"Honey, sampai kapan kau akan berjemur di sana? Aku sudah tak sabar naik jet ski. Ayolah."
Shani bangkit dengan malas-malasan setelah mendengar rengekan manja dari istrinya. Ia berjalan menghampiri Gracia yang menunggunya. Shani sengaja membuat wajah cemberut demi untuk membuat istrinya semakin sebal.
"Astaga, kenapa kulitmu memerah? Apa kau tidak memakai sunblock yang kuberikan padamu?" tanya Gracia setelah benar-benar melihat Shani dengan jelas.
"Aku memakainya. Mungkin lain kali kau yang harus memakaikan untukku."
Gracia hanya menggeleng-gelengkan kepala. Shani mencium pipinya. "Tadi kau ingin apa?"
"Riding the jet ski."
"How about riding me?"
Gracia menampar pelan lengan Shani. Setelah bertahun-tahun bersama, Gracia masih saja malu dengan godaan seksual yang dilontarkan secara verbal oleh Shani. Dan itu membuat Shani terhibur.
"Apa kau bisa mengendarai jet ski?" tanya Shani kemudian menggandeng tangan Gracia menelusuri tepi pantai, menuju tenda guide mereka.
"Tidak. Aku bisa meminta guide kita untuk mengendarinya."
"Hah? Tidak boleh. Guide kita yang bernama Kenish itu jelas-jelas seorang pria. Aku tidak mengizinkannya!" larang Shani dengan tegas.
"Kalau begitu bagaimana caranya?" tuntut Gracia. Ia ingin sekali naik kendaraan air yang memacu adrenalin itu. Sayang sekali Shani tidak bisa mengendarainya.
"Aku akan belajar mengendarainya. Ayo kita panggil Kenish."
Kemudian Shani menarik Gracia agar berjalan lebih cepat ke tenda tersebut. Namun mereka tak perlu bersusah payah, sebab Kenish sudah terlebih dahulu menyadari kedatangan mereka. Pria itu pun berlari cepat menghampiri.
"Apa kalian memerlukan sesuatu?"
"Ya!" Shani menjawab Kenish dengan cepat. "Aku ingin menyewa jet ski."
"Baiklah. Tunggu sebentar. Kebetulan beberapa jet ski yang kami miliki sedang diperbaiki. Beberapa lagi belum kembali dari tengah laut. Apa kalian tidak keberatan menunggu?"
Shani menoleh pada Gracia. Ini adalah permintaan Gracia, jadi semua keputusan ada padanya.
"Apakah masih lama?" tanya Gracia pada Kenish.
"Mungkin sekitar... ah, sepertinya beberapa detik lagi. Ada satu yang kembali."
Kenish menunjuk ke arah laut, lantas Gracia dan Shani menoleh. Ada dua orang wanita yang baru saja menepi dengan jet ski dan sepertinya mereka berdua dalam perdebatan.
Gracia dan Shani tersenyum senang, akhirnya mereka tidak perlu menunggu lama. Dua perempuan yang sepertinya juga pasangan itu berjalan semakin mendekat. Mereka masih saja berdebat dengan menggunakan bahasa yang secara mengejutkan dimengerti oleh Shani dan Gracia. Tentu saja, mereka berbahasa Indonesia.
Dan saat pasangan itu berada sekitar 10 meter dari mereka, keduanya bergantian membuka topi mereka yang basah. Melihat itu senyuman di wajah Shani dan Gracia perlahan menghilang.
"Sudah kukatakan jangan terlalu kencang. Kau membuat kita jatuh. Kau membuatku takut!"
"Maaf, sayang. Kau kan tahu aku baru belajar mengendarainya. Aku tidak sengaja jadi maafkan aku."
"Ah, sudahlah."
Gracia membeku, Shani menahan napas. Mereka bagaikan melihat sesuatu yang mustahil, namun ini kehidupan nyata mereka!

KAMU SEDANG MEMBACA
As Big As The Ocean
Fiksi Penggemar"It's about dream, reality and destiny." Remake by As Big As the Ocean -Jenlisa Written by @baechu10489 GxG