09

16 4 26
                                    

-------------------------------------------------------
selamat datang dan selamat membaca^
--------------------------------------------------------
***

Toilet dekat kantin nyaris terbarakar semua. Hanya ada satu korban yaitu Aileen, dilarikan ke Rumah Sakit dengan kondisi yang untungnya tidak terlalu serius. Pukul 14.35 Bu Sari sudah ada di Rumah Sakit, bergegas dari panti dengan khawatir. Ryo dan Utari juga ada di sana dengan beberapa guru, penyebab utamanya di pastikan ada yang sengaja membakar toilet tetapi entah siapa karena kasusnya masih ditelusuri, belum diketahui.

Luka bakar Aileen sudah di obati, mungkin akan berbekas nantinya. Berganti waktu, berganti detik, berganti jam dengan harap-harap cemas dari semua orang yang sedang berkunjung, Aileen akhirnya siuman dengan tubuh terasa lemas. Menengok kanan kiri dengan pelan, tersenyum kepada Bu Sari.

"Bu Sari, aku tidak apa kok," kata Aileen suaranya samar-samar terdengar.

"Kami semua khawatir sekali Aileen, untungnya temanmu Marseno menolong dan membawa keluar dari toilet sekolah, jadi tidak terlalu parah karena cepat ditangani," jelas Bu Sari.

Aileen terbelalak kaget, ia tidak mengingat siapa yang menolongnya. "Marseno?"

"Iya Aileen, dia sedang keluar sebentar," Utari memberi tahu.

"Syukurlah temanku ini masih selamat, aku cemas memikirkannya sambil lapar," Ryo berucap sambil tertawa kilas.

"Terus saja lapar tiap saat ya Ryo," Utari menggelengkan kepala.

Selanjutnya mereka berbincang beberapa menit, menjawab pertanyaan dari beberapa guru yang masih ada di sana, tetapi belum ada yang membahas kejadian tadi secara detail hingga Aileen benar-benar sembuh dahulu. Masih kaget karena yang menolong Aileen tadi  adalah Mars, teman dekatnya sejak beberapa minggu lalu.

Satu dua guru dari sekolah Aileen mulai pamit, hari sudah sore tapi Marseno belum terlihat. Begitu pintu di buka, senyum manis yang khas terukir dari laki-laki tinggi berpakaian seragam rapi. "Aileen, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa sudah lebih baik?" tanya Marseno.

"Mars, ternyata rupanya kita satu sekolah ... tapi apa betul kamu yang menolongku?" tanya Aileen memastikan, berterima kasih.

Marseno mengangguk, "Aku kira yang ada di dalam teman sekelasku karena dia izin ke toilet, nyatanya yang di dalam kamu. Aku terkejut sekali, senang satu sekolah denganmu," Marseno tersenyum kembali.

"Jadi kakak kelas ini teman dekatmu Aileen?" Bu Sari bertanya, mungkin penasaran atau sekadar ingin tahu.

"Mereka berteman sejak Aileen di Rumah Sakit waktu itu Ibu," Ryo memberi tahu, diangguki Aileen.

Suasana terasa canggung seketika dengan adanya Marseno, ia masih belum berpamitan hingga pukul 16.00, masih setia menemani Aileen. Beranjak bangun, Aileen mengisi perut dengan makanan yang ada di sana. Bu Sari membawa Ryo dan Utari ke kantin Rumah Sakit untuk makan, menitipkan Aileen kepada Marseno.

Marseno mendekat, "Apa aku boleh bertanya sesuatu Aileen?"

"Tentang kebakaran tadi ya?" Aileen bertanya balik, diangguki Marseno.

"Tadi airnya hanya ada sedikit, aku di dalam toilet lama karena bingung harus menyiramnya dengan apa karena air tidak ada ... saat itu aku mendengar orang masuk ke dalam, aku tidak tahu itu siapa, tapi seketika bau bensin tercium menyengat. Aku menghiraukan itu, tiba-tiba api sudah menjalar dari wastafel. Aku terlalu engap di dalam, terpeleset dan tanganku terkena api kemudian pingsan dan tidak mengingat apa-apa lagi," jelas Aileen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JIKA ESOK BERTEMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang