DETAK -13-

454 93 23
                                    

Kehidupannya berubah setelah ia memutuskan untuk keluar dari mansion Lee Jongsuk.

Memilih menjadi bagian dari keluarga Lee Jihoon, Yewon benar-benar mendapatkan limpahan kasih sayang dari keluarga yang kini merawatnya.

Dulu hampir setiap hari ia menerima penolakan, bahkan tak jarang makian yang terlontar dari bibir ke empat kakak kandungnya.

Tapi anehnya Yewon tak pernah menyimpan kebencian pada mereka. Yang tertanam di hatinya, mereka tetaplah keluarga kandungnya.

Menurut Yewon mereka tak bersalah, justru keberadaannya lah yang salah. Lagi pula siapa yang menginginkan anak hasil hubungan gelap?

Yewon tak pernah membayangkan bahwa ia akan keluar dari mansion yang sudah membesarkannya. Setiap perlakuan buruk yang mereka berikan, Yewon hanya diam menerima semua itu. Bahkan dulu ia lupa bagaimana caranya tersenyum karna kehidupan yang ia jalani terlalu menyedihkan.

"Eomma memintamu turun untuk makan malam."

Yewon menoleh saat kakak sepupunya datang menghampiri. Ia tengah berada di balkon kamarnya.

Yewon hanya mengangguk lalu kembali menatap ke depan.

Miyeon mendekat, ia mengikuti arah pandang Yewon.

"Bukankah tamannya lebih indah saat malam hari?"

Yewon mengangguk, itulah alasan mengapa ia begitu suka berada di balkon saat menjelang malam.

Menikmati pemandangan taman mansion yang indah. Bahkan taman di mansion lamanya tak seindah taman mansion milik keluarga Miyeon.

"Samchon pasti harus mengeluarkan banyak uang untuk membangun itu semua."

Miyeon terkekeh. Bukan sekali dua kali Yewon membahas tentang uang di hadapannya.

Oh ayolah, mereka adalah Lee. Keluarga yang cukup berpengaruh di Korea.

"Bahkan jika kau ingin di belikan pulau, Appa pasti akan berikan."

Mata Yewon membulat, ucapan Miyeon selalu saja di luar perkiraannya.

"Aku serius, kau mau apa? Semua yang kau mau bisa dengan mudah Appa wujudkan."

"Unnie, aku tau kau kaya. Tapi jangan gunakan untuk hal-hal tak penting."

"Bukan seperti itu, kita hanya membantu Appa menghabiskan uangnya. Appa dan Eomma justru senang, lagi pula mereka bekerja juga untuk kita."

Tetap saja itu di luar kamus hidup Yewon. Gadis itu sangat sederhana sejak dulu, meski bisa dengan mudah membeli sesuatu. Namun ia hanya akan membeli apa yang ia butuhkan. Bukan untuk bergaya seperti remaja lain.

"Aish sudahlah, sejak dulu kau memang sangat irit sekali." ucap Miyeon merasa frustasi dengan kesederhanaan Yewon.

Miyeon beralih pada sebuah kotak kecil di tangannya. Ia membukanya, lalu meraih tangan kiri Yewon. Tanpa mengatakan apapun ia memakaikan sebuah arloji di tangan Yewon. Hal itu sontak membuat Yewon mematung.

"Ini pemberian dariku, jadi kau harus selalu memakainya. Mengerti?"

Bukannya menjawab, Yewon justru terkagum saat mengetahui jika jam tangan itu dari brand ternama.

Itu pasti sangat mahal.

"Unnie, ini pasti sangat..."

"Berhentilah berbicara seolah kita tak mampu membelinya. Appa bahkan bisa membeli pabriknya."

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang