Jangan lupa ucapkan terima kasih kepada diri sendiri.
Albara Zayyan Mahendra
∆∆∆∆
Suasana pagi hari dengan hawa dingin yang sangat menusuk batin. Sekujur raga terbelenggu dalam dinginnya pagi. Pagi hari berhias kabut yang sangat tebal. Kabut yang sangat tebal mendekap seluruh jiwa. Berselimut mantel sangat tebal yang menghangatkan sekujur raganya.
Sang mentari menyapa pagi hari dengan senyumannya yang sangat mengagumkan hati. Senyumannya memancarkan kehangatan teriknya kala pagi hari yang sangat dingin. Ia raih kehangatan sang mentari dalam naungan jiwa yang dirangkul oleh hawa dingin pagi.
Burung-burung semuanya bertebaran saling bertegur sapa satu sama lain. Burung-burung bercuitan dengan lantunan yang menawan melodinya. Burung-burung yang beterbangan menyapa dirinya di pagi hari. Suasana jalan yang sepi penuh damainya hati.
Di pagi yang indah ini, seperti biasa lelaki itu terbangun untuk menuju sekolah. Suara mesin mobil sudah terdengar di telinganya, menandakan bahwa sebentar lagi waktunya untuk berangkat.
"ZAY CEPAT!"
"Sebentar!"
Remaja itu bangkit dari duduknya setelah meminum susu yang di buatkan oleh wanita paru baya yang dirinya sebut sebagai Mama. Tak lupa Zayyan mengucapkan salam kepada sang Mama untuk berpamitan. Ia tak sendiri melainkan bersama sang Adik, 9 tahun berbeda sekolah sekarang mereka bisa menuju ke sekolah bersama.
"Ma, Zayyan sama Gilang berangkat ya." ucap Zayyan dari luar yang disambut jawaban hangat dari sang Mama.
Sepanjang perjalanan juga, mereka banyak melihat pelajar yang hendak berangkat ke sekolah, entah itu pelajar SD, SMP dan SMA. Mobil itu memasuki halaman parkir sekolah baru mereka, sudah sangat ramai apakah karena banyak pelajar baru? mungkin saja.
"Gak nyangka kita bisa satu sekolah satu kelas lagi." ucap Gilang. Zayyan mengangguk, dan mereka melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.
Pesona kedua Adik Kakak tak sedarah tetapi sepersusuan itu menjadi sorotan para siswa-siswi SMA Antariksa high school. Tak sedikit juga beberapa yang menggoda mereka berdua namun tak di gubrisnya.
"Serius itu Adik kelas kita? cakep banget gila."
"Pesona Adik kelas yang baru masuk."
"Boleh lah kenalan."
"Asli si ini, mereka bakal jadi prince di Atris High School."
Berbagai ucapan keluar dari mulut senior sekolah itu, tetapi keduanya tak perduli tujuan mereka hanyalah menuntut ilmu. Langkah lelaki itu terhenti, ia melihat sosok yang tak asing bagi dirinya.
"Kenapa?" tanya Gilang heran, karena Zayyan tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. Zayyan tak menjawab ia fokus memperhatikan lelaki yang sedang berjalan di halaman sekolah itu.
"Mahes." panggil Zayyan, remaja yang ia perhatikan sedari tadi benar-benar mirip sekali dengan teman smp nya. Sang empu yang mendengar namanya di panggil menoleh melihat siapa yang memanggil dirinya, tak terlalu jelas melihat Mahes berjalan mendekatinya. Senyum Zayyan mengambang ternyata lelaki itu benar teman SMP nya, Mahes tersenyum melihat kehadiran Zayyan dan Gilang di depan sana ia pikir perpisahan itu menjadi pertemuan terakhir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELF HEALING || Zayyan Xodiac
General FictionBELUM DI REVISI ⚠️ TYPO BERTEBARAN. Hidup gue kayanya tentang lelucon sampai-sampai semesta berulang kali menaruh semua yang ia ingin lihat dari ku. warning! cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan real life mereka ( para tokoh ), hany...