Gracia dan Shani duduk dengan tenang sementara kedua gadis lainnya sibuk menyiapkan makanan di atas meja. Gracia dan Shani tidak berani menginterupsi dua gadis yang mereka yakini adalah pasangan kekasih itu. Sesekali Sky—nama si anjing beagle—menggonggong lucu, meminta perhatian pemiliknya.
"Kau juga lapar, Sayang? Sebentar lagi, oke?" gadis berambut hitam membujuk anjingnya.
Kemudian pasangannya, gadis berambut bergelombang dan berwarna golden brown dengan wajahnya juga tak kalah cantik. Hidung yang lumayan mancung. Dan yang membuat Shani senang, gadis itu selalu menunjukkan gummy smilenya dengan ramah.
"Jadi, apa yang kalian lakukan di pulau ini?" tiba-tiba si gadis pemilik gummy smile bertanya kepada Gracia dan Shani yang duduk di hadapannya.
"Babe, kita belum memperkenalkan diri dan kau langsung bertanya seperti itu," tegur kekasihnya.
"Ah, maafkan aku. Mungkin karena aku terlalu bersemangat bertemu teman baru!" serunya. "Halo, namaku Chika. Dan ini istriku, Ara."
"Hai," balas Gracia gugup. Ia tidak menyangka kalau kedua gadis itu adalah pasangan yang telah menikah. "Aku Gracia dan ini Shani."
"Kalian sepasang kekasih atau telah menikah?" Ara bertanya.
"Huh? Oh, t-tidak. Kami hanya...teman," jawab Shani lalu tertawa canggung. Gracia hanya memberinya senyuman miring. Shani menghentikan tawanya kemudian berdehem. Tidak ada yang ikut tertawa bersamanya karena memang tidak lucu.
"Haaah, sayang sekali. Aku tadinya berharap kalian adalah pasangan kekasih. Karena kalian tampak sangat serasi sehingga membuatku terpana untuk beberapa saat," ujar Ara
Baik Gracia maupun Shani tidak tahu harus menjawab apa. Chika merangkul pundak Ara dan mengusap-usapnya dengan lembut.
"Jangan kecewa, Honey. Bagaimana kalau kita mulai makan malam?"
"Baiklah. Tamu-tamu kita pasti sudah sangat lapar. Benar, kan?"
Gracia dan Shani mengangguk penuh semangat. Sejak pagi mereka belum bertemu makanan sesungguhnya. Tapi kini berbagai macam makanan lezat telah terhidang di atas meja. Mereka berpikir darimana pasangan itu mendapatkan berbagai macam bumbu masakan, tapi lebih memilih untuk tidak bertanya. Yang penting sebentar lagi mereka akan menyantap makanan-makanan laut yang lezat ini secara cuma-cuma.
"Kalian tidak mempunyai alergi dengan makanan laut, kan?" tanya Chika seraya mengisi satu persatu mangkok mereka dengan sup bakso.
"Aku hanya alergi pada udang," ucap Gracia
"Oh, baiklah!" ucap Chika seraya menyingkirkan sepiring menu udang dari hadapan Gracia dan memindahkannya ke hadapan Shani. "Kau tidak mempunyai alergi?"
"Tidak, tenang saja. Aku akan memakan semuanya," jawab Shani percaya diri.
Kemudian mereka pun mulai menikmati hidangan. Sesekali Ara dan Chika saling menyuapi, bahkan tidak malu-malu menunjukkan sikap romantis mereka satu sama lain. Tampak jelas di mata mereka bahwa cinta mereka sangat kuat. Ara menyentuh dan mencium rahang Chika tanpa peduli kalau kini ada dua gadis yang sangat canggung di hadapan mereka.
Gracia melirik Shani dan melihat kalau gadis itu sedang tersenyum-senyum mengagumi kemesraan Chika dan Ara.
"Ehem!" Gracia memutuskan untuk mencairkan suasana. "Bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Ya, tentu saja, Gracia. Apa yang ingin kau tanyakan?" balas Chika.
"Apa kalian benar-benar penghuni pulau ini? Maaf, aku hanya merasa aneh melihat ada orang yang hidup di pulau asing ini. Apa kalian juga terdampar seperti kami?"

KAMU SEDANG MEMBACA
As Big As The Ocean
Fanfiction"It's about dream, reality and destiny." Remake by As Big As the Ocean -Jenlisa Written by @baechu10489 GxG