"Aku ingin di sini saja, menemani Jisung."
"Tidak masalah jika itu keinginan mu. Aku akan menjemputmu setelah pekerjaanku selesai, aku akan segera kembali."
Jaemin melihat Jeno yang sekarang sudah masuk ke dalam mobil sang pemilik. Jeno tersenyum semabark melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, Jaemin pun membalasnya dengan melambai tangan pelan.
"Hah ... Tidak ada yang bisa membuatku mengoceh seharian hari ini."
"Jisung ... "
"Ya, hyung?"
"Apa kau tidak bosan terus berada di rumah selama musim panas?"
"Hyung, ini baru memasuki musim panas, wajar saja aku masih betah menetap dirumah, apalagi sekarang sudah ada hyung. Untuk apa aku keluar." Ucap sang adik yang bermain game di ponselnya.
Jaemin mendengus menatap adiknya sebal. Adiknya tidak peka, maka dia akan memintanya sendiri.
"Bagaimana jika kita keluar membeli sesuatu yang menyenangkan?" ajak Jaemin bersemangat.
"Wah, kau baru mendapat gaji pertama, hyung?" Tanya Jisung dengan antusias. Ia bahkan mengabaikan permainan yang sedang ia mainkan, terserah jika kalah. Jisung ingin meminta sesuatu kepada hyungnya sekarang.
"Umm, kurasa begitu ..." Gumam Jaemin yang tak di dengar Jisung.
"Ayo, ingin keluar?"
"AYOO!"
***
"Uh, Patbingsoo benar-benar menu yang sangat cocok di musim panas!" Ujar Jisung yang sedang menyeruput kuah manis Patbingsoo itu di mangkuknya.
"Umh, kapan-kapan hyung akan membuatkannya untukmu."
"Benarkah? Asik! Aku akan mengajak temanku bermain dirumah jika hyung akan membuatkannya."
"Mengapa harus mengajak teman?"
"Agar temanku tahu, bahwa hyung bisa membuatkan apa saja tanpa ku pinta" balasan sang adik mampu membuat diringa tersenyum senang. Ah, harta berharga yang di tinggalkan oleh mendiang orang tuanya, Na Jisung.
"JAEMIN!" Jaemin dan Jisung serentak terkejut mendengar teriakan itu. Tanpa menunggu lama, orang yang membuat Jaemin dan Jisung tersentak itu muncul dengan salah satu temannya, dan itu teman Jaemin juga.
"Huh~ Mereka lagi ... kenapa orang aneh selalu berdatangan setiap hari" keluh sang adik pelan.
"Kemana saja selama ini?!" Pria bertubuh kecil itu memarahi Jaemin yang hanya meringis pelan.
"Maaf, Renjun. Ada hal lain yang mendesak."
"Ayo kita bicara di tempat yang lumayan sepi pengunjung."
Jaemin, Renjun dan Haechan pergi setelah Jaemin berpamitan dengan Jisung untuk mengobrol sebentar dengan kedua temannya, awalnya Jisung sempat menolak karena takut di tinggal oleh sang kakak.
"Lalu bagaimana dengan dunia perkuliahan mu? Kau membiarkannya dan meninggalkan cita-cita mu?" Jaemin termenung mendengar penuturan Renjun.
"Kembali lah, Jaemin. Sebentar lagi kelulusan datang, hanya sampai lulus. Kau boleh lanjut dengan pekerjaanmu itu."
"Aku ... tidak bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Poison [NOMIN] ✓
Short Story[COMPLETED] [TAHAP REVISI] Jaemin seharunya melaporkan Jeno ke kantor polisi sebagai tersangka pelaku pemerkosaan dirinya. walaupun book ini sudah tamat, ngga ada salahnya kan kalian sebagai pembaca tetap memberi vote dan komen sebagai penyemangat...