DETAK -3-

555 103 29
                                    

"Appa tak jadi mengirim anak itu ke asrama." ucap Jisoo.

Sebelumnya, ke empat gadis Lee merasa senang karna gadis yang mereka anggap benalu akan segera keluar dari mansion. Tak di sangka jika sang Ibu justru meminta agar gadis itu tetap tinggal di mansion.

"Ku dengar itu permintaan Eomma sendiri."

Mereka tentu tak habis pikir, mengapa sang Ibu malah mengajukan permintaan konyol itu.

Ke empat gadis Lee tengah berkumpul di ruang tengah. Membahas perihal gadis yang tidak berhenti mengganggu pikiran mereka.

"Aku sering melihat Eomma menangis. Sudah pasti anak itu penyebabnya. Bukankah lebih baik jika dia pergi dari sini." Tampak sekali kebencian di wajah Jennie setiap membicarakan tentang Yewon.

"Seharusnya Appa mengirimnya ke luar negeri. Aku bahkan benci karna harus satu sekolah dengannya." sahut Lisa.

Mereka benar-benar menginginkan kepergian Yewon.

Hati mereka sudah tertutup oleh kebencian. Mereka bahkan tak segan mengucapkan kalimat kasar untuk gadis malang itu.

"Chaeng-ah, mengapa diam saja? Kau sakit?"

Jisoo bertanya saat menyadari jika satu adiknya sejak tadi hanya diam.

"A-aniya, aku hanya sedikit mengantuk."

"Pergilah ke kamarmu, kau juga Lisa. Besok kalian sekolah."

"Kalian mengusirnya?"

"Apa maksudmu?"

"Eommaku bilang Ayahmu berencana mengirimnya ke asrama. Kalian pasti sangat senang jika anak itu pergi."

"Jangan ikut campur masalah keluargaku Miyeon. Kau tak tau apa-apa!"

"Jangan menjadi jahat hanya karna menuruti ego Chaeyoung."

"Aku yakin kau sudah cukup dewasa untuk mengerti keadaan. Jika kau ingin marah, seharusnya kau marah pada Ayahmu. Karna semua berawal dari kesalahan Ayahmu sendiri."

Percakapannya dengan Miyeon di rooftop sekolah terus terngiang. Miyeon bahkan mengatainya tak punya hati hanya demi membela gadis yang ia benci.

Seharusnya Chaeyoung tak perlu repot-repot memikirkannya. Namun ucapan Miyeon kemarin sedikit mengusik hatinya.

Miyeon seperti memandang rendah dirinya, bahkan mengatainya buruk.

.

.

.

Tak bisa di pungkiri jika Yewon sangat bahagia saat sang Ayah tak jadi mengirimnya tinggal di asrama. Jongsuk mengatakan jika itu semua karna permintaan Yoona.

Benarkah?

Apa itu artinya sang Ibu mulai membuka hati untuknya?

Yewon keluar dari kamar setelah memastikan tak ada siapapun yang mungkin akan berpapasan dengannya. Gadis itu melangkah menuruni anak tangga menuju dapur.

Tujuannya, tentu saja ingin menemui sang pengasuh. Yewon sudah tidak sabar ingin menceritakan semua isi hatinya.

"Bibi Han."

"Ah nona Yewon, nona membutuhkan sesuatu?" wanita paruh baya itu tampak menghampiri Yewon di tengah kesibukannya menyiapkan makan malam.

"Ani. Apa Bibi sedang sibuk?"

Wanita itu menggeleng.

"Hanya membantu mereka menyiapkan makan malam." ucapnya seraya menunjuk ke arah para maid.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang