'5'

330 45 4
                                    

Sudah 2 minggu berlalu sejak ulangan harian biologi berlalu, semuanya berjalan dengan lancar. Tetapi sejak Naruto, Ino, Karin, Sakura, Shikamaru, Hinata, dan... Sasuke tentunya, belajar bersama untuk ulangan itu, Sasuke sama sekali belum menghubungi Sakura.

Dihari mereka belajar bersama, Sasuke mengantar Hinata pulang ke kediaman Hyuga. Dan anehnya, pemuda itu sendiri yang menawarkan untuk mengantar Hinata pulang. Tentu tidak ada penolakan dari Hinata.

Sekarang disini lah Sakura, menikmati hembusan angin disore hari. Sembari menghisap sebatang rokoknya, Sakura tidak mengalihkan pandangannya dari arah ponselnya.

Sakura tidak tahu apa yang harus ia lakukan, karena sudah 2 minggu ia menunggu pesan dari Sasuke. Sekalipun ia mengirim pesan pada pemuda Uchiha itu, tidak mendapatkan balasan.

"Sialan."

Baru saja Sakura beranjak dari duduknya, kedua bola matanya langsung melihat cepat ke arah seberang danau tempatnya bersantai. Disana berdiri Sasuke, dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam saku celana.

Rasanya ingin sekali berlali menyeberangi danau itu dan memeluk tubuh Sasuke dengan erat, tetapi Sakura memilih untuk acuh kali ini. Gengsi dan egonya menang.

Sakura berjalan menjauh dari danau, sementara diseberang Sasuke yang melihat hal itu langsung berlali melewati pinggir danau, mencoba untuk menyusul Sakura.

Sakura tahu Sasuke berlari menyusulnya, tapi sekali lagi ia tidak peduli. Sekalipun pemuda itu meneriaki namanya, ia pun tidak menoleh.

Sasuke terus berlari hingga dapat mencapai Sakura, berhenti dihadapan gadis itu, dan langsung memeluknya. Sakura hanya diam, tidak membalas pelukan itu.

"Sayang..."

Sasuke menangkup wajah Sakura dengan kedua tangannya, karena gadis itu terus saja membuang wajahnya, enggan untuk menatap Sasuke.

"Baby, i'm sorry—

"Enyahlah dari hadapanku, Uchiha Sasuke."

Rasanya bagai dihujani oleh seribu anak panah, sakit sekali. Sasuke langsung terdiam, tubuhnya kaku, ia tidak dapat mengeluarkan suaranya.

Sakura marah. Sakura sedih. Sakura kecewa. Dan Sasuke tahu, ia lah penyebab Sakura menjadi seperti itu. Sasuke juga merasa sedih, marah, dan kecewa pada dirinya sendiri, karena telah menyakiti kekasihnya.

Kata maaf saja tidak dapat mengobati rasa sakit hati Sakura, karena Sasuke tahu Sakura sangat benci dengan kata maaf hingga mengemis untuk meminta kasihan pada gadis itu.

"Let's breakup, Uchiha Sasuke."








ᥫ᭡









Bunyi konsol game memenuhi ruangan, beserta beberapa umpatan yang keluar dari bibirnya. Pemuda berambut merah itu menjambak rambutnya sendiri, merasa dongkol dengan permainan yang tidak kunjung menang.

"Renji! Can you toss the cola???"

Pluk'

"Ah! Thanks."

Pemuda berambut merah dan biru itu duduk bersandar pada sofa. Saling memaku pandangan pada layar televisi, dan beradu skill bermain game.

"Saso-

"Apa kau akan ikut pulang ke Jepang besok?"

"Hah?"

Sasori. Pemuda itu menoleh ke arah Renji yang sudah lebih dulu menatapnya kebingungan. Sementara Renji, langsung menolehkan kepalanya ke arah lain.

"Aku... Tidak tahu..."

"Kenapa?"

Renji terdiam. Pemuda itu terdiam beberapa saat sampai mereka berdua menghentikan permainannya, Sasori masih menunggu jawaban.

"Aku takut."

"Apa yang kau takutkan?"

"Entahlah, hanya saja mereka pasti akan merasa aneh denganku."

"Tidak. Kau tidak aneh, aku, kau, Sakura, dan mereka semua yang ada di Jepang sama. Tidakkah kau merindukan Sakura?"

"Tentu saja aku merindukannya..."

"Kalau begitu kau tidak perlu khawatir, Sakura dan aku akan menjagamu."

"Benarkah?"

"Tentu. Aku akan bicara pada mama dan papa, mereka pasti tidak akan keberatan dengan hal itu, masalah surat kepindahanmu itu gampang."

"Lalu semua yang ada disini?"

"Tinggalkan bodoh. Apa kau akan membawa semuanya beserta apartement ini ke Jepang?"

"Ahahahaa, tidak..."

"Kita akan tinggal bersama Sakura di Jepang."

"Apa dia tidak marah?"

"Kalau pun dia marah, dia tidak bisa berbuat apa-apa karena kita sudah disana. Aku tidak bilang padanya jika kita akan pindah ke Jepang."

Renji terkekeh kecil mendengar ucapan Sasori. Pemuda merah itu terlalu percaya diri, mungkin Sasori lupa bagaimana menyeramkannya Sakura jika gadis itu sedang marah.

Dia pun tidak menyangkal bahwa dia tidak merindukan Sakura. Bagaimana rupa Sakura sekarang? Apa yang sedang Sakura lakukan? Apakah gadis itu baik-baik saja?Seketika semua itu terpikirkan oleh Renji.

Tetapi dia juga tidak perlu khawatir, karena sebentar lagi mereka akan bertemu setelah 10 tahun sejak pertemuan pertama mereka. Sejak saat itu lah Renji dan Sasori harus pindah ke Kanada.






ᥫ᭡
















































































TBC...

Complicated Lover! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang