BAGIAN 2

3.7K 244 3
                                    

Pemeriksaan renjun telah selesai, darah yang di donor kan padanya sudah mengalir di dalam tubuhnya.

Kedua laki-laki yang bertanggungjawab atas kejadian ini masih setia menemani renjun hingga sadar dari pingsan nya.

"apa yang harus aku katakan nanti hyung?" tanya laki-laki bermata bulan sabit.

"aku tidak tau, rangkai saja kata-kata maaf mu itu. sudah ku bilang kan semalam bahwa aku saja yang bawa mobilnya, tapi kau tidak mendengarkan ku" omel laki-laki itu.

"rasanya aku ingin menangis saja" ucap laki-laki bermata bulan sabit.

"permisi tuan, saat akan mengganti infus pasien" ucap perawat yang baru memasuki kamar inap renjun.

"aku tau kedua orang ini yang membuat mu terluka seperti ini nak, hanya saja baba masih tenang karena dia mau bertanggungjawab" ucap perawat itu dalam hati, winwin.

"sepertinya pasien akan sadar sebentar lagi" ucap perawat itu kemudian keluar dari ruangan tersebut.

"aku akan pulang, kau jelaskan pada renjun nanti" ucap si kakak laki-laki.

"aniya mark hyung, tolong tetap di sini bersamaku, aku takut sekali jika renjun menuntut ku" ucap sang adik menahan kakak nya pulang.

"kau selalu seperti ini jeno, baiklah tapi berjanjilah untuk mengatakan hal yang sejujurnya" ucap mark di balas anggukan kepala oleh jeno.

"ughhh~ kepala ku sakit sekali" lirih renjun memegang kepalanya.

"h.hyung dia sudah sadar" ucap jeno panik.

"bodoh sekali kau ini, cepat dekati dia" omel mark.

"permisi, apa kau butuh sesuatu? apa aku panggilkan saja dokter untukmu?" tanya jeno setelah mendekati renjun.

"aniya, tidak perlu. kau siapa? dan kenapa aku bisa seperti ini?" tanya renjun.

"maafkan aku, aku sungguh minta maaf. kemarin malam aku tidak sengaja menabrak mu, lalu aku membawa mu ke rumah sakit untuk mengobati luka-luka mu" jelas jeno.

"maafkan aku, tolong jangan laporkan aku ke polisi" ucap jeno memohon.

"aniyaa, aku tidak mungkin melaporkan mu. lagi pula kau sudah bertanggungjawab karena membawa ku ke sini" ucap renjun.

"terimakasih, oh iya perkenalkan aku jeno dan yang di sana itu adalah hyung ku namanya mark" ucap jeno.

"aku renjun" balas renjun tersenyum tipis.

"apa kau yakin tidak perlu memanggil dokter? atau aku panggilkan perawat saja?" tanya jeno.

"aniya, saat ini aku merasa baik-baik saja" tolak renjun.

Dua minggu lama nya renjun melakukan pemulihan di dalam rumah sakit, seminggu yang lalu dia meminta pada mark untuk keluar hanya saja mark menolak.

Jeno pun menolak kalau renjun pulang, dia ingin renjun pulih sepenuhnya.

Selama dua minggu renjun beberapa kali di jenguk oleh manager nya juga berita dia kecelakaan sudah tersebar dimana-mana, namun jangan khawatir....rumah sakit tempat renjun di rawat aman dari wartawan.

"selamat pagi, aku membawa sarapan untukmu" sapa perawat yang selama dua minggu ini menjaga renjun.

"selamat pagi, kau selalu datang di jam yang sama" ucap renjun terkekeh.

"tentu saja, aku tidak mau membiarkan pasien ku menunggu kelaparan" jawab pasien itu terkekeh di balik maskernya.

"oh iya, aku membuat lemon tea untuk mu" ucap perawat.

"benarkah? wahh kebetulan sekali, aku sangat suka lemon tea" ujar renjun tersenyum senang.

"kau masih tidak berubah nak, kesukaan mu masih sama seperti dulu" ucap batin winwin.

"syukurlah kalau kau menyukai nya, anak ku juga menyukai lemon tea" ujar perawat.

"kebetulan sekali, lalu dimana anak mu? apa dia juga bekerja di sini?" tanya renjun penasaran.

"aniya, anak ku pergi meninggalkanku karena keegoisan ayahnya....aku menyesal tidak mencegahnya waktu itu" jawaban perawat itu membuat renjun tertegun.

"ah maaf, aku seharusnya tidak membahas masalah keluarga ku. kalau begitu aku permisi, selamat menikmati sarapan mu" pamit perawat itu namun di tahan oleh renjun.

"tunggu sebentar" cegah renjun.

"ada apa? apa kau butuh sesuatu?" tanya perawat.

"aniya, maafkan aku karena menanyakan tentang anak mu. semoga saja kalian bisa bertemu kembali" ucap renjun tersenyum tipis.

"tidak apa-apa, aku juga berharap bisa bertemu anak ku secepatnya" ucap perawat kemudian meninggalkan ruang inap renjun.

Tiga hari berikutnya renjun udah keluar dari rumah sakit, mark yang mengantar nya pulang karena jeno sedang ada jadwal mengajar di kampus.

Selama dua minggu sejak pertemuan mereka, ketiga nya sudah sedikit dekat. kadang mark dan jeno bergantian merawat renjun di rumah sakit atau kadang keduanya yang merawat renjun.

Kedua saudara itu bagaikan bodyguard pribadi renjun saat di rumah sakit, renjun yang mendapat perilaku seperti itu sangat senang.

Selama ini dia hanya hidup sendiri, hanya mendapatkan semangat dari para penggemar nya saja. tapi sekarang dia memiliki teman, yang akan menemani nya.

"apa kau suka berkuliner makanan?" tanya mark.

"uhum, aku sangat sukaaa...makanan apapun itu, aku menyukai nya. apa lagi hot pot, uuuu astaga aku jadi pengen makan hot pot" rengek renjun membuat mark terkekeh.

"kau ini, baru saja di sebut sudah kelaparan. tapi, bagaimana jika kita singgah untuk makan hot pot? aku punya tempat makan yang enak" tawar mark.

"ide bagusss, sudah lama aku tidak makan hot pot" ucap renjun.

"baiklah, kalau begitu akan ku perkenalkan kau dengan sepupuku... dia memiliki usaha kuliner yang terkenal, kau tidak akan menyesal jika mencoba seluruh makanannya" ucap mark membuat renjun tergiur.

"aaaaa, aku tidak sabar" rengek renjun.














Bersambung...
suka - lanjut? vote dulu dong 💗
maafkan atas typonya 😔

I HAVE FOUR HUSBAND || RENJUN HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang