DETAK -18-

567 101 20
                                    

Perjalanan pulang mereka di selimuti keheningan. Yewon sesekali mencuri pandang ke arah Miyeon yang duduk di sebelahnya.

Kakaknya itu tampak diam dengan tatapan datar. Pertemuan tak terduga mereka dengan Yoona tadi mampu mengubah suasana hati Miyeon.

Tampak kesal, juga tak suka. Miyeon takut jika Yoona berniat menjemput Yewon.

"Unnie."

Sekali lagi Yewon memanggilnya, namun Miyeon masih sibuk dengan pikirannya yang entah kemana.

"Miyeon Unnie."

Yang di panggil tampak memejamkan mata sejenak, sadar jika sejak tadi ia mengabaikan adiknya.

Miyeon segera menoleh, ia menatap Yewon yang juga tengah menatapnya.

"Nde?"

"Unnie marah padaku?"

Mengapa Yewon berpikir jika Miyeon marah padanya?

"Ani."

Jawaban itu tak cukup bagi Yewon, karna terlihat sekali jika Miyeon tengah memendam kemarahan.

Yewon menggenggam satu tangan Miyeon, mencoba memberi kehangatan pada sang kakak yang sejak tadi bersikap dingin.

"Aku tak tau jika akan bertemu dengannya tadi."

Yewon pikir, kejadian tadi yang membuat Miyeon marah.

"Dia bukan ibuku Unnie, jadi mungkin aku akan berhenti berharap padanya."

Tangan Miyeon ia genggam cukup erat.

"Sudah ada kalian, aku tak membutuhkan yang lain."

.

.

.

Rasa sakitnya kian menjadi hingga Lisa tak mampu menopang tubuhnya. Gadis itu tersungkur di lantai kamar mandi, dengan tangan masih setia meremas baju bagian dada kirinya.

"Lisa!"

Chaeyoung segera merengkuh tubuh sang adik, ia berteriak memanggil yang lain. Melihat bagaimana adiknya kesakitan membuat air matanya seketika luruh.

Jisoo lebih dulu datang, di ikuti anggota keluarga yang lain.

"Lisa, kau dengar Unnie?" Jisoo mencoba untuk tetap tenang di tengah kepanikan mereka.

Lisa tak merespon panggilannya karna tengah berperang dengan rasa sakit.

"Appa, kita bawa Lisa ke rumah sakit!"

Jongsuk segera mengambil alih tubuh Lisa untuk ia angkat. Yoona ikut mengimbangi langkah Jongsuk untuk membawa Lisa ke rumah sakit.

"Unnie, Lisa baik-baik saja kan?" Chaeyoung bertanya pada Jisoo. Sedangkan Jennie memilih menyusul kedua orang tua mereka.

Wajah Chaeyoung sudah basah karna air mata. Ini bukan kali pertama Lisa mendapat serangan mendadak, ketakutan sering kali menghantui mereka.

"Lisa akan baik-baik saja, dia adik kita yang kuat."

Setelahnya Jisoo mengajak Chaeyoung menyusul ke rumah sakit.

Dalam genggamannya, tangan Chaeyoung terasa bergetar, Jisoo merasakan itu.

Memiliki adik kembar terkadang membuatnya menaruh kekhawatiran pada keduanya. Chaeyoung selalu ikut merasakan apa yang Lisa rasakan.

"Tenanglah." Sebelum menjalankan mobilnya, Jisoo berusaha menenangkan Chaeyoung. Ia usap air mata di kedua pipi adiknya itu.

DETAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang