OO . Prologue

506 41 0
                                    

ⓘ . 650 words, accident

 650 words, accident

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






🔙

1 keluarga kecil yang diisi oleh ayah, papa dan putra tunggal mereka nampak akan melakukan jalan jalan keluar kota.

Busan,

Tujuan mereka.

Kampung halaman sang papa.

Mobil mewah dengan warna hitam yang mengkilap itu melaju dengan kecepatan sedang dijalanan.

Sang putra sedari tadi tak berhenti mengoceh, ia mengucapkan sesuatu yang random tapi sangat lucu dimata sang papa.

Jihoon, sang papa beralih ke belakang, dan mengangkat sang anak dari car seatnya, menghujami wajah gembul sang bayi dengan kecupan bertubi tubi.

Sang bayi terkikik geli sambil terus menggeliat didekapan sang papa, Soonyoung yang sedang menyetir melirik kearah kaca, senyumnya mengembang melihat dua kebahagiaannya.

"Papwaa.." Yoshi menyentuh wajah sang papa abstrak, menggerakkan tengannya diatas permukaan kulit Jihoon.

Jihoon hanya tersenyum, ah, bahkan kulitnya benar benar lembut darpada Jihoon sendiri.

Saat berada disebuah jembatan yang biasa dipakai untuk alternative ke busan, Yoshi tiba tiba rewel ntah kenapa.

Diberi susu tak mau, diberi mainan pun tak mau.

Soonyoung bahkan sudah turun tangan menghibur sang anak walau masih fokus menyetir, Jihoon kehabisan akal sekarang.

Ah! Ia tahu!

Ia pernah diberi tahu oleh ibu panti, jika anak kita menangis tanpa henti, letakkan dia didada, maka sang bayi akan merasa aman dan nyaman.

Jihoon menyamankan posisi duduknya, mengangkat Yoshi lagi untuk ia baringkan didadanya.

Yoshi sedang telungkup diatas dada Jihoon, sudah tak serewel tadi tapi ia masih terus merengek dan sesekali menangis.

Jihoon mengusap punggung mungil si bayi, menyalurkan ketenangan dan kehangatan untuk sang putra, hingga matanya bergulir cepat kearah jendela kanan.

Truk bermuatan tinggi tiba tiba saja oleng saat menanjak ke jempbatan, truk oleng dan mengarah kebadan mobil.

Soonyoung reflek banting setir kearah kiri, mobil itu menghantam pembatas jalan, terguling kedalam jurang yang curam.

Jihoon mendekap sang anak erat erat, melindungi badan si bayi menggunakan badannya, tak peduli dengan ia yang terhantuk kesana kemari akibat mobil yang terus berguling.

Tibalah mobil didasar jurang.

Jihoon mendongakkan kepalanya, mengucap ribuan syukur karena masih bisa hidup dan melindungi nyawa anaknya.

Yoshi sudah berlumuran darah Jihoon, kepala Jihoon teralih menatap Soonyoung yang sudah tak sadarkan diri.

Mendekap Yoshi dengan erat, ia memggeser posisinya untuk mendekat kearah sang suami.

Jihoon merintih kesakitan saat lukanya tergesek oleh kursi mobil, "Akh.. soon.. bangun!" Jihoon menggoyangkan lengan Soonyoung pelan, berusaha mengguncang tubuh Soonyoung tapi ia terlalu lemah untuk melakukannya.

Tak kunjung mendapat jawaban, Jihoon pun berusaha membuka pintu mobil, sayangnya pintu macet dan tak bisa dibuka.

Jihoon memberanikan diri memecahkan kaca, menggunakan bolpen yang tergeletak dimobil, Jihoon menjauhkan Yoshi terlebih dahulu, setelah dirasa aman, ia mencengkram kuat bolpen itu, melayangkannya pada kaca mobil.

Krak!

Syukurnya berhasil, satu lubang disana membuat retakan yang menyebar keseluruh kaca. Dengan sisa kekuatan yang ia punya, Jihoon mendorong kaca itu dengan kedua tangannya.

Prang!

Jihoon segera keluar dari mobil, ia menatap tanjakan jurang yang begitu menyesakkan, itu terlalu tinggi untuk keadaan Jihoon sekarang.

Tapi ini demi anak dan suaminya!

Jihoon menghela nafas, ia mulai menapaki tanjakan jurang yang cukup licin akibat hujan yang mengguyur seoul semalam.

Tangannya menggenggam erat erat apapun yang bisa ia jadikan tumpuan untuk kembali naik keatas.

Dengan sabar Jihoon naik dengan tenang dan hati hati, saat sampai diatas Jihoon bangkit lagi tanpa memperdulikan rasa sakit yang menggerogoti kakinya.

Matanya menangkap mobil yang masih agak jauh, ia melambaikan tangannya.

Saat mobil mulai mendekat, ia masih setia berdiri ditengah jalan, hingga klakson nyaring dari pemilik membuat Jihoon memejamkan matanya kala merasakan telinganya berdengung.

"Yak! Apa kau gila?!" Teriak supir yang mengendarai mobil itu.

Seorang pria dengan setelan jaz dan seorang pria manis dengan setelan santainya keluar dari mobil, betapa terkejutnya keduanya saat melihat keadaan Jihoon.

"Ya tuhan! Ada apa denganmu?" Si pria manis mendekat, ntah ada apa nafas Jihoon terasa berat.

Nafasnya mulai putus putus, "Aku.. haahh.. haahh.. mobilku.. an--"

Bruk!

"Seungcheol!" Jeonghan berteriak histeris, melindungi kepala Jihoon agar tidak terjatuh diatas aspal.

Jihoon ambruk sebelum menyelesaikan kalimatnya, Seungcheol dengan gerakan cepat membopong tubuh Jihoon kedalam mobil.

Tak menyadari masih ada nyawa yang harus ditolong dibawah sana.

Tak menyadari masih ada nyawa yang harus ditolong dibawah sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Holaaa, ketemu lagi dibook baru aku !

Masih berantakan tapi yaudalah ya nanti direvisi lagi, hehe. Oh iya, ini first time aku nulis book bxb jadi maaf kalo agak klise ya.

Kalo kurang dapet feel nya bisa komen buat saran kok, kritik juga boleh, asalkan kau bahagia~ eakk 🤭🤭.

Jangan lupa vote ya readers, karna vote adalah salah satu semangat dari kalian yang bisa buat aku semangay buat nulis booknya !

Okedeh, see you in the next chapter bubayy 👋💗.

Moon Coeur, Jihoon | Soonhoon ft. YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang