Extra Chapter; Flashback.

2K 128 3
                                    

tiga tahun yang lalu

DOR!

"JENO!!"

"Jeno!"

Suara melengking Jaemin dan suara terkejut Jaehyun menguar di tempat itu.

Jeno tergeletak di sana dengan dada sebelah kiri berlumuran darah dan mulutnya mengeluarkan darah sedikit demi sedikit.

"J-jaemin ... Ayah ..." Ucapnya terbata-bata.

"Jeno ..."Jaemin bergegas menaruh bagian kepala Jeno untuk ia tidurkan di kedua pahanya serta Jaehyun yang menghampiri Chanyeol dan segera menghabisinya membabi buta.

"Brengsek kau!" Geram amarah Jaemin dengar dari suara Jaehyun yang sedang memukul, menendang, dan menembak Chanyeol di akhir.

"Jaemin ... Terima kasih."

"Jeno, ku mohon untuk saat ini bertahan lebih lama. Ayahmu sedang menelepon pihak rumah sakit untuk membawamu." Perkataanya sedikit bergetar melihat kondisi suaminya yang mengenaskan.

"Jaemin ... Aku minta maaf."

"Tolong maafkan aku, Jaemin."

"Maukah kau mengabulkan permintaanku untuk kesekian kalinya? Aku hanya ingin beristirahat dengan tenang nanti."

"Jeno ... Kau tidak boleh berkata seperti itu. Aku sudah memaafkan mu sejak kau melamarku. Aku mohon tolong jangan tinggalkan aku." Jaemin terisak saat melontarkan perkataanya.

"Terima kasih, Jaemin. Terima kasih sudah ingin memberi ampun untukku."

"Iya Jeno, iya ..."

"Sekarang, aku di minta untuk menebus dosaku, izinkan aku beristirahat untuk menebus segalanya, ya?"

"Tidak ... Tidak boleh! Kau hanya boleh bersama ku. Kau harus tetap bersama ku. Tolong jangan ingkari janji mu di saat pemberkatan kita waktu itu ..."

"Sampaikan salam dan maaf kepada kedua orangtua ku, karena sudah menjadi anak durhaka bagi mereka."

"Maafkan aku juga karena sudah lancang membawamu kedalam labirin hidupku."

"Maaf Jaemin, aku membuatmu sedih kembali. Jangan menangis, aku akan bersedih melihatmu menangis karena diri ku, untuk kesekian kalinya."

"Maka dari itu, tepati janjimu. Hanya itu ke inginanku, bisakah?"

"Ku rasa aku tidak sanggup ... Neraka sudah meraung-raung menyebut namaku di sana. Sudah siap menyambut si pendosa dunia ini ..."

"Jaemin, kau harus tahu bahwasanya aku sangat mencintaimu. Sampai mau mati rasanya."

"Tidak, Jeno."

"Aku pun mencintaimu, bertahan demi sebuah impianmu yang indah."

"Kelak impianku akan menjadi kenyataan di masa depan, jika Tuhan menitipkan buah hati di hidupmu. Aku ingin kau mencintainya, sebagaimana seorang tua mencintai anaknya dengan tulus. Jangan membencinya karena ada darah daging diriku dalam dirinya."

"Kau bisa, Jaemin?"

"Aku sangat bisa. Jika kau akan mendampinginya"

"Aku akan mendampingi mu ..."

"Dari kejauhan." Sedetik setelah berkata demikian, perlahan Jeno menutup matanya.

Mengistirahatkan rasa lelah dan menebus dosa yang salah.

"Ambulan sudah tib⎯" Jaehyun berhenti berbicara saat Jaemin meraung menyebut nama Jeno dalam dekapannya.

"J-jeno? Anakku ..."

Poison [NOMIN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang