"What? She's also here? Siapa yang mengundangnya?"
"Chanel."
"Oh, itu bagus untuk karirnya. Bukankah begitu?"
Penata rias dan penata busana Shani hanya tersenyum kecil menanggapi cemoohan gadis itu. Mereka tahu kalau Shani tidak pernah menyukai gadis yang sedang mereka bicarakan saat ini. Shani selalu menganggapnya pengganggu karena sikap angkuh gadis tersebut.
Shani tidak menyukainya karena satu alasan. Dulu ia dikalahkan dalam satu kompetisi kecantikan karena kecurangan yang dilakukan tim gadis itu. Gadis yang bernama Shania Gracia, memiliki kekayaan yang lebih darinya. Melakukan kecurangan adalah hal yang sangat mudah untuknya. Jadi sejak saat itu Shani sangat membenci Gracia.
Dan pada hari ini, mereka kebetulan berada dalam satu acara fashion di Paris. Shani tidak heran ataupun terkejut. Ia hanya tidak ingin bertemu dengan musuh bebuyutannya itu. Kenapa Shani menyebutnya musuh bebuyutan? Karena Shani yakin rasa benci Gracia sama banyak dengan dirinya.
"Berapa lama acara ini akan berlangsung?" Shani bertanya saat ia sudah siap berangkat ke pesta tersebut.
"Kurang lebih dua jam, Shan. Kenapa?" jawab penata riasnya.
"Baiklah, aku akan kembali lebih cepat. Terima Kasih, Kak Nadia. Aku siap memukau para wartawan malam ini."
"Semangat Shani!"
🌊🌊🌊
"Aku berharap malam ini cepat berlalu. Aw, kau menusukku, Kak Gaby!"
"Ah, Maaf Gre. Gaun ini terlalu bagus jadi aku harus lebih berhati-hati."
Gracia memandangi dirinya di cermin panjang di hadapannya. Ia tampak cantik sekali, seperti biasanya. Gracia tersenyum bangga melihat gaun Chanel serta perhiasan mewah yang dikenakannya untuk malam ini. Semua orang pasti akan terpesona padanya.
Kecuali satu orang.
Shani Indira, si menyebalkan.
Senyum langsung menghilang dari wajah Gracia, digantikan oleh lengkungan cemberut. Dari sekian banyak model di Indonesia, kenapa Celine harus mengundang gadis pemarah itu? Oh, Gracia lupa. Because Shani Indira is the one and only muse of Celine.
"Kata Kak Yona, pesta malam ini juga dihadiri beberapa profesi terkenal di Prancis. Salah satunya The Great Madame Ruby." ujar Gaby, sang penata rias.
"The Great Madame Ruby? Siapa itu?"
"Kau tidak tahu? Dia adalah seorang entertainer dan mengaku sebagai magician. Dia memiliki sebuah acara di televisi. Mungkin kamu belum pernah menonton acaranya." jelas Gaby. Ia telah selesai merapikan gaun Gracia, kemudian menyerahkan tas tangan gadis anggun itu.
"Aku tidak tertarik pada hal-hal berbau sihir. Menyeramkan, kau tahu?" kata Gracia seraya mengernyit.
"Sedikit. Dia juga pernah mengaku bisa berpindah tempat serta merubah sebuah benda menjadi benda lain. Aku bertepuk tangan saat menonton acaranya."
"Sudahlah, Kak Gaby. Itu terdengar aneh sekali. Lebih baik aku tetap menonton Ellen."
Gaby hanya terkekeh malu.
"Kalau begitu, aku dan Kak Yona berangkat. Sampai jumpa lagi nanti, Kak Gaby."
🌊🌊🌊
Pesta yang sangat meriah dan untungnya tertutup dari para wartawan. Mereka hanya diperbolehkan meliput kedatangan para tamu undangan di pintu gerbang. Sebab yang hadir saat itu bukan sekedar artis amatiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Big As The Ocean
Fanfic"It's about dream, reality and destiny." Remake by As Big As the Ocean -Jenlisa Written by @baechu10489