Al-Hubb 04

17 1 0
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Sebelum tidur Haya memilih untuk membersihkan wajahnya dan memakai skincare wajib yang biasa dia pakai. Setelah itu dia memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil scorll reels di instagram. Niat awal yang ingin melihat idol koreanya tertunda ketika semua reels instagramya mendadak berisi deretan pondok pesantren dan anak pondok keren.

Haya menggeram kesal kenapa reels instgramnya mendadak begini apalagi pondok pesantren yang terlintas di fyp nya saat ini adalah ponpes El emran.
Haya duduk di tepi kasurnya dan berpikir sejenak. Apakah ini jawaban dari istikharanya. Tak ambil pusing, haya akhirnya mencari kontak seseorang dan memencet tombol telepon di layar ponselnya.

"iya kenapa Ay?"

"waalaikummussalam" sindir Haya pada Tsabita. Haya bisa mendengar kekehan Tsabita di seberang sana.

"iya iya Assalamualaikum ning" goda Tsabita.

"ihh waalaikummussalam!" kesal Haya

"kenapa ay?"

"aku gatau kenapa fyp di instagram jadi aneh. Masak kena heck?" kata Haya.

"aneh gimana. Yagapapa sih lo kan mau umur 21?"

"bukan itu maksudnya. Fypnya ponpes mulu, santri mulu, terus parahnya ponpes El emran lagi". Jelas Haya

"Lo udah sholat Istikharah?"

"Udah"

"NAH!ITU JAWABNNYA KALI AY!" haya menjauhkan ponselnya dari telinganya karena suara Tsabita yang menggelegar sepert Toa masjid.

"Gua bilang juga apa. Terima aja lamaranya. Dari awal lo cerita gua yakin banget kalau Gus Zain itu jodoh lo, lo nya aja yang kebanyakan insecure pakek mikir segala lagi"

"mama lo udah tau?" tanya Tsabita

"belum, tapi mama tadi tiba tiba bilang yah intinya dia lega kalau sama Gus Zain"

"Tuh kan, mama lo aja ngerestui. Inget, Ay ridha orang tua itu sama kayak ridha Allah. Apa yang terjadi hari ini itu sebuah petunjuk kalau Gus Zain memang orang yang tepat buat lo. Buruan kasih tau mereka, Ay. Keburu Gus Zain ngelamar cewek lain karena lo lama!"

"GAK BOLEH LAH!" spontan Haya dan langsung mematikan sambungan telepaonnya.

Haya berjalan ke arah balkon kamarnya dan menatap langit malam untuk menjernihkan pikirannya.

"Ya Allah apa Engkau meridhoinya?" batin Haya yang tidak terdengar siapapun kecuali pemiliknya.

🦋🌻🦋🌻🦋🌻🦋🌻🦋🌻🦋

"Bismillahirrohmanirrohim, saya Haya Zareeya El Hasani menerima Gus Zain sebagai suami sekaligus imam bagi saya"

Semua orang yang mendengar ucapan Haya barusan tersenyum bahagia. Apalagi Abah dan Kyai Ihsan yang sampai berpelukan. Berbeda halnya dengan Zain yang lebih memilih menyembunyikan rasa bahagianya ketika Haya menerima lamarannya. Gus Zain hanya menunduk, mengucapkan syukur kepada Allah dan jangan lupakan senyum tipis yang tercetak di wajahnya.

Al-Hubb (al-hubb al-kasbi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang