05

33 8 1
                                    

-------------------------------------------------------
selamat datang dan selamat membaca^
--------------------------------------------------------
***

Tiba saatnya untuk Aileen benar-benar meninggalkan rumah yang penuh kenangan dengan kedua orang tua nya. Seluruh barang yang ia bawa sudah di pindahkan ke mobil, cukup banyak dan cukup melelahkan saat mengemasnya. Aileen kembali menatap bangunan di hadapannya yang mulai sekarang sudah tidak akan berpenghuni lagi, rumah yang di huni oleh keluarga kecil dengan penuh kehangatan dan kasih sayang serta penuh cinta kini sirna telah hilang, menjadi rumah yang sepi tak berpenghuni.

Lagi dan lagi, Aileen merasa takut yang berlebih saat akan menaiki mobil, tubuhnya pun kembali gemetar seperti sebelumnya. Ia kembali terdiam walau terkadang menghiraukan reaksi pada tubuhnya itu. Mobil melaju perlahan memakan waktu hampir satu setengah jam karena macet sedari tadi, sempat bosan di mobil Aileen mendengarkan musik yang membuatnya sedikit lebih tenang dan nyaman. Hari-hari di lalui dengan kesedihan yang masih saja menghantui, Aileen amat berharap dengan tinggal di panti ia bisa mendapatkan teman baru yang lebih banyak dan membuat ia tidak bersedih. Mobil yang hanya mampu menampung empat orang akhirnya sudah terparkir di dekat bangunan yang sepertinya sudah ada sejak dulu, Panti Asuhan Anugrah 364.

Anak-anak ramai berkeliaran di halaman, bermain dengan anak lain yang sepertinya memang sama-sama tinggal di Panti. Hampir 60 orang tinggal di sana, dulu sempat lebih banyak, tetapi saat ini angka 60 sudah menempati posisi paling banyak dalam beberapa tahun belakangan. Bangunan tersebut berwarna abu-abu, dengan umurnya yang sudah cukup tua karena memang sudah di dirikan sejak tahun 1989. Halaman yang luas nan sejuk karena banyak tanaman yang menghiasi tiap sudut, dengan rerumputan menghijau dan bunga bermekaran, berluas sekitar 2,1 hektar. Aileen turun dari mobil di susul dengan Narni dan Rendra, mereka masuk ke dalam ruangan sang pemilik panti, Sari yang melanjutkan menjadi pengurus panti peninggalan dari orang tua nya, ia memiliki satu anak laki-laki yang akrab di panggil Ryo. Sari sudah cerai dengan suaminya tiga tahun silam, membesarkan Ryo sendirian alih-alih mengurus Panti yang membuatnya sibuk.

"Hai Aileen, senang bisa bertemu lagi denganmu. Ibu sangat sedih mendengar kabar buruk itu satu minggu lalu, Ibu turut berdukacita ... mereka berdua orang yang sangat baik." Sari berdialog saat melihat ada yang mendatangi ruangannya persis di dekat pintu masuk. Wanita berusia empat puluh dua tahun itu kelihatan sangat baik.

Usai barang-barang Aileen di simpan, Aileen mulai berkeliling panti. Sebenarnya ia sudah cukup hafal karena sudah mengunjungi beberapa kali bersama kedua orang tua nya dulu. Namun ternyata ada beberapa perubahan yang dulu sebenarnya tidak ada, contohnya seperti kolam ikan yang satu tahun lalu tidak ada di sana. Beberapa orang di Panti juga lumayan mengenal Aileen, mereka pun turut prihatin dengan keadaan yang menimpa Aileen. Beberapa kali Aileen mengobrol dengan anak panti yang lain, ia juga ikut bermain bersama seperti sedang mengasuh anak-anak kecil kelihatannya. Remaja seusia Aileen berjalan mendekat, tubuh yang tinggi hampir 169 senti meter dengan kulit sawo matang dan rambut yang terlihat lebih tipis dari Aileen. Wajahnya sedikit kusam, tapi wangi parfum nya semerbak membuat orang-orang pusing mencium wangi tersebut, sepertinya varian parfum yang ia kenakan memang tidak cocok di pakai siang hari seperti ini.

"Jadi kamu yang namanya Aileen? Perempuan yang akan sekamar denganku seperti yang waktu itu Ibu Sari katakan?" ucap nya kepada Aileen. Nama dia Utari, sepertinya anak tertua di Panti, ia ditemukan Sari di dekat Panti Asuhan di bungkus kain tipis dan terbaring di semak-semak saat bayi.

"Iya, aku Aileen. Aku sering mengunjungi Panti Asuhan tetapi sepertinya tidak pernah menemuimu. Apa kau baru juga sepertiku?" Aileen balik bertanya tidak mengerti maksud Utari yang membuatnya merasa terintimidasi.

JIKA ESOK BERTEMU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang