Bebas

25 12 2
                                    


"Permisi.Saya memiliki tawaran 2,7m agar saya bebas,hilangkan semua bukti-bukti serta saksi mata."

"2,7m?apa itu?uang sekecil itu tidak bisa membuat seorang tahanan bebas begitu saja."

"Baik.10,3m?"

"Apa kamu semiskis itu untuk memerintahkan seorang saksi menutup mulut nya?"

Ruby langsung melempar amplop cokelat yang berisi banyak sekali uang.

"Apa 200,5 masih kurang?"

"Semuanya akan saya urus sebaik mungkin."

Pagi hari yang cerah,di kabarkan Ruby bebas dari penjara dan di tegas kan,bahwa Ruby Azora Calindra dinyatakan tidak bersalah.Ia hanya korban salah tangkap karna kecerobohan seorang polisi.

Saat keluar dari kantor poslisi Ruby langsung di sambut oleh teman teman nya.Terkecuali Mahesa.

"Gw sayang bet sama lu nyet,ahh gilak,masa gw nangis gara gara lu sih.Makasih nyet,lu bisa buktiin kalo lu emang ga salah."
Tangis Agatha sembari memeluk erat Ruby.

"Gw capek."
Balas Ruby.

"Mau langsung pulang?ayok aku anter."
Aiden mengulurkan tangan nya.

"Lah aj* terus gw pulang naik apa?si Mahesa mana?"
Tanya Agatha.

"Ada ojek online."
Jawab Aiden sembari sedikit tertawa.

"AJ* LU."
Teriak Agatha.

"Berisik.Den ayok."
Ruby menarik tangan Aiden dan meninggalkan Agatha sendiri di depan kantor poslisi.

"Ini beneran Ruby?gw ga yakin sikap dia berubah drastis kaya gitu."
Batin Aiden.

Setelah sampai di rumah,Ruby langsung memasuki rumahnya,tanpa berbicara sepatah kata pun pada Aiden.

"Ruby!!"
Mendengar Aiden memanggil dirinya,Ruby hanya berbalik lalu meneruskan langkah nya.

Di dalam rumah,ternyata bunda sudah menyiapkan makanan yang memenuhi meja makan.

"Selamat sayang.Kamu berhasil membuktikan kalo kamu ga salah."

"Aku capek bun,mau langsung tidur."

Ruby meninggalkan bunda di ruang keluarga seorang diri,bersama 1 meja penuh dengan sajian makanan yang terlihat masih hangat.

"Gw yakin,lambat laun,pasti kasus bu Elis terungkap."
Batin Ruby.

"Target?gw harus secepat nya bergerak."

Ruby mencari keberadaan ayah.Apa yang akan dia lakukan?apa betul dia dalang dari pembunuhan bu Elis?

"Bun,aku mau pergi bareng temen-temen."
Ucap Ruby sembari berusaha membuka pintu luar.

"Sayang?kamu gapapa kan?"
Bunda terlihat sangat khawatir dengan keadaan Ruby.Wajah Ruby tampak lebih pucat,mata nya terlihat sangat berat.

"Ruby?pasti dia kelelahan."
Batin bunda.

"Seharus nya ini lebih mudah dari yang kemarin."
Ruby menyalakan motor nya dan segera meninggalkan rumah nya.

Ternyata,sebelum nya Ruby telah membuat daftar lokasi yang ia perkirakan akan di datangi oleh ayah hari ini.

Setelah 7 lokasi Ruby datangi,tidak ada tanda tanda keberadaan sang ayah.

"Terakhir?club malam."
Dengan kecepatan penuh ia mengemudikan motornya.Sampaj akhirnya,perban di tangan nya sobek.

"Ah perban sialan,ganggu."
Ruby sempat dilarikan di rumah sakit,dia mendapatkan luka di area tangan nya dan bagian perutnya.
Ruby tak acu pada luka itu,ia hanya berfikir bagaimana caranya agar orang jahat pergi dari dunia ini.

Setelah sampai,Ruby memasuki bangunan mewah yang di penuhi lampu diskotik.Hingga tiba tiba Ruby di hampiri oleh seorang pria ber jas hitam,dengan senapan yang di simpan dalam saku celana nya.

"Umur?"
Suara berat dari pria itu.

"Em 19."
Ruby menjawab dengan hati-hati.

Pria itu menatap wajah Ruby dengan mata nya yang cenderung sipit dan cukup seram.Ia mengamati Ruby dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Ktp?"

"Ah sial,aku lupa membawa nya."
Ruby pura-pura merogok saku nya.Padahal ia memang tidak membawa KTP.

"Silahkan pergi,anak SMA dilarang masuk!!"

"Apa kamu tidak butuh uang lebih?"

"PERGI!!"
Ruby terkejut,pria itu tiba tiba berteriak keras.

Walaupun ia tidak yakin bahwa ayah nya ada disitu,ia mencoba tetap memperhatikan keramaian dari jauh.

"Ini dia,anjing nakal mencoba bersembunyi?"
Mata Ruby tepat menemui sang ayah yang sedang bergoyang di atas karpet merah bersama wanita sexy.

"Ini akan menyenangkan."
Mata Ruby mendadak membesar dan senyuman penuh amarah terlihat dari wajah nya.

Ia berfikir sejenak,sembari memutar silent mini yang ia kantongi sedari tadi.

"20.43.Angka jam yang sangat indah."

Baru saja ia ingin melangkah,ada tangan yang menahan dirinya dari belakang.

"Ruby?lu ngapain disini?"
Ruby sangat terkejut karna Agatha tiba tiba muncul di belakang nya.

"Lah lu sendiri ngapain disini?"

"Ah gw nemenin Mahesa,biasa dia beli minum."

"O-oh,ee ya gw juga tadi nya mau nyoba minuman yang baru disini,hhe."

"Yaudah kita bareng aja ya?kita masih kangen sama lu nyet."

"Eh sorry ni,kayak nya ga bisa.Gw udah di suruh pulang sama bunda."

"Yaelah nyett."

Ruby bergegas pergi,lalu beberapa jam kemudian,ia kembali ke club itu,tetapi kali ini ia berhenti di bagian belakang club.

Jam menunjukkan angka 20.17.Terlihat juga club lebih ramai dari sebelum nya.

"Gw cuman punya waktu beberapa menit."

Ia bergegas menyelinap melewati banyak nya orang,pria tadi juga terlihat kewalahan menangani pelanggan sebanyak itu.

"HEY KAMUU."
Sial,pria penjaga club itu mengetahui bahkan Ruby menyelinap masuk.

"Bunuh lalu pergi."
Ruby melihat kerumunan orang-orang yang ternyata salah satu dari orang-orang itu adalah ayah nya.

Dengan cepat Ruby menghampiri kerumunan itu dan langsung menusuk saraf leher nya.
Orang itu ternyata bukan ayah,ia salah target.

Seketika orang berteriak ketakutan,disitu Ruby hanya bisa berakting membantu korban nya,sembari mencari kembali keberadaan ayah.

"Sesuai dugaan,putri kecil ayah sangat pemberani."

The ShieldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang