Chapter Four; Whining.

4.1K 212 11
                                    


TW/ KINDA 🔞


"Akh!" Ringisan keluar dari mulut Jeno.

Jaemin yang mendengar pun segera bangkit dari tidur lelapnya, menanyakan keadaan pria bule itu yang sedang terduduk di lantai.

"Ah, apa yang kau lakukan dibawah sana? Mengepel lantai dengan baju mu?" Tanya Jaemin heran.

"Kau!" Geram Jeno menahan emosinya.

"Kakimu menendang bokong sexy ku!" Sahut Jeno cepat kala ia melihat raut wajah Jaemin yang bingung.

"Benarkah? Aku tidak menyadarinya. Lagi pula ... bokongmu itu sama sekali tidak sexy, rata." Mendengar Jaemin yang menghina bokong pria itu lantas menghampiri Jaemin dan membuat Jaemin tengkurap di kasur.

"Ya, karna bokong mu lah yang paling sexy di sini!" Ucap Jeno sambil menyeringai lalu menampar bokong Jaemin.

"Akh, sakit!" Adu Jaemin yang masih memejamkan matanya.

"Jika kau sedang menginginkan itu, lebih baik bermain solo!" Lanjut Jaemin kesal.

"Lebih baik aku menunggu esok hari dan bersetubuh denganmu dari pada harus bermain solo."

"Terserah apa katamu, menyingkir! Kau harusnya sadar jika badanmu itu berat."

"Baiklah, aku akan mandi dan segera menyusul mu di alam mimpi" Jeno bergegas mandi untuk membersihkan diri.

Setelahnya, Jeno berbaring di samping Jaemin sembari memeluk Jaemin yang memunggunginya.

"Selamat malam, Jaemin."

***

"Aku tidak betah berada di rumah besar dengan kondisi senyap seperti ini, Jeno!"

"Ini menyeramkan. Aku ingin bekerja saja, kumohon, beri aku pekerjaan!"

"Atau aku akan pergi dari sini, menghilang tanpa kau ketahui dan kau tidak akan menemukanku dimanapun." Ancam Jaemin agar Jeno menuruti keinginannya.

"Maksudmu, mati?" Jeno akhirnya membuka suara, melihat Jaemin yang merengek meminta untuk bekerja membuatnya jengah akan tingkahnya.

"Enak saja! Aku tidak akan mati sia-sia, apalagi di lingkungan seperti ini."

"Jika kau bosan, kau bisa keluar mencari udara segar di halaman depan maupun belakang, aku akan menyiapkan semua kebutuhan yang kau inginkan, tidak perlu bekerja."

"Tidak mau. Aku ingin kerja!"

"Tidak."

"Kerja, Jeno!"

"Beri aku pekerjaan!"

Jeno bangkit dari sofa mewah berwarna putih mulus itu dan pergi dari ruang bersantai, meninggalkan Jaemin yang masih merengek kepadanya.

Jaemin yang melihat Jeno pergi menghindar darinya tentu ikut pergi mengikuti arah jalan Jeno dengan terus merengek.

"Jeno, ayo beri aku pekerjaan yang layak."

"Jeno, pekerjaan apa saja, yang penting aku bekerja dan menghasilkan duit dengan jerih payahku sendiri."

"Pakai uangku."

"Tidak mau, itu milikmu bukan milikku."

"Milikku akan menjadi milikmu, milikmu akan menjadi miliku."

Poison [NOMIN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang