TEN¹⁰

68 13 0
                                    

Lily dan Luna sekali lagi berada di Diagon Alley kali ini bersama ayah mereka dan keluarga Weasley serta Keluarga Diggory karena persahabatan Harry Potter dan Ron Weasley. Lily berjalan di sisi adiknya di tengah kerumunan toko buku, Gildroy Lockhart. Pria itu nampak aneh. Sama anehnya dengan kalimat acak yang kembali muncul di buku ibunya.

Lily dan Luna berjalan pelan-pelan di antara kerumunan orang yang berkumpul di depan toko buku Flourish and Blotts. Di tengah kerumunan itu, mereka bisa melihat sosok pria berambut pirang keemasan yang sedang dikerumuni oleh para penggemar. Gilderoy Lockhart, penulis terkenal dan tokoh sihir flamboyan, sedang menandatangani buku-bukunya dengan senyum lebar yang terlihat dipaksakan. Lily melihat itu dengan ngeri, pria itu terlihat sangat menikmati perhatian yang dia dapatkan.

"Lily, lihat itu! Itu Gilderoy Lockhart!" bisik Luna, matanya yang besar dan biru membulat penuh antusiasme.

Lily hanya mengangguk, memperhatikan dengan seksama pria yang tampak lebih sibuk dengan penampilannya daripada dengan orang-orang di sekitarnya. Mereka terus mendekati kerumunan, dan suara Gilderoy terdengar jelas ketika dia berbicara dengan nada keras dan sombong. Lily meringis mendengar nya dia benar-benar tidak suka cara berbicara pria itu, seolah-olah segala hal di dunia adalah tentang nya.

"Ah, ya, tentu saja, semua yang tertulis dalam buku ini adalah pengalaman pribadi saya. Jangan ragu untuk meminta tanda tangan, saya di sini untuk penggemar saya!" katanya sambil memberikan senyuman yang hampir menyilaukan karena gigi putihnya yang sempurna.

Lily dan Luna berdiri agak jauh dari kerumunan, menonton dengan penuh minat. Tidak jauh dari situ, mereka melihat Harry yang malang sedang dipaksa untuk berfoto bersama Lockhart. Wajah Harry tampak tidak nyaman, tetapi dia tidak bisa menolak.

"Harry, Harry, ayo, tersenyumlah! Ini akan menjadi foto yang luar biasa!" kata Lockhart sambil menarik Harry lebih dekat. Harry menjauh dari kerumunan setelah sesi foto terpaksa itu selesai.

Lily memutuskan menghampirinya sedangkan Luna pergi menyusul Ginny

Saat itu, Draco Malfoy muncul di antara kerumunan bersama ayahnya, Lucius Malfoy. Draco, dengan senyum sinisnya, tidak melewatkan kesempatan untuk mempermalukan Harry. Lily mengernyit heran mengapa sepupu jauhnya itu mencoba menjadi bajingan pengganggu bahkan di luar sekolah.

"Lihat siapa yang menjadi pusat perhatian lagi," ejek Draco dengan nada mengejek. "Harry Potter, Pahlawan Dunia Sihir, sedang berfoto dengan idola barunya. Betapa menyedihkannya!"

Harry memerah, tidak hanya karena situasi yang tidak nyaman dengan Lockhart, tetapi juga karena ejekan Draco. Lily bisa merasakan ketegangan di udara, Lily memikirkan kemungkinan buruk jika dia terlibat sebelum memutuskan untuk mendekati Harry. Namun, sebelum dia bisa bergerak, Ginny Weasley datang menghampiri.

"Hentikan itu!" seru Ginny dengan berani. "Kau tidak punya hak untuk mempermalukan Harry."

Draco menatap Ginny dengan tatapan meremehkan. "Oh, lihat, Weasley kecil datang untuk menyelamatkan Pahlawan kita. Sangat menyentuh."

Lily, yang tidak bisa tinggal diam, berdiri di samping Ginny. "Draco, biarkan Harry sendiri. Dia tidak butuh perhatianmu yang tidak diinginkan."

Draco hanya mendengus dan melirik Luna, Ginny, dan Lily dengan sikap meremehkan. "Kalian semua sama saja. Selalu membela Potter, meskipun dia tidak lebih dari anak yang beruntung." balasnya pahit.

Lucius Malfoy, yang telah mengamati percakapan itu, menarik Draco dengan lembut. "Ayo, Draco, kita tidak punya waktu untuk bermain-main dengan mereka."

Dengan satu lirikan terakhir penuh kebencian, Draco dan Lucius pergi meninggalkan toko buku. Lily, Luna, dan Ginny merasa lega setelah kepergian mereka, dan mereka kembali fokus pada Harry.

"Terima kasih sudah membantu," kata Harry kepada Ginny, Lily, dan Luna. "Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kalian."

Ginny tersenyum hangat. "Tidak masalah, Harry. Kami selalu ada untukmu."

Lily mengangguk setuju. "Benar, kami tidak akan membiarkan Draco mengganggumu lagi. Dia hanya anak korban didikan yang buruk. Jangan khawatir dia akan dewasa setidaknya nanti...."

Mereka berempat kemudian melanjutkan petualangan mereka di Diagon Alley, menikmati waktu bersama meskipun sempat terganggu oleh sosok-sosok yang tidak menyenangkan.

"Eh aku akan pergi membeli sesuatu sampai jumpa kalian, Harry dan Ron pastikan Luna dan Ginny membeli perlengkapan mereka dengan benar. Aku akan kembali secepatnya."

Lily berlari dengan kecepatan tinggi menuju toko yang nampaknya menjual tanaman ajaib. Neville dari surat-surat nya mengungkapkan ketertarikan nya dengan Herbologi jadi Lily berpikir anak pendiam itu mungkin akan senang dengan tanaman baru.

Mimosa magnifica, tumbuhan yang katanya bisa memperkuat ramuan penyembuh. Lily menatap nya sejenak. Dia mengangumi bentuknya yang unik, daun hijaunya menyerupai pakis, dihiasi bunga-bunga kuning kecil dengan batang yang kontras dengan daun. Wanginya pun mirip Citrus yang lembut.

Ini hadiah yang sempurna!! Lily dengan semangat mengambil tanaman itu dan membawanya ke kasir. Dia menyerahkan tanggal kapan itu harus di kirim dan kepada siapa.

Dia memutuskan untuk tidak menyerahkan nya secara langsung tapi dia tetap mencantumkan namanya, dia takut akan membunuh tanaman itu jika dia yang menjaganya walaupun dia cukup yakin dengan kemampuan nya, merawat tanaman baru adalah pengalaman yang penuh drama jadi Lily memutuskan untuk tetap aman.

Lily bisa membayangkan Neville akan menyukainya dan menjaga tanaman ini dengan baik. Anak manis itu selalu memperlakukan barangnya dengan baik Lily pasti tidak akan menyesal memberikan ini pada Neville.

"Terimakasih nona. Sampai jumpa, semoga harimu menyenangkan!" Lily keluar dari tokoh dan segera menyusul kembali rombongan adiknya dan kedua Gryffindor.

Dia juga sudah menyiapkan hadiah selamat untuk Luna. Mereka akan berada di Hogwarts selama sisa tahun itu akan menjadi pengalaman baru dan Lily telah menyiapkan peta serta tips bertahan di Hogwarts. Menjadi murid di Hogwarts selama dua tahun sudah membuat nya mengetahui tips-tips menarik yang dapat dilakukan ketika saat-saat tertentu.

"Lily!" Luna memanggilnya sambil menunjukkan barang-barang yang baru saja dia beli.

"Good job Luna, ayo kita perlu membeli jubah." Luna mengangguk Harry dan Ron serta Ginny pergi menyusul yang lain meninggalkan Luna dan Lily.

"Apakah akan ada monster dia Hogwarts?" Luna bertanya, mengingat kembali kalimat di buku milik ibu mereka.

The Snake waiting for the Heir.

"Mungkin tapi ya, selalu ada guru yang bisa menyelamatkan kita bukan?" Luna tersenyum dan setuju.

Lily menghela nafas diam-diam masalah akan selalu mengikuti yang terpilih.

.......

Halooo guys aku udah putusin cerita ini alurnya bakalan cepat jadi jangan heran ya!! Kalau tiba-tiba 3 chapter udah di prisoner of Azkaban aja....

Halooo guys aku udah putusin cerita ini alurnya bakalan cepat jadi jangan heran ya!! Kalau tiba-tiba 3 chapter udah di prisoner of Azkaban aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐒𝐎𝐅𝐓 𝐒𝐏𝐎𝐓ೃ‧₊›-NEVILLE LONGBOTTOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang