14: Ingin Di Bawa Kemana?

237 29 379
                                    


"Rindu itu mendalam, kangen itu spontan."
- Pidi Baiq

" - Pidi Baiq

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lili, sarapan dulu sayang." teriak Nayla dari arah meja makan untuk mengingatkan pada si bungsu agar segera sarapan pagi.

"Dia ngapain, sih? Keburu lapar gue nunggunya dari tadi." omel Leo seraya melahap roti bakar berselai coklat.

Suara langkah disertai dengan lari terdengar sampai ke bawah dan kemudian munculah seorang gadis dengan cardigan berwarna matcha dengan wajah ngos-ngosan, tanpa banyak bicara ia segera mengoles roti dengan selai strawberry favoritnya.

"Kalau mau sarapan tuh, duduk dulu jangan berdiri gitu, Dek." tegur Hendra saat melihat anak bungsunya tergopoh-gopoh.

Alya yang mendengar itu hanya bisa terkekeh pelan saja, kemudian memberikan kecupan selamat pagi tepat di pipi sang Ayah.

Cup!

"Maaf Ayah sayang, ayo bang berangkat sekarang soalnya takut telat." ia menarik tangan Leo yang sedang asik makan dan yang ditarik pun mau tak mau bangun dan menyalimi kedua orang tua mereka.

"Sabar jirr..." kesal Leo.

Suasana hati ia pada pagi hari itu benar-benar baik sekali, tak ada rasa kesal maupun marah yang ada hanya rasa kangen pada pacar tampannya.

"Masih tetap lanjut? Kenapa, sih, gak putus aja kalian tuh?"

Kalimat tersebut membuat langkah jalannya seketika itu terhenti, ia sudah menduga jika seseorang yang berbicara seperti itu kemungkinan besar adalah Aurora- siapa lagi jika bukan gadis itu?

Dengan wajah sinisnya Alya memutar badannya dan menatap wajah songong milik Aurora, tatapan mereka saling beradu. "Ngarep banget lo jadi pacar Alvin?"

"Lo dengerin ya, Li! Sampai kapanpun perasaan gue enggak akan pernah berubah sedikitpun, perasaan gue bakalan tetap sama! Mungkin sekarang lo bisa bahagia, tapi gue yakin suatu saat nanti gue sama Alvin bakalan bisa bareng-bareng kok!" ucap Aurora tidak lupa dengan wajah percaya dirinya.

"Bodo amat, emang gue pikirin? Berjuang aja sampe lo mati." sengit Alya.

"Minggir bitch, mau lewat gue." Aurora sengaja mendorong pelan pundak Alya untuk melewati koridor sekolah.

Kemungkinan besar untuk kali ini dirinya akan bersabar saja diperlakukan seperti itu, tapi lain kali ia bisa aja menjambak rambut Aurora sampai gadis tersebut botak.

Dan pembicaraan mereka tentu membuat pandangan para murid teralih kepada mereka berdua, begitulah kebiasaan murid-murid Taruna Jaya sangat kepo sekali dengan urusan pribadi orang lain, hal itu juga membuat Alya semakin geram dibuatnya.

Saat melewati mading Taruna Jaya tampak semua murid bergerombolan untuk melihat pengumuman yang baru saja dipajang oleh anggota osis.

PENGUMUMAN KEPADA SEMUA SISWA/SISWI TARUNA JAYA:

 DUNIA ALVIN: Two Different People Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang