"Jadi?"
"Ja-di? Maksudnya?"
Sakura menghela napas panjang, menatap tajam kedua pemuda yang duduk dihadapannya.
"Apa maksud kalian pindah ke sini?"
"Tidak ada maksud apa-apa."
"Aku bertanya serius."
"Ini serius Sakura... Kami pindah karena ingin menemanimu."
"Tidak perlu."
"Kami sudah terlanjur disini, mau tidak mau ya kami akan selalu bersamamu mulai sekarang."
Sasori berbicara dengan santai, sementara Renji hanya diam saja. Sakura sendiri malas menghadapi sifat keras kepala Sasori, maka dari itu dia selalu mengiyakan permintaan Sasori.
"Kalian cari apartement sendiri, apartement ku tidak cukup untuk menampung kalian."
"Tidak."
"Hah?"
"Kita tidak akan tinggal di apartement. Aku, kau, dan Renji akan tinggal didalam satu rumah yang sama."
"A-apa maksudmu?! Rumah? Rumah siapa??"
"Mama sudah menyiapkan rumah untuk kita di daerah Meguro."
Terlalu banyak hal yang terjadi secara bersamaan hingga membuat Sakura tidak dapat berpikir rasional.
Sejak tadi, Renji hanya diam memperhatikan Sakura. Gadis itu terlihat terkejut, kesal, dan lelah. Entah apa yang terjadi pada Sakura, tapi perasaan Renji mengatakan bahwa gadis itu sedang tidak baik-baik saja.
Saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah. Naruto, Karin, dan Ino pun berada di kantin, tetapi tidak ikut duduk bersama.
Karena mereka tahu Sakura, Sasori, dan Renji harus membicarakan hal yang sangat penting dan juga privasi, tidak sembarangan orang boleh ikut campur.
Hanya Naruto, Karin, dan Ino lah yang mengetahui dengan jelas hubungan Sakura dengan Sasori dan Renji.
"Naruto, apakah Saara masih berada di mansion Uzumaki?"
"Tidak, dia sudah kembali ke Okinawa."
"Sayang sekali, aku ingin mengajaknya berbelanja skincare sore nanti."
"Pergi lah sendiri barbie jelek."
"Hah?! Apa katamu?!?!"
"Barbie jelek."
"Sialan kau setan merah!"
Pertengkaran Ino dan Karin membuat Sakura, Sasori, dan Renji langsung menatap malas ke arah keduanya. Sejak dulu selalu seperti itu, tidak pernah berubah.
ᥫ᭡
Malam hari pun tiba, Sakura dengan celana pendek diatas lutut dan hoodie oversize berwarna navy nya, berjalan-jalan disepanjang trotoar jalan menikmati ramainya suasana pada malam hari.
Diujung jalan ia menemukan sebuah supermarket, membeli onigiri, roti, minuman, dan juga sekotak rokok.
Supermarket itu menyediakan tempat duduk untuk bersantai yang berada diluar gedung mereka.
Dengan santai, Sakura memakan onigirnya hingga menyadari jika seseorang sedang mengawasinya.
Sakura pun sadar siapa orang yang sedang mengawasinya, tetapi dia sama sekali tidak peduli.
Setelah selesai memakan makanannya, Sakura lanjut menghisap sebatang rokok, dan hal tersebut berhasil mengundang orang tersebut untuk menghampirinya.
"Buang."
"Khehe, apakah ini merugikanmu?"
"Cepat buang rokokmu itu, Sakura."
"Berani sekali kau memerintahku, apakah kau ada hak atas diriku?"
"Sakura, ku mohon..."
"Woww! Seorang Uchiha Sasuke memohon padaku, bukankah itu lucu?"
Sasuke menatap nanar pada Sakura yang sedang menghisap rokoknya, gadis itu tampak sangat menikmati zat nikotin yang masuk kedalam paru-paru nya.
Dengan terpaksa, Sasuke langsung menarik rokok itu dan membuat Sakura langsung berdiri dengan kasar.
"Apa masalahmu Uchiha?!"
Sret'
Sasuke menarik tangan Sakura dan berjalan menjauh dari supermarket itu. Entah kemana tujuan mereka sekarang.
Sakura menarik tangannya, mencoba melepaskannya dari Sasuke. Tetapi tenaga pemuda itu lebih besar daripada dia, sehingga dia pun hanya bisa pasrah.
Mereka berdua berjalan hingga sampai ke tepi danau yang ada dipinggir kota, terdapat beberapa bangku dan lampu, sehingga tidak gelap.
Menempati salah satu bangku yang ada disana, keduanya terdiam selama beberapa menit.
"Sakura..."
Sakura hanya diam saja, tidak menanggapi panggilan dari Sasuke. Gadis itu terlihat sangat tenang, tidak memperlihatkan sebuah ekspresi yang signifikan.
"Aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal."
"Untuk apa?"
"Untuk kejadian waktu itu, aku tau aku telah melakukan kesalahan."
"Lalu?"
"Maafkan aku, aku tidak benar-benar berniat melakukannya. Aku melakukannya karena terpaksa, ada alasan dibalik hal itu."
"Dan kau mengorbankan diriku?"
"Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu."
"Untuk apa aku kembali padamu, jika kau saja berani berbohong padaku, mengorbankan ku, dan meninggalkan ku?"
"Sakura tolong, aku mohon padamu... Maafkan aku..."
"..."
"Ada alasan tertentu mengapa aku melakukan hal itu, kau tidak akan mengerti, tapi ku mohon tolong pahami situasinya."
Tubuh Sakura menegang ketika mendengar perkataan Sasuke. Kedua tangannya mengepal erat.
"Sasuke... Sejak kecil aku selalu ditinggalkan, papa, mama, Sasori, dan sekarang kau. Dan mengapa hanya aku yang minta untuk mengerti? Mengapa mereka dan kau tidak menanyakan bagaimana keadaanku? Sampai kapan aku akan selalu ditinggal sendirian?"
"Saku–
"Sejak awal kau memang tidak mengenal ku, kau tidak tau apa-apa tentang ku Sasuke. Pergilah, aku tidak akan memohon padamu untuk tetap bersamaku karena pada akhirnya semua orang akan tetap meninggalkan ku."
Sakura bangkit dari duduknya, dan pergi meninggalkan Sasuke sendirian. Sementara Sasuke hanya dapat terdiam, merasakan ribuan jarum seperti sedang menusuk jantungnya.
Sakit dan sesak disaat yang bersamaan. Banyak sekali pertanyaan yang menghantui pikirannya, sampai-sampai dia bingung apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Tetapi dia tidak menyerah, meskipun ada banyak pertanyaan di benaknya, Sasuke akan selalu mendapatkan jawaban yang lebih daripada pertanyaannya.
ᥫ᭡
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Lover!
FanfictionUchiha Sasuke dan Haruno Sakura adalah siswa-siswi populer disekolah mereka, para perempuan mengidamkan Sasuke sementara para laki-laki mengidamkan Sakura. Popularitas mereka sudah tersebar luas dan banyak orang yang mengagumi mereka. Tapi, bagaiman...