22 - Holiday II

805 82 32
                                    

[ Disclaimer cerita hanya karangan belaka, peminjaman nama tokoh dan visual tidak untuk di bawa ke real.]

——— Story Play ——— ;

••••••

Mengikuti kesepakatan suara masing-masing mereka memutuskan untuk berkunjung menuju Palais Garnier terlebih dahulu. Sebuah gedung opera bergaya Italia yang akan membawa mu pada nuansa abad-19, dimana kamu juga bisa melihat museum di sana.

"Bangunan ini didesain oleh Baron Haussmann pada tahun 1858, dan dibangun oleh Charles Garnier tahun 1861. Ada beberapa cerita angin yang mengatakan bahwa Charles membangun gedung ini sebagai bentuk cintanya untuk sang istri yang sangat gemar menonton pertunjukan opera. "

"Kamu cukup tahu banyak hal-hal seperti ini. " Imbuh Sing kepada kekasih manisnya, Zayyan hanya tertawa singkat, ia kembali melangkah untuk memasuki gedung opera itu, sementara Sing dan yang lainnya senantiasa mengikuti di belakang si manis

"Aku gemar membaca cerita, ku pikir cerita bertema tentang Historical adalah sebuah kemewahan yang sulit untuk di abaikan. "

"Yah, tapi jika cerita itu tentang Kerajaan Inggris pada abad ke-16 yang mengisahkan garis keturunan Tudors aku pikir aku akan gila. " Leo menimpali dengan raut wajah yang menekuk tidak senang saat mengingat sebuah series Televisi yang pernah ia tonton itu

"Yah itu Raja Henry nya yang terlalu brengsek dan ambisius untuk mendapatkan keturunan seorang laki-laki. "

Zayyan menghela nafas kecil, cerita fiksi tentang Kerajaan itu memang indah, akan tetapi semua berbanding terbalik dengan kisah-kisah nyata yang terjadi pada jaman nya.

"Hei, aku membaca bahwa pengurus gedung ini akan membuka pertunjukan opera nanti malam" Lex yang semenjak tadi tengah sibuk dengan ponselnya meski telinga nya terus mendengar percakapan dari teman-teman nya mendongak, memperlihatkan sebuah platform laman website di sana.

"Sungguh? Itu sangat jarang, kita beruntung datang di saat waktu yang tepat. Drama apa yang akan di tampilkan? " Zayyan mendekat kepada Lex, menaruh atensi nya pada layar ponsel yang menyalah itu.

"Madam Butterfly....."

"Bukan kah itu kisah yang menyedihkan? " Komentar Davin tak bisa untuk di tahan, pria tinggi itu sedikitnya tahu tentang opera karena sang ibu yang menyukai selera seperti itu.

"Yah memang begitu, tapi ambil sisi baik nya saja, tidak semua kisah cinta itu memang berjalan mulus kan. "

"Oh pameran museum nya akan segera di mulai, ayo... "

•••••••

"Kamu benar-benar ingin menonton nya nanti malam? " Sing bertanya di kala keduanya tengah menikmati makan siang pada sebuah restoran yang tidak jauh dari Hotel dimana mereka menginap, bersama Leo dan Wain, mereka duduk berempat dalam satu menja, sedangkan yang lain nya tengah menduduki meja yang lain, tentu saja tidak terlalu jauh dari meja Sing saat ini.

"Aku tidak terlalu menyukai opera, jadi mungkin aku akan bosan... " Imbuh Leo, di sela diri nya yang tengah menusuk daging di atas piring milik nya dengan malas

"Yah aku tidak perduli kau mau ikut atau tidak juga sih. " Ucapan acuh dari Wain mengundang delikan sinis dari sang maknae itu, sebelum beralih kepada Zayyan yang masih menikmati makanan nya dengan tenang.

"Hum aku sudah sangat lama ingin melihat opera ketika berada di salah satu negara di Eropa, karena akan mengantarkan nuansa yang berbeda bagi ku, kenapa apa kamu tidak ingin ikut? "

Sing tak lekas memberikan jawaban, pria tampan itu hanya diam sejenak menatap kekasihnya.

"Tidak hanya saja, perasaan ku tidak enak. "

THE ROYALS [ SingZay ft member ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang