40

608 30 6
                                    

! Smoothie but Taste !
.
..
...
....
.....

"Arkhhhh sakit sayang!!" Jeno berusaha melepaskan tarikan Jaemin yang terus-menerus menarik kuping nya ke atas.

"Jelasin soal ini?" Jaemin menunjukkan foto Jeno yang lagi bergandengan sama Nayla di sebuah cafe pada Jeno.

Jeno sedikit memicingkan matanya, lalu menatap kerut ke sang pacar.

"Siapa yang hantar ini ke kamu?"

"Nggak usah nanya siapa yang ngantar, sekarang jelasin soal foto ini."

Jaemin melepaskan cubitan nya dari kuping Jeno, lalu menatap tajam ke Jeno yang mengelus lembut kupingnya yang udah sedikit merah itu.

"Edit aja itu, aku lagi di kantor aja. Lihat baru pukul 10 pagi belom waktunya makan siang loh." Cemberut Jeno, lalu memalingkan wajahnya nggak pengen lihat ke Jaemin.

Para karyawan kaget dengan apa yang mereka lihat, kok bisa tuan mereka seperti itu? Agak lain ya.

"Bener nih?" Kepastian Jaemin.

"Iya loh, masa sih aku keluar sama Nayla berduaan kalo iya juga pasti soal kerjaan tapi nggak sampe pegangan kayak gitu. Itu aja kamu percaya."

Jeno sedikit kesel dengan Jaemin, soalnya Jaemin nggak pernah percaya sama dia apalagi soal selingkuh.

Jeno setia asal kalian tau ya, garis bawa apa atas?

"Tuan, apa kita har......"

"Apa nggak lihat gue lagi ngomong sama Jeno?" Tatap Jaemin dingin ke Nayla yang datang menghampiri mereka.

"Tapi ini soal pertemuan ben....."

"Sial aja sama pertemuan itu, gue lagi ngomong sama Jeno bisa nggak lo pergi?"

"Maaf pertemuan ini penting, nggak bisa di tunda lagi." Balas Nayla tanpa takut dengan tatapan Jaemin yang udah setajam pisau silet itu.

Jeno? Dia hanya membiarkan sahaja, dia suka lihat Jaemin yang seperti ini. Jaemin yang dia kenal dahulu, seorang yang keras kepala.

Jaemin mendekati Nayla, lalu menatap Nayla dari atas sampe bawa lalu kembali naik ke atas menatap wajah tebal Nayla itu.

"Apa lo nggak tau larangan di perusahaan ini? Atau lo emang nggak pernah baca soal larangan di perusahaan ini?"

"Saya udah baca semuanya, apa ada masalah?"

"Baca atau cuman lihat? Atau emang pakaian lo kurang bahan? Dan ini kenapa nggak ada celana? Di sini bukan tempat menjalang, tapi tempat bekerja."

Ayat pedas dari Jaemin membuatkan para karyawan tertawa kecil ke Nayla.

Nayla melihat sekeliling bentar, lalu membalas Jaemin dengan lantang.

"Emang kenapa kalo gue pake seperti ini, apa ada masalah bagi lo? Toh tuan Jeno juga nggak keberatan."

"Dia emang nggak keberatan soalnya dia nggak bakal pandang juga. Dan lagi satu Jeno lebih suka yang sexy dalaman bukan luaran."😇

Nayla terdiem, dirinya seperti direndahkan oleh cowok biasa seperti Jaemin padahal dia mempunyai hak untuk bersuara di perusahaan itu tapi kenapa orang yang nggak punya hak dengan perusahaan malah berani bersuara padanya.

"Jalang kayak lo emang seperti itu, seneng banget lobang lo di perkosa sama orang." Sinis Nayla, tapi malah di tertawakan oleh Jaemin.

Jaemin mengambil sesuatu di kantong celana Jeno, membuatkan Jeno kebingungan begitu juga dengan lainnya.

"Ngapain sama hape aku?"

"Pengen buka camera bentar."

Jaemin pun membuka camera hape Jeno, lalu dia memperlihatkan ke Nayla.

"Gimana? Bisa lihat nggak?" Nayla bingung, nggak ngerti dengan maksud Jaemin.

"Apaan ini?"

"Loh? Belom sadar ternyata. Apa lo nggak lihat diri lo juga sama kayak gue, pengen di puasin lobangnya?"😏

Jeno tertawa begitu juga dengan para karyawan karna kepintaran Jaemin dalam membalas kata-kata lawan nya tanpa takut.

Bu sang kepala maid yang ada di situ tersenyum dengan nak Jaemin, nggak sia-sia sih dia ikut karna bisa nonton Indosiar di perusahaan Lee.

🥲

-
--
---
----
-----
🥼Bersambung🥼

Suka aja Jaemin kayak gini, nggak tau napa😇

Semoga kalian juga suka dan saya bisa lanjut!!💕

LIKE💛🖤FOLLOW

I Can't Hold It || Nomin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang