Darah Manis!

51 43 0
                                    

        RUBY AZORA CALINDRA
                 AGATHA AINSLEY
            MAHESA RANGKABUMI
        AIDEN DEVANO VERLANDES
         ELISHA KEYREN TAMAROL
          RAMA GIONINO SAPUTRA
                  CALYA NAVIRIA
                 INDRA STEWARD

                      ♡♡ENJOY♡♡

"Permisi mba.Mau tanya ada pasien atas nama Elis...."
Tiba tiba Ruby berhenti berbicara.

"Nyet nama panjang bu Elis apa?"
Bisik Ruby pada Agatha.

"Maaf mba,pasien bernama Elisha keyren tamarol?"
Sambung Aiden.

"Ada dek.kalau boleh tau kalian siapa nya pasien?"
Tanya mba mba resepsionis.

"Say.."
Ruby langsung membekap mulut Mahesa.

"Saya ee sepupunya,yaa sepupu."
Jawab Agatha.

"Kamar Elisha di nomor berapa ya mba?,saya lupa haha."
Tanya Ruby.Dengan ketawa palsu penuh tekanan batin.

"Nomor 73 dek."
Balas mba mba resepsionis.

"Eee makasih mba."
Salut Agatha.Mereka pun segera bergegas mencari kamar nomor 73.

"Mm gais kalian duluan aja,tunggu gw di depan lorong situ.Gw kebelet hehe."
Ucap Ruby,Sembari tersenyum tipis.

"Aelahh pipis mulu lu nyet."
Balas Agatha menyipitkan matanya.

"Malu maluin kalo ngompol di celana!"
Jawab Aiden.

"Kampret!!disini rame banget,gw gamau Mahesa kenapa kenapa."
Batin Ruby.

Ruby dengan cepat menarik tangan Mahesa.

"Dahh gaiss gw udah kebelet mampuss."
Sambung Ruby,sembari menarik tangan Mahesa.

"Harus banget dia narik Mahesa?,kenapa ga gw aja.Huu... inget mereka teman dan ga lebih."
Batin Aiden.

Ruby membawa Mahesa keluar rumah sakit melewati pintu lain yang berada di samping rumah sakit.

"Sorry bet sa,gw lupa ga perban tangan gw."
Dengan panik Ruby  memperhatikan wajah Mahesa yang mulai terlihat pucat.

"Bangsa* jan kesurupan disini lah."
Ucap Ruby.

"Sa,gw tau lu kuat,jangan biarin mereka masuk,plis sa."

"Saya...menyukai...darah...mu."
Mahesa mencoba mengapai tangan Ruby yang luka.

Ruby segera menepis,dan berusaha menghindar tapi harus tetap terlihat baik baik saja.Karna terlihat cukup banyak orang yang lalu lalang.

Ruby menutupi luka nya itu dengan dasi seragam sekolah nya.

"Aelah lama bener,gw masih banyak urusan bab*."
Ucap Ruby yang kesal karna selalu ada masalah.

"Beri..kan..da..rah..mmu.."
Suara gemetar Mahesa yang terdengar seperti suara kakek kakek.

"Harus gw apain ni anak."
Batin Ruby.

"Maaf,tolong keluar dari tubuh teman saya."
Ruby masih berusaha menahan bahu Mahesa agar tidak mendekat pada dirinya.

"Satt sadarr,gw Rubyy."
Rintih Ruby.

Ruby sedikit menampar pipi Mahesa,dengan tujuan agar dia sadar.

Dibalik Ruby yang panik bercampur bingung,dengan keadaan Mahesa.Di dalam pandangan Mahesa,melihat suasana mayat yang meninggal karna kekurangan darah.Dan ia sempat melihat bentuk raja jin yang memegang tongkat,ukuran nya sangat panjang.Raja jin juga memiliki tinggi badan yang tak masuk akal, karna tinggi nya mungkin lebih tinggi dari gedung bertingkat,yang seakan akan memerintah dirinya untuk bersujud."

"Fuck tu anak dua ke toilet lama bener."
Ucap Agatha.

"Mungkin ngantri."
Jawab Aiden.

"Susulin aja yu?"
Ajak Agatha.

"Gausah ntar mereka juga balik."

Setelah mereka menunggu sekitar 20 menitan,akhirnya Ruby dan Mahesa kembali.Tapi terlihat Ruby memapah Mahesa dan penampilan mereka yang berantakan."

"Bab* lu pada kemana aja,karatan kita nunggu disini.Whait tu monyet napa?"
Tanya Agatha,heran padahal toilet tidak sejauh itu.

"Sorry haaa,gw mau istirahat dulu bentar."
Keluh Ruby.

Setelah menunggu Ruby duduk sebentar,banyak hal yang ingin mereka tanyakan pada Ruby.

"Ada yang masuk?"
Aiden seperti telah mengerti apa isi kepala Ruby.

"Disini banyak,gw takut Mahesa kenapa kenapa."
Jawab Ruby.

"Agatha,gw titip Ruby."
Ucap Aiden sembari membangunkan badan Mahesa yang terlihat lemas tak berdaya.

"Ahh gw ngerti.Tapi lu gapapa kan Rub?"
Agatha memegang kedua bahu Ruby.

"Den,Mahesa bawa ke rumah gw aja.Nanti kalo udah kelar,biar kita bareng-bareng bantuin dia."
Titah Ruby sembari memberikan kunci rumah nya.

Setelah mereka membagi tugas, Aiden membawa Mahesa keluar dan Agatha menemani Ruby di rumah sakit.

"Permisi."
Sembari mengetuk pintu kamar nomor 73.

Pintu itu di buka oleh seorang pria yang memakai jas rapih.Yang ternyata Ruby sangat mengenali orang itu.

"AYAH?!!."
Teriak Ruby yang membuat seisi lorong melihat pada nya.

Terlihat ayah memasang wajah panik karna terkejut melihat keberadaan Ruby.
"S-sayang,ini di rumah sakit,tolong jangan membuat keributan."
Ucap Ayah dengan muka memelas.

Ayah mencoba memegang tangan Ruby tapi dengan kasar,Ruby menepis tangan Ayah nya.

"Aku ada urusan sama bu Elis,Ayah keluar dulu."
Dengan wajah menahan tangisan, Ruby mencoba agar tetap tegar, menghadapi kelakuan ayah nya yang kekanak kanakan itu.

Ayah,dan Agatha menunggu di luar ruangan,hanya Ruby dan bu Elis yang ada di Ruangan itu.Sebenarnya Agatha khawatir jika Ruby berbuat hal yang nekat,seperti sebelumnya.

"Jauhi ayah saya atau nyawa ibu bayaran nya."
Desis Ruby yang mengepal kan tangan nya.

"Kamu lupa?.Kamu baru saja memukuli saya,dan bisa saja,saya membawa kamu ke penjara."
Balas bu Elis.

Tanpa banyak basa basi,Ruby menyimpan kertas di atas meja tv,dan langsung pergi meninggalkan bu Elis.

Mau bagaimana pun bu Elis tetap wali kelas nya.Ia harus bisa menahan amarah nya demi kelancaran kelulusan,yang tak lama lagi akan di laksanakan.

"Huu..Ruby tenang,bentar lagi ujian  kelulusan."
Batin Ruby.

Saat Ruby keluar ruangan itu,ia di kejutkan oleh Bunda yang ternyata berada di rumah sakit itu juga,dan terlihat sedang berdiri di depan ruangan bu Elis.

"Bunda...."
Ucap Ruby.Tanpa ia sadari,mata nya mulai meneteskan air mata.

Satu persatu,air mata berjatuhan dari pipi manis nya.

Pelukan hangat yang terasa,saat Bunda mencoba menenangkan gadis kecil nya itu.

Setelah semuanya tenang, Ruby,Bunda,dan Agatha kembali.Meninggalkan rumah sakit tanpa berkata sedikit pun.Karna sudah larut malam,Agatha memutuskan untuk menginap di rumah Ruby.

Saat mereka memasuki rumah,terlihat Aiden berhasil membantu Mahesa kembali sadar.Tapi tubuh Mahesa terlihat sangat tak berdaya.

"Den,gimana?."
Tanya Ruby.

"Kayaknya udah aman."
Jawab Aiden

"NYETT GIMANA KALAU KITA NOBAR?"
Ajak Agatha.Ia mencoba menghibur Ruby kembali.Karna kejadian tadi, mata Ruby sembab dan sedikit bengkak.

"Gw mau langsung tidur aja."
Baru kali ini,mereka melihat Ruby hemat bicara.Mungkin kejadian tadi cukup membuat dirinya shok.

"Yaudah biarin aja,mungkin dia kecapean."
Salut Aiden.

"Goodnight.have a nice dream baby."
Ucap Aiden sembari mengusap lembut kepala Ruby.

The ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang