Ahli Madya Sains

12 4 0
                                    

Akhir Juli, Bart akhirnya mendaftar untuk seminar setelah melalui bimbingan yang cukup memusingkan. Standar verifikasi Bart berbeda dengan yang diajarkan di kampus. Jelas beda, acuan yang digunakan saja berbeda. Alex menyarankan Bart untuk menghubungi dosen pengujinya segera setelah jadwal seminar keluar.

"Tati Maslany," itulah nama dosen penguji Bart saat jadwal seminarnya keluar. Beliau bukan dosen di bidang kimia, melainkan matematika seperti dosen walinya. Pasti akan sangat sulit untuk menjelaskan saat seminar. Bart yang tidak mau ambil pusing pun mengikuti saran dari Alex. Ia harus fokus belajar.

Seminar Bart akan dilaksanakan lusa. Bart yang merasa sudah siap menunggu dengan santai. Ia bisa menemani Hope mengerjakan PR, bermain, dan menjemputnya sepulang sekolah.

H-1 seminar, saat Bart sedang menunggu Hope keluar dari gerbang sekolah, ia mendapatkan panggilan masuk dari Alden. Wajah Bart sempat memucat. Apakah ia ketahuan memalsukan data? Meski ragu, Bart tetap mengangkat panggilan itu.

Bart: H-halo, Pak?

Alden: Bart, kamu bisa ke kantor sekarang?

Bart: Eh? K-kenapa ya, Pak?

Alden: Jadi gini, kita lagi banyak bioanalisa dan butuh analis tambahan secepatnya. Saya mau narik kamu, nih. Bisa gak ke kantor sekarang? Bawa CV sama fotokopi KTP?

Bart: Eum... mungkin sekitar 30-40 menit saya baru sampe. Soalnya, saya mau jemput anak saya dulu.

Alden: Hah? Kamu punya anak?

Bart: I-iya, Pak...

Alden sempat terdiam sejenak. Bart sempat takut kalau ia akan digantikan gara-gara ini.

Alden: Ya udah, abis itu langsung ke sini, bisa? Tolong kirim foto KTP sama CV kamu ke saya. Nanti saya yang print.

Bart: S-siap. Makasih banyak, Pak!

Tepat setelah telpon tertutup, Hope berlari menghampiri Ayahnya sambil tersenyum. Bart langsung turun dari motor dan menggendong Putrinya berputar.

Bart: Hope! Ayah udah dapet kerja!!!

Hope: Horeee~

Bart: Ayo cepat kita pulang! Ayah mau langsung ke kantor abis ini.

Singkat cerita, Bart tiba di kantor 30 menit kemudian. Alden mengurus berkas Bart dan menemaninya ke ruang direktur. Ia akan diwawancara oleh direkturnya langsung.

Bart pernah mendengar kalau direktur di sana cukup galak. Banyak karyawan bagian QC, QA, dan administrasi yang resign karena itu. Awalnya Bart tidak mau percaya, tapi ternyata mereka benar. Sang direktur tidak tersenyum sama sekali pada Bart. Bart bahkan diremehkan karena pendidikannya.

"Ini yang mau gantiin analis S1? Anak D3?" Tanyanya ketus pada Alden.

Alden: Kontrak 6 bulan, Pak. Kalau kita mencari lulusan S1, akan makan waktu dan biaya, sedangkan kita butuhnya sekarang.

Bart merasa dilindungi. Alden benar-benar sosok manager yang baik. Bart tidak akan pernah melupakan jasa Alden padanya.

Meskipun terasa tegang, akhirnya Bart resmi menjadi karyawan di sana. Alden membantu mengurus perlengkapan untuk Bart seperti jas lab, sepatu lab, dan kartu karyawannya.

Alden: Kamu langsung kerja besok, ya.

Bart: E-eh... Saya kira mulainya Senin, Pak. Soalnya, besok saya mau seminar.

Alden: Waduh... jam berapa memangnya?

Bart: Jam 11 sih, Pak.

Alden: Hmm... Selesai seminar, dari kampus langsung ke sini, bisa? Berapa lama perjalanan?

Young FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang