All-Hubb 14

13 0 0
                                    

🌼 Happy Reading 🌼
.
.
.
.
.

Pagi ini Haya tidak menemukan suaminya semenjak bangun tidur. Haya masih mendapat tamu bulanannya, jadi dia memutuskan untuk tidur lebih lama dari biasanya. Gus Zain juga memberinya izin. 

Haya mengambil ponselnya di atas nakas. Ternyata banyak pesan masuk dari Gus Zain. Dari pesan itu Gus Zain memberitahu jika dirinya berangkat ke kantor lebih awal, karena ada masalah yang harus dia tangani langsung. Gus Zain juga memberitahu Haya, jika dia telah membuat sarapan untuk dirinya. Gus Zain bahkan membuatkan salad buah juga, dan menyarankan Haya untuk menonton netflik di laptopnya. Sehingga Haya tidak bosan sendirian.

Haya segera turun menuju dapur, dan benar saja dia melihat nasi goreng dan lauk pauk lainnya. Di lemari pendingin juga terdapat salad buah, dan buah-buahan lain yang sudah tersaji rapi di wadah-wadah kecil.
Haya mengambil salad buah, nasi goreng dan lauknya. Haya menatap makanan di depannya itu dengan bingung, bagaimana gus Zain tau hal apa yang dia sukai dan tidak?. Gus Zain bahkan menggunakan jely rasa strowbery karena Haya tidak menyukai buah strowbery yang dimakan langsung. Gus Zain juga membuatkan nasi goreng tanpa saus, karena haya tidak terlalu menyukai saus. Haya lebih suka nasi goreng dengan bumbu dapur dan banyak lada.

Haya mengulum bibirnya ke dalam, perasaan bersalah kepada gus Zain kembali memenuhi kepalanya. Selama ini gus Zain selalu memperhatikan dirinya, memperlakukan dirinya seperti ratu, tidak pernah marah, sabar, bahkan tak jarang Gus Zain juga melakukan pekerjaan rumah, dan memasak untuknya. Sedangkan dirinya, sekedar memasak saja dibantu oleh Bi Ami. 

Haya kembali meneteskan air matanya, seharusnya Gus Zain mendapat istri yang lebih baik dari dirinya, yang setara dengan Gus Zain. Seperti mbak Mika. Tidak ingin terlarut dalam kesedihannya, Haya lantas membersihkan piring kotornya dan rumahnya.

Setelah membersihkan rumah dan tubuhnya, haya mengambil dompetnya di dalam lemari. Haya ingin membuatkan kue coklat kesukaan Gus Zain. Kemarin Haya sempat bertanya kepada ummi mengenai Gus Zain, mulai dari makanan kesukaannya, hobinya, warna kesukaan, kebiasaan gus Zain, bahkan menceritakan masa kecil Gus Zain yang besar di area pondok. Jadi tak heran jika Gus Zain sangat mendalami ilmu agamanya. Berbeda dengan adiknya, Gus Zean yang hanya beberapa tahun tinggal di area pondok dan memutuskan bersekolah di sekolah umum.

Karena jarak rumah dan supermarket tidak terlalu jauh, Haya memutuskan untuk berjalan kaki sembari mengamati lingkungan sekitar kompleknya. Setelah sampai di supermarket Haya segera mengambil troli belanjaan dan mengambil barang-barang yang dia butuhkan. Setelah dirasa cukup Haya lantas membayarnya dan kembali ke rumahnya.

Haya melihat tutorial membuat cookies kering dari laptopnya. Jika dipikir-pikir sudah lama sejak dirinya menikah dengan Gus Zain, Haya belum pernah menghidupkan laptopnya. Laptop ini adalah pemberian dari papanya sebagai hadiah untuk kelulsan SMAnya waktu itu. Laptop ini juga menjadi saksi bisu dia harus merevisi segala laporan dan skripsi.

Haya memasukkan bahan-bahan seperti tepung, gula, dan lainnya sesuai instruksi. Dia juga menambahkan potongan kurma, mengingat gus Zain sangat menyukai kurma. Setelah semua bahan tercampur rata, haya membuat variasi bentuk di atas loyang. Kemudian memasukkannya ke dalam oven.

Dilain tempat Gus Zain menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. Dia memejamkan mataya guna menetralkan amarah yang mati-matian dia tahan. Hari ini sangat melelahkan bagi dirinya. Gus Zain tidak menyangka bahwa orang yang selama ini dia percaya, justru menusuknya dari belakang dengan cara melakukan penggelapan dana di perusahaannya. Parahnya lagi orang itu justru membalikkan fakta dan melimpahkannya ke orang lain. Untung saja sekretarisnya dengan cepat menyadarinya, sehingga Gus Zain dapat menyelesaikannya dengan mudah.

Al-Hubb (al-hubb al-kasbi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang