--------------------------------------------------------
selamat datang dan selamat membaca^
---------------------------------------------------------
***"Jika esok bertemu, aku ingin memeluk erat dan berbagi segala cerita kepada kedua orang tuaku seperti dulu."
•
"Jika esok bertemu, aku ingin mencintai lelaki itu sekali lagi."
•
"Jika esok bertemu, aku ingin memeluk dia kembali."
•
"Jika esok bertemu, aku ingin menggenggam tangannya kembali."
•
"Jika esok bertemu, aku ingin menghabiskan waktu dengannya setiap hari."
•
"Jika esok bertemu, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku tidak sekuat itu untuk kehilangan orang-orang yang aku sayang."
***
Hamparan ombak membasahi tiap pasir terlihat malam ini. Air laut malam ini mampu membuat orang bergidik kedinginan, Aileen terduduk di bibir pantai dengan tatapan kosong, isak tangis mulai memberisiki pantai yang sepi kala itu. Jam menunjukkan pukul sembilan lebih lima menit, sudah setengah jam lamanya dia di sini meratapi semua yang telah terjadi.
Pikirnya ia akan kuat menghadapi segalanya sendirian, tetapi nyatanya tidak. Satu per satu orang yang ia sayang pergi meninggalkannya, air mata mengalir deras dipipi dan mulai membasahi lagi dan lagi. Tak ada orang yang tahu ia di sini, tak ada orang yang melihat ia terduduk sedari tadi. "ARGH...!" Aileen berteriak mengungkapkan segala rasa yang selama ini ia pendam. Aileen tertatih, butiran pasir yang menempel di tubuh nya saat ia terduduk tadi berjatuhan.
"Nyatanya tidak ada yang benar-benar untuk menemaniku," ia menjeda kalimatnya. "Nyatanya semua orang pergi. Dengan segala janji yang diucapkan, dengan segala perlakuan yang meyakinkan aku untuk peracaya bahwa mereka tidak akan pergi hanya sia-sia. Sekarang hanya tinggal kenangan, hanya kenangan yang menghantui pikiran. Jika mereka bisa benar-benar pergi, lantas aku juga bisa."
Tangisnya makin menjadi-jadi, Aileen sesekali berteriak dengan sengaja untuk melampiaskan segala rasa yang telah dipendam selama ini. Ia berjalan menelusuri tiap dinginnya air laut, air sudah mampu menenggelamkan kaki hingga selutut, selanjutnya ia masih terus berjalan perlahan hingga air telah menenggelamkan tubuhnya sampai sedada.
"Jika esok bertemu dengan mereka, aku akan mengatakan bahwa aku juga bisa pergi meninggalkan semuanya," lirih Aileen menatap air lautan di hadapan sekarang.
Aileen terkekeh. "Tapi semunya sudah terlambat, esok tidak akan bisa bertemu dengan siapapun karena saat ini saja aku sudah akan menenggelamkan diriku di dalam lautan. Toh orang-orang sudah meninggalkanku satu per satu lebih dulu," katanya dengan suara yang makin mengecil.
Saatnya. Ini saatnya ia benar-benar pergi seperti mereka yang telah pergi. Saatnya semua mimpi-mimpi terkubur, tenggelam, dan hanyut bagai sebuah ranting yang hanyut terkena ombak. Seperti dirinya saat ini yang akan hanyut dan tenggelam di makan ombak.
Jika Esok Bertemu
***
Terima kasih semuanya karena sudah membaca cerita ini, jangan lupa berikan vote juga komen! Semoga suka dan maaf apabila ada kesamaan dalam nama, tempat atau apapun itu.
*cerita ini hanyalah fiksi
KAMU SEDANG MEMBACA
JIKA ESOK BERTEMU
Teen Fiction"Jika esok bertemu, aku ingin menggenggam tangamu lagi seperti dulu." - Aileen "Jika esok bertemu, akan aku pastikan bahwa aku akan mencintaimu lebih dari kamu yang mencintaiku." - Marseno ••• Tentangnya yang kehilangan. Tentangnya yang berusaha men...