Chapter Twelve; Poison.

2.9K 104 14
                                    

Delapan tahun sudah berlalu, masa-masa kelam yang begitu memilukan sangat membekas di pihak masing-masing.

"Jaemin, tolong aku! Dohyun ingin menembakku!" Adu Jeno terhadap Jaemin.

"Astaga, Lee. berhenti bermain karena sudah memasuki waktu makan siang."

"Siap, komandan!" Sahut Jeno dan Dohyun serempak.

"Di mana Doyeon?"

"Di halaman belakang, bermain dengan Chenle."

Putri nya, suka sekali bermain dengan Chenle. Anak dari hasil kerja keras Lee Markhyuk dan Lee Haechan. Doyeon pernah mengadu kepada Jaemin agar menukarkan Dohyun dengan Chenle yang mana membuat Dohyun kesal dan berakhir mengurung diri di kamar.

"Bawa Dohyun ke ruang makan, aku akan menghampiri Doyeon."

Jeno mengangguk dan segera mengangkat tubuh Dohyun hingga sang anak memekik terkejut dan tertawa setelahnya.

"Doyeon-a, Chenle-ya, ayo kita makan siang dulu, nanti lanjut bermain" Jaemin berujar setelah tiba di halaman belakang, menemukan Doyeon dan Chenle sedang bercanda tawa.

"Baik, Papa." Ucap keduanya.

Mereka berlima saat ini sedang makan siang bersama, di selingi candaan yang di lontarkan oleh Dohyun yang membuat semua orang di sekitarnya terhibur.

Setelah selesai, mereka lanjut memulai aktivitas masing-masing. Jeno yang membantu Jaemin untuk mencuci piring, dan Dohyun, Doyeon dan Chenle yang bermain di halaman belakang.

"Chenle, kau tidak boleh terlalu dekat dengan Doyeon!"

"Kenapa? Kita hanya teman."

"Aku tidak suka. Tidak boleh ada yang lebih dekat dengan Doyeon selain aku!"

"Terserahmu saja." Dengan malas Chenle membalas perkataan Dohyun.

"Hish, bagaimana jika kita meminta Papa untuk menyiapkan puding yang Papa buat tadi pagi? Aku ingin."

"Ya, ayo." Ajak Dohyun.

"Papa, kami ingin puding coklat buatan Papa tadi pagi." Ujar Dohyun.

"Baiklah ini ..." Jaemin mengeluarkan puding itu dan memberikannya kepada masing-masing anak.

"Terimakasih Papa" kata mereka serentak.

Anak-anak itu pun pergi meninggalkan Jaemin di dapur. Tak berselang lama, Jeno datang menghampirinya.

"Sayang ..." Ujar Jeno dan segera memeluk Jaemin dengan sayang.

"Mari beristirahat." Keduanya pun berlalu ke kamar untuk tidur.

***

Tok ... Tok ... Tok ...

"Papa ... Doyeon ngiss, Papa ..." Untuk kesekian kalinya putra keluarga Lee memangngil Jaemin dari luar kamar untuk memberi tahu Jaemin jika sang adik menangis .

"Astaga" Jaemin cepat-cepat bangkit dari tidurnya dan membuka pintu dengan cepat yang menampilkan Dohyun, putranya di depan pintu dengan mendongak menatapnya.

"Ayo, Dohyun-a"

Mereka bergegas turun menuju kamar Dohyun dan Doyeon berada. Di sana, sudah ada Doyeon yang meraung-raung menangis memanggil sang kepala keluarga.

"Huwaaa, Ddy ... Ddy mana ..." Jaemin segera menghampiri Doyeon dan menggendong tubuh kecilnya untuk ia tenangkan.

"Sstt, sstt ... Doyeon-a, ini Papa. Papa di sini."

Poison [NOMIN] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang