04

43 9 3
                                    

-------------------------------------------------------
selamat datang dan selamat membaca^
--------------------------------------------------------
***

Sejak pagi hujan tidak kunjung reda. Sudah reda pun kembali deras lagi dan lagi, selalu begitu hingga siang ini. Hari terasa membosankan bagi Aileen karena sedari pagi ia hanya terdiam di dalam, tidak bisa mengunjungi taman seperti biasanya. Hujan deras mengundang hawa dingin yang semua orang pasti merasa dinginnya seperti apa, Aileen memakai jaket yang ia punya. Sejak kepergian kedua orang tua nya Aileen sama sekali belum bisa ikut pengajian sedari hari pertama mereka di makamkan, tetapi pastinya ia selalu mengirimkan doa setiap hari, setiap jam, seperti saat ini. Hujan turun semakin deras dan Aileen berdoa kembali untuk mendiang ayah dan ibu, Aileen berdiri seraya Narni masuk dengan Marseno di sampingnya.

"Katanya dia ingin menemuimu Aileen, betul kalian berteman?" tanya Narni memastikan.

"Iya, dia temanku. Kita sudah berteman sejak hari pertamaku di Rumah Sakit, waktu itu tante juga melihat Marseno saat aku menangis di ujung ruangan sana." jelas Aileen di balas senyum oleh Narni, kemudian ia mendekat kepada Marseno.

Mereka berbincang berdua di luar, di depan pintu ruangan Aileen.

"Jadi hari ini kamu sudah boleh pulang?" Marseno bertanya.

"Iya, sore ini aku sudah meninggalkan Rumah Sakit," jawab Aileen.

Raut wajah Marseno berubah seketika, ia seperti tidak rela di tinggalkan temannya. Namun pastinya ia senang karena Aileen sudah benar-benar pulih. Marseno izin kepada Narni untuk mengajak Aileen menjenguk neneknya, Aileen ragu sekaligus malu tapi ia tetap melakukannya dan saat ini ia sedang berjalan menuju ruangan nenek Marseno. Hujan masih sangat deras, mereka berdua sama-sama memakai jaket. Orang-orang berlalu-lalang berjalan menuju tiap-tiap ruangan yang ada di Rumah Sakit di lantai tersebut, ada juga yang terduduk di kursi yang sepertinya sedang menunggu seseorang. Dilihat nenek Marseno sedang terbaring, di sana ia seorang diri dan seketika terbangun dari tidurnya kala melihat Marseno dengan Aileen di samping yang tak ia kenali.

"Nenek ini teman baruku ... namanya Aileen, sore ini dia sudah boleh meninggalkan Rumah Sakit." Marseno memberitahu. Aileen tersenyum dan menyapa.

"Oh ... ini yang pernah Seno ceritakan? Kamu begitu cantik Aileen, senyumnya manis." ucap nenek Marseno membuat Aileen tersipu malu.

Aileen mendekat kepada nenek. "Terima kasih, ngomong-ngomong bagaimana kondisi nenek sekarang?"

"Sudah jauh membaik, tapi kadang masih suka tiba-tiba pusing. Mungkin karena memang sudah tua juga ... oh iya, kamu mau kue lapis? Ini kue kesukaan nenek, Marseno yang membelikan." Ia langsung menyodorkan kue lapis kepada Aileen yang masih terbungkus rapi dalam kotak. Sepertinya nenek sama seperti Marseno, tidak suka jika pemberiannya di tolak, Aileen mengambil satu potong kue lapis dan mulai memakannya.

Mereka membicarakan banyak hal, Aileen yang tadi ragu dan malu sudah lebih tenang sekarang, nenek Marseno ternyata sangat baik menurutnya. Saat ini mereka sama-sama sedang memakan kue lapis bersama dan pastinya bertiga. Aileen menyimak jelas saat nenek mencerirakan Marseno sewaktu kecil seperti apa, katanya Marseno sudah sangat perhatian dan penyayang sejak kecil, ia juga orang yang sangat sopan. Satu jam berlalu begitu saja, Aileen berpamitan kepada nenek untuk kembali ke ruangannya, terlebih saat ini sudah menunjukkan pukul dua lebih lima belas menit dan Aileen harus segera kembali untuk siap-siap pergi meninggalkan Rumah Sakit. Sebelumnya Rendra dan Narni sudah mengurus semua perpindahan Aileen untuk ke Panti Asuhan, meski dengan berat hati karena nyatanya tidak tega melihat Aileen yang akan tinggal di Panti Asuhan, tetapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi karena Aileen memang menginginkan untuk tinggal di sana.

JIKA ESOK BERTEMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang