding dan menatap ketiga gadis itu dengan tatapan sombong. Bahkan bocah tengil itu melipat kedua tangannya di dada.

Young FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang