Notes: baru juga selesai satu kerjaan, eh boss clingy tersayang barusan telfon ngasih mandat kerjaan selama dua minggu kedepan selama dia pergi ke Amerika (ku ingin tertawa dalam tangis rasanya, yang), tapi gapapa, ga ada boss clingy sama dengan bisa colongan nulis walopun bakal sering ditelfon sama dia malem-malem atau pagi buta karena perbedaan waktu. Wkwkwk. Ketik 1 buat Luna dapat bonus lebih taun ini. Anyway, happy reading, masih dalam rangka gemesh-gemesh dan jangan lupa vote and komen ayangz.
19.
Bergas iri melihat Airin bisa tidur pulas malam itu sedangkan Bergas harus balik badan karena kebodohannya terbawa suasana, bagaimana tidak, pertanyaan yang Airin sampaikan hanya punya satu jawaban, yaitu menyatakan apa yang ia rasakan, Bergas harap itu cukup jelas bagi Airin.
Tapi mendapati Airin diam saja setelahnya membuat Bergas bertanya-tanya, sebetulnya Airin paham ga sih?
Pagi itu ia bangun terlalu pagi, lalu ia turun dan meminjam charger ponsel dari Dewi dan kembali naik ke kamarnya untuk mengisi daya ponsel milik Airin.
Baterenya belum habis, tapi tinggal dua persen saja, dari situ juga bergas melihat banyaknya missed call dan pesan.
Pertama, Bergas sedikit cemburu, hal ini memvalidasi kenyataan bahwa banyak orang menyukai istrinya itu, tapi alis Bergas bertaut saat ia melihat isi pesan yang tak sengaja terbaca dari preview.
From: +628xzy
Cewe murahan!! Bisanya cuma ngrebut cowo orang!! Lo sodor2in badan lo biar...... (open to continue reading)Seketika darahnya mendidih, entah sudah berapa banyak pesan dan telefon dari nomor tak dikenali ini, tapi Bergas hanya yakin satu nama.
Shera.
~~
Airin turun dari kamar Bergas menuju ruang makan hanya untuk mendapati laki-laki tampan itu sudah dsiap untuk pulang.
"Lho, mas? Aku pikir kita bakal disini dulu sampe mama pergi arisan?" Tanya Bergas.
"Sarapan dulu. Terus kita pulang." Ujarnya dingin.
Airin duduk disebelah Bergas, ia segera diambilkan semangkuk bubur ayam yang nampaknya bibik beli dari warung langganan. "Makasih bik..." kemudian Airin menyendok buburnya, "aku belum mandi lho mas..."
"Dirumah aja, kamu juga ga punya baju ganti kan disini?"
Airin mengangguk, ia bingung kenapa Bergas nampak marah."Mama mana, mas?"
"Di kamar."
"Mas," panggilnya.
"Ya?" Bergas menoleh.
"Ada masalah?"
Bergas menghela nafas.
"Kalo ada, cerita aja, aku bingung kalo mas tau-tau galak gini."
Galak? Bergas terdiam, "oh... maaf, Ai."
"Aku ga mau mas minta maaf, maunya mas cerita kalo ada masalah."
"Iya." Jawabnya, "ada."
Airin menunggu lanjutan Bergas tapi mama Dewi keluar dari kamar dan gabung di meja makan untuk ikut sarapan.
Airin duduk diam disebelah Bergas yang menyetir pulang, ia bahkan ga berani bertanya lagi karena Bergas masih nampak kaku.
"Airin." Bergas memanggilnya tiba-tiba dan membuat Airin terlonjak, "ya??"
"Sejak kapan Shera suka nelfonin kamu dan ngata-ngatain kamu?"
Airin terdiam, "eemm..."
"Aku boleh liat semua chat dia ga?"
YOU ARE READING
Culdesac
RomanceCul•De•Sac (kəl-di-ˈsak) n. - jalan buntu Perjodohan paling realistis! Sebagai seorang anak perempuan tunggal yang sangat dekat dengan sang ibu, Airin Jelita hanya tau bekerja dan bekerja sepeninggalan sang ibu. Namun sebagai anak yang penurut, Ia t...